Part 4. MLYT Bersama Bantuan Orang Dalam
"Halo adikku tersayang."
"Apa?"
"Jutek banget sih? Pms lo?"
Mingyu mencibir jawaban adiknya yang terkesan galak. Tidak sopan! Padahal ia lahir lebih dulu dibanding gadis itu. Tapi biarlah, karena dia adalah kakak yang baik dan kebetulan suasana hatinya hari ini sedang baik, dia tidak memperpanjang masalah.
Sementara, di sisi lain Eunchae merasa kesal malamnya diganggu oleh telepon Mingyu, karena kegiatan mengagumi visual indah biasnya jadi buyar. Padahal, jarang-jarang loh, biasnya itu mengadakan live. Sekalinya ada inisiatif, eh malah kesenangannya terusik oleh telepon dari pemuda itu yang menolak diabaikan. Kakaknya itu terus-terusan menelepon meski sudah ia tolak berulang kali.
Sangat menyebalkan! Awas saja kalau tidak penting!
"Gausah basa-basi deh, lo tuh nelpon gue cuma pas lagi ada maunya doang!"
"Emangnya lo nggak? Siapa yang kemarin ngode minta dibeliin album barunya EXO?" pemuda itu bersungut-sungut. Eunchae itu memang definisi dikasih hati minta jantung ya.
Mendengarnya, gadis yang baru masuk SMA itu pun langsung mengubah nada serta intonasi suaranya menjadi lebih lembut.
"Ada apa kakakku tersayang yang tampan, baik hati, dan tidak pelit?"
Mingyu mencela perubahan adiknya itu. Kalau sudah menyangkut album bias-biasnya saja sikapnya langsung beralih semanis madu.
"Peres lo!"
Sebenarnya, pemuda itu juga bukan tanpa alasan berbaik hati mendukung kegiatan fangirling Eunchae. Boro-boro membelikan album, Mingyu bahkan tidak mengenal orang-orang di poster yang berjejer rapi di dinding kamar adiknya itu. Mana harga satu albumnya mahal lagi. Belum termasuk pajak dan ongkirnya saja sudah setara dengan uang kosnya sebulan, sangat tidak worth it.
Mingyu jelas tidak sedermawan itu.
Tapi kalau ini berkaitan dengan Sakura, Mingyu rela menguras isi dompetnya.
Berhubung Eunchae adalah sahabatnya Sakura, Mingyu meminta bantuannya untuk memberikan saran agar pendekatannya berjalan lancar. Daripada ia coba-coba berujung menyesal, lebih baik langsung bertanya pada sumber terpercaya saja. Apa gunanya coba ia punya orang dalam tapi tidak dimanfaatkan dengan baik? Jadilah album itu dia jadikan sogokan untuk Eunchae.
"Banyak maunya deh, gue tutup nih!"
Ancam gadis itu karena dirasa tidak ada urgensi dari telepon Mingyu malam ini. Mending ia lanjut menonton live biasnya saja. Walaupun ia sendiri tidak mengerti bahasa yang diucapkan bias kesayangannya, setidaknya itu lebih berfaedah dibanding meladeni kegabutan kakaknya.
"Eitts jangan dulu dong, gue membawa kabar bahagia."
"Album gue udah nyampe?" suara Eunchae seketika berubah penuh semangat.
"Baru juga PO, lo pikir ngirim paket dari Korea-Indo sama kayak Tangerang-Jakarta yang ada opsi same day?"
Mingyu tidak habis pikir. Bukannya album itu hanya berisi CD musik dan foto yang dicetak di tumpukan kertas saja? Apa bedanya sih dengan mendengar musik di aplikasi streaming? Foto juga bisa dicetak sendiri, lebih murah pula.
"Ya terus apa? Lo kebanyakan bacot sih kak, gue kan jadi berharap lebih!"
"Kayaknya nih, jalan buat lo sama Sakura jadi saudara ipar udah mulai menemukan titik terang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mending Kamu Pilih Aku, Ra
FanfictionIni kisah Mingyu, si anak Jakarta yang rela merantau ke Solo demi menemui pujaan hatinya, Sakura. Berbekal niat dan restu orang tua, Mingyu mencoba peruntungan dengan mendaftar di kampus yang sama dengan Sakura. Keberuntungan memihaknya kala ia din...