1/10

73 20 2
                                    

Part 1. MLYT Bertemu Pujaan Hati

Ia melihatnya, Sakura. Mingyu melihat gadis itu berdiri di depan barisan.

Sejak dulu gadis itu memang berbeda, selalu berhasil membuat mata Mingyu tertuju padanya. Hanya padanya. Seragam putih-hitam yang dikenakannya memang membuatnya menyaru di antara lautan mahasiswa baru, namun pemuda itu selalu bisa menemukannya di tengah kerumunan.

Mingyu merasa jantungnya berdebar kencang. Jaraknya dengan gadis itu sekarang hanya terpisahkan satu baris dan lima saf, tidak sulit untuk menyelak ke depan dan membuatnya berdiri di samping gadis itu. Namun, ia tidak bisa. Hatinya tidak mampu menahannya.

Seingatnya, saat dulu mengikui tes MBTI, hasilnya menunjukkan bahwa personality Mingyu adalah ESFP. Namun, di dekat Sakura, ia seketika berubah menjadi MLYT, meleyot.

Ya, Mingyu selemah itu di dekat orang yang ia suka.

Seorang senior yang mengenakan jas almamater berwarna biru telur asin berjalan mendekati posisi Sakura berdiri. Mata Mingyu langsung menyipit waspada. Pasalnya, ia rasa pemuda itu terlihat sangat mencurigakan. Sejak tadi tatapannya tertuju pada Sakura, membuatnya curiga pemuda itu menargetkan gadisnya.

Ia mengambil ancang-ancang untuk membela Sakura, kalau saja sang senior berniat mencari masalah. Meskipun, sepertinya itu tidak mungkin. Sakuranya adalah murid teladan. Senior itu tidak akan bisa menemukan celah dari kedisiplinannya. Satu-satunya kesalahan gadis itu adalah terlalu perfect.

"Sakura?" Benar saja, tak lama senior itu akhirnya memanggil nama si gadis berambut lurus sepinggang yang sejak tadi diperhatikannya.

"Saya kak."

Mingyu memasang kupingnya baik-baik, tidak mau ketinggalan informasi.

"Nanti kamu maju ke depan ya dek, menjadi perwakilan dari angkatan kamu untuk acara pembukaan ospek. Soalnya kamu yang nilai tes masuknya paling tinggi."

"Iya kak."

Ternyata begitu, Mingyu tersenyum. Sirna sudah kekhawatirannya barusan.

Dia masih Sakura yang sama, yang memberikan pidato setelah memenangkan olimpiade nasional di tahun kelimanya di sekolah dasar. Ia masih secemerlang itu. Sakuranya hebat sekali bukan? Dia sangat mengagumkan tidak hanya di mata Mingyu, tapi juga di kehidupan nyata.

Melihat Sakura berdiri di atas panggung, membuat Mingyu memutar kembali ingatan tentang pertemuan pertama mereka. Sakura adalah temannya Eunchae, adik dari Mingyy. Ia juga baru tahu kalau gadis itu tinggal di perumahan yang sama dengannya, sehingga gadis itu sering datang ke rumahnya untuk bermain dengan Eunchae.

Dari pertama matanya bertemu dengan mata besar gadis itu, Mingyu sudah merasa ada yang berbeda dari gadis itu. Sakura tidak seperti Eunchae yang berisik, aktif dan suka mencari masalah dengannya, anak itu lebih tenang dan pendiam. Cara bicaranya juga lembut, tidak menggebu. Dia selalu tersenyum dan menjawab setiap pertanyaan dengan sopan, tidak seperti anak seusianya.

Tapi, di antara semua itu, Mingyu paling suka matanya. Entah karena wajahnya yang kecil atau memang matanya yang kelewat besar, netra itu terlihat berkilauan dan sangat menarik perhatian. Apalagi, ketika ia tersenyum atau tertawa.

Mata itu masih sama dengan yang dilihatnya saat ini, membuat gadis itu terlihat stand out di atas podium. Ia memberikan pidato singkat dan menyambut positif pembukaan ospek, jangan lupakan tata bahasa yang indah saat ia berbicara. Mingyy bisa mendengar kerumunan di sekitarnya berdecak kagum melihat Sakuranya di atas sana. Tidak hanya pintar di akademik, gadis itu juga pintar memilih kata-kata hingga membuat orang-orang terkesan. Seakan belum cukup, visualnya pun sangat cantik di atas rata-rata.

Mending Kamu Pilih Aku, RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang