02.

987 89 14
                                    

Happy reading!!!

Chanasya sedang berada di kantin, bersama teman temannya saat ini. Saat sedang mengantri makanan, ia izin untuk ke toilet.

Saat selesai di toilet, Chana langsung menyusul teman temannya. Tanpa sengaja ia malah bertabrakan dengan seseorang yang sangat ia hindari.

'ptakk'

"Sialan." ucap pria itu saat melihat liontin singa pemberian sang ibu telah patah terinjak oleh Chanasya.

"Maaf.."

"Ikut gue"

"Marv... hmppp"

Marve pun menarik paksa Chanasya menjauh dari kantin, Nara yang melihat sahabat nya di bawa paksa pun berniat untuk menolong, namun Janu menahannya. Mau tidak mau ia kembali duduk.

Marve membawa nya ke sebuah gudang yang cukup jauh dari kantin. Chana bisa merasakan hawa menyeramkan yang di perlihatkan oleh Marve.

brugh!

Chana meringis nyeri kala merasa punggungnya menghantam pintu besi keras. Dengan sekujur tubuh bergetar ketakutan, gadis itu berusaha bangkit. Namun cengkraman kuat di lehernya membuat Chana terpaksa berdiri.

"M--marve" lirih Chana dengan suara tersendat. Tangannya terangkat berusaha melepaskan Marve yang tengah mencekik lehernya.

Kedua manusia itu sempat bertatapan, mata Chana semakin sayu, pasukan oksigen di dadanya semakin habis. Melihat itu, Marve mulai mengendurkan cengkraman nya. Baru saja ia ingin bernafas lega, kedua tangan Marve sudah mengukung Chanasya sampai gadis itu terhimpit antara tembok dan dirinya.

Marve merendahkan tubuhnya, menatap Chana yang masih ketakutan

"Lo tau dua kesalahan yang lo lakuin hari ini?" Tanya nya dengan nada memperingati.

Chana menggeleng ragu dengan masih menatap mata dari Marve. "Orang se cupu lo.."

"...udah berani membalas tatapan gue" tekannya

"Dan kedua, lo udh ngehancurin liontin pemberian orang tua gue. Kira kira hukuman apa yang pantas buat lo, hm" tanya nya menyeringai.

"S-soal kalung, aku m-minta maaf, aku gak sengaja" balas Chana dengan menahan tangis

"A-ku bakal ganti rugi, M-marv" lanjutnya membuat Marve menahan tawa

"Lo? Lo tau nyokap gw sendiri yang ngedesign ini. Harga diri lo pun gak bakal cukup buat ngeganti ini. Paham?" Marve menatap gadis didepannya ini dengan tatapan merendahkan.

"Marve!" Sentak Chana merasa tak terima.

Sebulir air mata jatuh di pipi gadis itu. "Kenapa? Apa yang gue bilang bener kan? Orang yang gak punya ibu kayak lo, emang gak pernah terdidik kan?"

'plakk!'

Dengan berani Chana menampar pipi Marve, membuat pipi lelaki itu berdenyut nyeri. "Jangan pernah menjelekkan orang tua ku. Aku tau ini memang kesalahan ku. Aku sudah meminta maaf, dan akan mengganti rugi. Kamu gak seharusnya menjelekkan harga diriku, marv! Lagipula kita enggak saling kenal, jadi jangan pernah beropini jelek tentangku!" Gertaknya dengan dada naik turun, menahan emosi.

Rahang pria di depannya itu mengeras, gadis di depannya ini berani menampar nya? Bravo! Selamat Chanasya, hidupmu tidak akan aman setelah ini.

"Gak usah marah kalau gue berbicara soal fakta. Anak yang memang ditinggal kan oleh ibunya, enggak akan tau seberharga apa liontin ini"

"Pilihan lo cuma satu. Lo harus jadi babu gue selama seminggu, dan gue anggap semua nya lunas setelah ini, gimana?" Tawarnya pada Chana.

"Marv aku..."

MARVELOUS [ Markhyuck ] GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang