Part 8. FYI, Kamu Tidak Meleyot Sendirian
Penasaran kenapa PDKT Mingyu si MLYT bisa berjalan semulus itu? Tentu saja selain memiliki orang dalam (read. Eunchae), itu karena Sakura juga menginginkan hal yang sama. Kaget? Tidak dong, kan udah dispill dari awal.
Kalau kalian mengira Mingyu adalah satu-satunya yang jatuh cinta, maka kalian salah. Cinta pemuda itu pada nyatanya tidak bertepuk sebelah tangan. Sakura juga menyukai Mingyu. Itulah alasan kenapa setiap pendekatan Mingyu berakhir dengan semakin mendekatnya hubungan mereka. Jika dari awal Sakura menutup diri, mustahil semuanya bisa menjadi seperti sekarang, karena dari awal gadis itu pasti akan memasang wajah jutek dan tidak menghiraukan setiap langkah yang diambil pemuda itu.
Mari kita mundur sedikit ke masa lalu, dimana Sakura belum pindah ke Solo. Saat itu keadaan tidak lebih baik dari sekarang, bahkan bisa dibilang itu adalah masa-masa kelamnya sebagai seorang anak. Tiada hari yang dia lalui tanpa mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Papanya jadi jarang pulang, karena nyatanya pulang ke rumah hanya semakin membebani pikirannya dengan pertengkaran-pertengkaran tak berujung. Mamanya juga selalu menangis setelah sebelumnya ia meneriakkan cacian kepada suaminya. Sakura sadar mereka berdua tidak bahagia, namun memilih bertahan demi anak-anak mereka. Kenyataan itu menghantamnya dan benar-benar mempengaruhi segala aspek di hidupnya.
Lebih banyak memendam perasaan membuat Sakura tumbuh menjadi anak yang pendiam. Kendati begitu ia selalu merasa kosong dalam dirinya. Hal itu juga lah yang membuat ia cepat akrab dengan Eunchae. Sifat gadis itu yang periang mengisi kekosongan dalam diri Sakura.
Dari situ juga lah ia bertemu dengan Mingyu. Pertemuan pertama mereka memang tidak meninggalkan kesan bagi Sakura. Mingyu tidak banyak bicara dan hanya mengawasi dari kejauhan, bahkan gadis itu sempat merasa pemuda itu menjaga jarak darinya. Gadis itu juga tidak ambil pusing pada awalnya, selama ia bersikap sopan dan tidak membuat masalah ia pikir semua akan baik-baik saja. Toh, ia berteman dengan Eunchae, bukan kakaknya.
Semua berlanjut sampai ia memasuki usia 10 tahun, dimana kala itu ia adalah siswa kelas 5 sekolah dasar. Sakura menyibukkan diri dengan serentetan olimpiade dan lomba tingkat nasional yang sekiranya bisa ia ikuti. Semua ia lakukan dengan harapan prestasinya akan membuat kedua orang tuanya bangga. Namun jangankan bangga, mereka bahkan hampir tidak memedulikan keberadaannya di rumah dan terlalu sibuk dengan pertengkaran mereka.
Bukan berarti mereka tidak peduli sama sekali pada Sakura dan menelantarkannya. Mereka selalu memastikan gadis itu tumbuh tanpa kekurangan materi dan setiap keinginannya pasti tercukupi, namun sayang bukan itu yang dibutuhkan seorang anak. Ketimbang materi, ia lebih suka melihat kedua orang tuanya akur. Namun setiap kali bertemu, pasti mereka akan saling tersulut dan berakhir dengan caci maki satu sama lain.
Hal itu membuat Sakura terpuruk. Dia benar-benar berada di titik terendahnya saat itu. Tidak ada yang tahu bahwa setiap selesai memberikan pidato dan menerima penghargaan, ia selalu menangis di gudang belakang sekolah. Jika saja ia bisa menukar setiap penghargaan yang dimilikinya dengan kesempatan untuk jalan-jalan bersama dengan orang tuanya seperti keluarga lain, Sakura tidak akan ragu untuk menukarnya. Baginya semua itu hanya pajangan kosong. Percuma saja semua usaha yang dikeluarkannya, semua berakhir sia-sia dan tidak bermakna.
Tidak ada seorang pun yang tahu, sampai suatu ketika untuk pertama kalinya, ada yang datang ke gudang yang terkenal angker itu kala ia lagi-lagi ia sedang menangis sendirian sebelum bel pelajaran berbunyi.
Untuk sesaat Sakura tertegun. Kondisi gudang itu gelap karena lampunya yang memang sudah lama korslet, jadi ketika pintu dibuka, cahaya dari luar akan terasa sangat menyilaukan. Sambil menyipitkan mata, perlahan ia bisa melihat dengan jelas Mingyu, kakaknya Eunchae, berdiri di sana dengan cahaya yang menyinari sekeliling tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mending Kamu Pilih Aku, Ra
FanfictionIni kisah Mingyu, si anak Jakarta yang rela merantau ke Solo demi menemui pujaan hatinya, Sakura. Berbekal niat dan restu orang tua, Mingyu mencoba peruntungan dengan mendaftar di kampus yang sama dengan Sakura. Keberuntungan memihaknya kala ia din...