Sudah lima tahun berlalu, umat manusia akhirnya bangkit. Eren, Connie, Thomas, Mina, dan Sasha berada diatas dinding distrik Trost, menyiapkan meriam untuk menembak para titan yang bergerak menuju tembok. Belum selesai mereka mengisi meriam dengan bubuk mesiu sebuah petir menyambar, memunculkan siluet yang menjadi titan colosal. Titan tersebut menjebol dinding dan menyingkirkan meriam yang berada diatas dinding.
Pasukan Garnisun sibuk mengevakuasi penduduk, membawa mereka ke tempat yang lebih aman lebih tepatnya masuk kedalam dinding yang terdalam.
"Eren."
"Jika terjadi sesuatu yang buruk, pergilah temui aku."
"Regu kita berbeda Mikasa."
"Aku akan melindungimu."
DUGHH
Eren membenturkan kepalanya dengan kepala Mikasa, dia akan beranjak pergi meninggalkan Mikasa tapi sesaat kemudian langkahnya terhenti karena Mikasa mencekal tangannya.
"Kumohon jangan sampai mati."
"Aku tak kan mati di tempat seperti ini.", Serunya sebelum melangkah pergi.
Armin dan Eren berada di barisan depan yang dipimpin pasukan Garnisun sedangkan Mikasa berada di barisan belakang bersama pasukan elit Garnisun untuk melindungi penduduk yang akan mengungsi.
Emosi dan dendam Eren tak terbendung saat melihat Thomas dimakan oleh titan. Dia pergi sendiri mengejar titan yang memakan Thomas, tapi teman-temannya tak tinggal diam mereka mengejar Eren. Namun nasib tak berpihak kepada mereka, saat terbang menggunakan manuver 3D Eren disambar oleh titan yang menyebabkan kakinya putus dan tak sadarkan diri, kedua temannya juga habis dimakan titan, kini tinggal Armin yang masih duduk dengan badan gemetar ketakutan melihat semua hal mengerikan yang terjadi pada teman-temannya.
Armin tidak bisa menggerakan badannya yang masih gemetar saat titan datang dan menyambar tubuhnya, tentu saja titan itu akan memakannya.
"Aaaaaaaaaaaaa."
Eren yang masih tidak sadarkan diri mendengar jeritan Armin. Dia bangkit dan membuka bibir titan itu, Armin yang masih berada di dalam mulut titan segera ditarik keluar olehnya tapi naas saat akan menyelamatkan dirinya sendiri titan itu menutup mulutnya dan membuat tangan Eren terputus. Armin yang berlari untuk menyelamatkan Eren pun shok melihat kejadian tersebut dia terlambat.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa.", Jeritan Armin yang lebih panjang agaknya terdengar oleh Mikasa yang jauh disana, dia menoleh dan merasakan firasat buruk sepertinya sedang menimpa sang sahabat.
Mikasa pergi menuju barisan depan menyusul Eren dan teman-temannya yang tak kunjung kembali, disana dia bertemu dengan teman-temannya dan Armin yang sedang duduk termenung.
"Armin."
"Mikasa, bagaimana bisa aku menatap wajahnya?"
"Armin, kau terluka? Kau baik-baik saja?"
Armin hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Dimana Eren?"
Armin mendongak menatap Mikasa, matanya berkaca-kaca sepertinya dia sedang menahan air matanya untuk keluar. Dia lalu mengatakan yang sebenarnya terjadi, membuat teman-temannya syok dan semakin ketakutan tak terkecuali Mikasa yang matanya membulat ketika mendengar penuturan Armin. Setelah mengatakan itu Armin menangis dan menyalahkan dirinya sendiri.
"Armin, tenanglah bukan saatnya untuk bersedih.", Mikasa menenangkan Armin lalu berjalan menuju ujung bangunan.
"Aku lebih kuat dari kalian, aku akan membasmi titan yang berada di markas, kalian tinggal lah disini dan menjadi pengecut.", Ucapannya membuat semangat teman-temannya terbakar dan pergi menyusul Mikasa.
Mikasa yang putus asa karena kematian Eren pun melampiaskan amarahnya dengan membunuh titan secara membabi buta. Gas manuver 3D nya habis dia terlempar jatuh ke tanah, seakan tak memiliki semangat hidup dia hanya terdiam lesu disaat ada titan yang mendekat padanya. Dia pun terkejut saat ada titan lain yang berlari dari belakangnya menyerang titan tadi, titan itu menolongnya.
Karna bantuan titan itu Mikasa dan teman-temannya melanjutkan perjalanan menuju markas, mereka berhasil menghabisi para titan yang menguasai markas dan mengisi gas mereka.
Armin yang baru keluar dari markas melihat Mikasa berdiri di atap, dia pun menyusulnya dan terkejut dengan apa yang dia lihat. Ternyata Mikasa tengah menyaksikan titan yang menolongnya tadi sedang lemah karena badannya digerogoti oleh titan-titan lainnya.
"Kukira titan itu bisa menjadi kunci membebaskan kita dari keputusasaan ini."
"Aku setuju, kita harus mengungkap misteri titan itu.", Reiner menyahuti perkataan Mikasa.
"Kau gila kita ini sudah terbebas dari mereka!", Jean menimpali ucapan Reiner.
"Bagaimana jika titan itu bisa menjadi rekan kita?", Annie bertanya.
"Mana mungkin monster akan menjadi rekan kita.", Jawab Jean.
Titan itu ambruk karena kehabisan tenaga, tengkuknya sobek dan seseorang keluar dari sana dengan keadaan tidak sadarkan diri. Seolah bisa merasakan kehadirannya Mikasa bermanuver dan lari mendekati titan itu, benar saja ternyata Eren yang berada di tengkuk titan itu. Mikasa langsung memeluknya dan mengecek detak jantung Eren, dia masih hidup seketika itu Mikasa menangis meraung-raung.
Eren, Mikasa, dan Armin berada di sisi dinding, mereka akan diadili setelah melawan pasukan Garnisun yang akan mengeksekusi Eren, mereka terpojok. Mereka bertiga mati-matian membela diri mencurahkan tenaga dan otak agar orang-orang mau mempercayai mereka. Tiba-tiba komandan pasukan Garnisun datang membela mereka.
"Hentikan!"
"Kurasa tidak ada salahnya mendengarkan penjelasan mereka."
Armin, Mikasa, dan Eren bisa bernafas lega setelah mendengarnya. Dot Pixis adalah komandan pasukan Garnisun.
Tidak berbasa basi dia langsung bertanya pada Armin yang sebelumnya mengatakan bahwa bisa saja memanfaatkan kekuatan titan eren untuk merebut kembali kota yang sudah dipenuhi titan.
"Titan Eren mungkin bisa mengangkat batu besar itu dan menutup lubang di gerbang.", Jawab Armin.
"Bagaimana Eren? Apa kau bisa?", Tanya Dot Pixis
"Akan kulakukan.", Tegas Eren.
Beberapa latar aku ambil dari scene animenya dan untuk umur, disini Mikasa Eren dan Armin sudah berusia 21 tahun.
See you next chapter...........
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Secret Feeling
AcakSeorang kapten yang diam-diam memendam perasaan pada bawahannya, tetapi disisi lain ada dua pemuda yang juga mencintai gadisnya ia pikir harus bersaing secara ketat. •Mengambil beberapa scene dari animenya dan karakter AOT• Karya Hajime Isayama