2/10

53 15 1
                                    

Part 2. MLYT, Si Calon Sad Boy?

"Yang tadi itu bukannya mantan Rara?"

"Iya pah."

"Ngapain dia di sini?"

Sakura menghela napas jengah. Saat ini dia berada di dalam mobil berdua dengan papanya, Chanyeol, yang menjemputnya beberapa saat lalu. Sebisa mungkin ia tidak ingin membahas kejadian tadi, di mana ia bertemu dengan mantannya saat berjalan menuju gerbang belakang bersama Mingyu.

Sayangnya, mereka sedang dalam perjalanan pulang, melewati jalan Slamet Riyadi yang macet parah di jam pulang kantor. Jadi, keadaan itu dimanfaatkan oleh Chanyeol untuk mengorek informasi dari putri sulungnya yang mau tidak mau menjawab pertanyaannya.

"Kampus kan terbuka untuk umum Pah, semua orang bisa kuliah di sana asalkan terdaftar sebagai mahasiswa," jawab gadis itu logis.

"Papa ga suka kamu dekat-dekat dia. Dia kan mantan kamu."

Chanyeol menyiratkan ketidaksukaan yang amat kentara di raut wajahnya. Ia adalah tipe bapak-bapak over protektif yang tidak suka anak gadisnya didekati oleh pria mana pun, karena menganggap mereka semua adalah bajingan. Tidak ada yang bisa menyayangi Sakura setulus dia sendiri.

"Terus kenapa kalau mantan?" tanya Sakura iseng.

"Ya ga suka aja!"

"Random banget sih pah."

Sakura sampai mengelengkan kepala, tidak habis pikir dengan tingkah ayahnya yang masih saja seperti dulu. Seperti anak kecil saja, tidak berubah.

*****

"Gimana rasanya jadi maba?"

"Biasa aja, paling lebih capek karena tugas ospeknya bejibun sih, kenapa?"

Sakura, seperti malam-malam sebelumnya, mengangkat telepon dari Eunchae yang ada di Jakarta. Membicarakan berbagai hal, dari yang penting hingga absurd. Biasanya, Yunjin juga akan ikut bergabung, namun sayangnya gadis itu masih ada jadwal bimbel, sehingga tidak bisa bergabung dengan mereka.

"Gapapa sih, mau nanya aja. Sebanyak itu ya tugasnya?"

"He'em."

Sakura kembali membuat garis tepi di kertas hvs yang telah dibagi dua, membuat template untuk tugas buku kenal yang baru tadi pagi diberikan. Daripada harus terburu-buru karena dikejar deadline, Sakura lebih suka mengerjakannya dari awal, secara bertahap. Jadi, di akhir nanti ia tidak akan keteteran.

"Lo ketemu Mingyu nggak Ra, di sana?"

Sakura berhenti sejenak dari kegiatannya dan tersenyum tipis.

"Pastilah, gue sama dia kan seprodi. Kenapa? Kangen?"

"Idih jijik banget gue kangen sama Mingyu!"

Sakura tertawa mendengar reaksi Eunchae. Gadis itu selalu saja gengsi begitu setiap kali ditanya soal perasaan emosionalnya pada Mingyu. Padahal, siapa pun yang melihat pasti tahu betapa Eunchae sebenarnya sangat menyayangi kakaknya.

"Lagian tumben banget nanyain Kak Mingyu, biasanya aja sambat terus,"

"Itu tuh pure karena dia emang nyebelin banget! Lo tau gak alasannya mau kuliah di Solo? Ngejagain gue, soalnya tahun depan gue kan mau nyusul lo ke Solo kan bareng Yunjin juga. Peres banget ga sih? Gue yakin sebenernya dia itu pengen jauh dari rumah supaya ga disuruh-suruh nganterin bunda ke sana sini! Soalnya kan kalau ayah lagi kerja, selalu dia yang disuruh!"

Mending Kamu Pilih Aku, RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang