08

1K 91 9
                                    

Happy reading...

"PAPA!"

Chanasya baru saja membuka pintu rumahnya tiba tiba sudah dikejutkan dengan keberadaan sang ayah yang sudah berada di depannya.

bruk!

Chanasya langsung memeluk tubuhnya ayahnya itu dengan sangat erat, Johans hanya tersenyum sambil membalas pelukan putrinya itu.

"Papa kapan pulang?" Ucap Chana sambil melepas pelukannya

"Tadi siang, di jemput abang hen"

Chanasya berdecih kesal mendengar itu. "Ishh. Kenapa tidak bilang, kalau gitu kan Aca bisa ikut dan gak sekolah"

Johans mengelus rambut putrinya itu. "Enak saja, masa mau bolos"

Chanasya hanya terkekeh mendengar itu.

"Adek, tadi diantar siapa?" Tanya Johans sambil membawa putrinya masuk ke dalam rumah.

"Papa lihat?"

Johans tertawa mendengar perkataan putrinya. "Tidak sengaja melihat dari jendela tadi"

Chanasya ber 'oh' ria. "Itu temen adek, pah."

Sebelum pulang, Raiden memaksanya untuk pulang bersama. Chanasya yang tidak enak dengan pria itu pun mengiyakan ajakan Raiden.

"Bener cuma teman?" Tanya Johans yang di balas anggukan oleh Chana.

"Syukurlah kalau ternyata cuma teman" ucap Johans yang membuat Chana mengerutkan keningnya. Baru saja ia ingin menanyakan maksud perkataan sang ayah, ia dikejutkan dengan suara yang tiba tiba muncul dari tangga.

"CHANASYA"

Chana yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya.

"Abang hen, abang kenapa teriak" ucap Chanasya menatap Hendery.

"Chanasya, kenapa nggak bilang kalau kamu pingsan di sekolah tadi?" Ucap Hendery.

"Abang tau? Abang tau dari mana?"

"Kamu emang sengaja mau sembunyiin ini ya? Untung saja temanmu itu bilang ke abang" ucap Hendery.

Chanasya menepuk kepalanya, ia tau siapa teman nya yang di maksud abangnya itu.

Johans mendekati sang putri, dan langsung menempel kan punggung tangannya ke kening Chana. "Adek, kamu sakit? Mau ke dokter aja?" Cerca Johans penuh khawatir.

Mendengar itu Chana justru tertawa kecil melihat tingkah papa dan abangnya itu. "Abang sama papah tuh apa-apaan sih, Aca cuma kepanasan karena dihukum Pak Teguh di lapangan" ucap gadis itu.

"Kok bisa dihukum? Kamu buat salah apa emangnya?" Tanya Hendery bingung, pasalnya adiknya ini selalu taat sama aturan sekolah.

"Aca lupa ngerjain tugas, hehehe" ucap Gadis itu sambil terkekeh.

Hendery mengembuskan nafasnya, mengusap rambut sang adik dengan penuh sayang. "Adek jangan sakit dong, Abang gamau kamu sakit, karena.."

Chanasya langsung memotong perkataan kakaknya itu.

"Abang, Aca baik baik aja kok" ucap Chanasya

Johans kembali bergabung dalam obrolan anak anaknya ini.

"Karena apa bang?" Ucap Johans

Hendery menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Karna abang akan pergi magang sebentar lagi, pah" ucap Hendery.

Johans masih santai mendengar perkataan putra sulungnya itu. "Kenapa emangnya bang?" Balas Johans.

Hendery sedikit ragu untuk membicarakan ini dengan papa nya. "Tempat magang Abang cukup jauh, papa"

MARVELOUS [ Markhyuck ] GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang