Epilogue

359 22 1
                                    

5 tahun kemudian...

Fania terus ngecek jam yang dia pake. Sesekali dia neguk kopi yang udah mulai dingin di hadapannya.

Hari makin sore, makin dingin juga tentunya. Orang yang dia tunggu-tunggu masih belum ada kabar. SMS dan Line dari Fania-pun, gak di bales sama orang tersebut.

Tinggal beberapa teguk lagi sampe kopi Fania abis. Fania mutusin bahwa kalo kopi ini abis dan orang yang dia tunggu gak dateng juga, dia pulang.

Tegukan pertama, masih juga belum ada tanda-tanda dari orang itu.

Tegukan kedua, mobil sport hitam masuk ke dalam area parkiran kedai kopi. Tetapi, Fania ngehirauin kehadiran mobil itu.

Tegukan ketiga, habislah kopi tersebut. Fania ngeletakkin gelas kopi tersebut rapi dan segera membereskan barang-barangnya.

Tiba-tiba, bel tanda pengunjung masuk berbunyi. Fania ngehentiin aktifitasnya dan otomatis noleh ke arah pintu masuk.

Itu dia.

Perempuan dengan pakaian serba abu-abu & putih serta memakai sneakers khas dirinya masuk ke dalam kedai.

"Alika!" Teriak Fania keras. Mastiin orang yang ia panggil, dengar teriakannya tersebut.

Yang dipanggil menoleh, Alika segera berlari ke arah Fania. Fania membuka lebar tangannya, pertanda akan segera memeluk sahabatnya erat-erat.

Saat Alika udah ada di pelukannya, Fania gak segan-segan meluk Alika kenceng. Fania juga gak peduli dengan sekitarnya.

Alika & Fania udah gak pernah bertemu semenjak kepergian Alika ke Singapore beberapa tahun yang lalu.

Alika duduk tepat di kursi depan Fania. Selama kurang lebih 5 menit, mereka cuma tatap-tatapan. Keadaannya canggung.

"Jadi...?" Tanya Alika, berusaha sebisa mungkin gak keliatan awkward.

Fania ketawa kecil sebelum ngemulai pembicaraan.

"Kenapa sih, gue gak boleh jemput lo di bandara?"

Alika cuma ngegeleng. "Ya, gue gak mau aja. Pengen coba mandiri dihari pertama gue disini. Pulang sendiri dari bandara, misalnya."

"Oh gitu, toh. By the way, gimana kehidupan lo yang sekarang?"

"Gue udah lulus kuliah, Fan. Kerja gue baru aja di promosiin minggu lalu. Oh ya, gue belum kenalin tunangan gue ke lo ya?"

Alika cuma ngomong kayak gitu, udah bikin Fania kaget banget. Banyak hal yang terjadi sama Alika beberapa tahun terakhir, dan Fania gak sama sekali ada bareng Alika selama itu.

Fania bahkan gak tau Alika udah lulus, yang seharusnya mereka berdua lulus bareng - tapi di tempat yang berbeda - tahun depan. Fania bahkan gak tau Alika udah kerja. Fania juga gak tau Alika udah punya tunangan.

Alika nyeritain semuanya. Ia juga gak lupa ngenalin Josh, tunangannya, ke Fania lewat telpon. Fania & Josh ngobrol banyak.

Setelah mereka selesai ngomongin soal kehidupannya Alika, sekarang giliran Fania yang cerita gimana kehidupannya sekarang.

"Gue bakalan ceritain satu per satu ke lo. Tapi, please jangan sekaget gue tadi." Ucap Fania sambil nahan tawanya.

Alika ngangguk.

"Lo inget Rendy?"

Alika ketawa. "Ya, ingetlah. Masa gue lupa sama kawan gue sendiri?"

"Nah, iya. Gue sama Rendy... bakalan nikah minggu depan..." Fania ngomong gugup.

cinta canda-candaan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang