07

937 94 10
                                    

Happy reading!!!



















Entah mengapa pagi ini cuaca cukup terik, membuat Chana dan Rara seringkali menghela nafasnya pasrah berkali-kali.

Chana dan Rara mulai berdiri di lapangan, catat ini pertama kalinya bagi Chana mendapat hukuman. Berbeda dengan Rara yang sudah terbiasa.

Mereka berdua baru 30 Menit berjemur di lapangan, tapi keringat dari kedua gadis itu sudah bercucuran.

"Sya, lo nggak kenapa-kenapa kan?" Ucap Rara melihat raut pucat dari wajah Chana

Chana melirik kearah sahabat nya itu dan menggeleng kan kepalanya.

"Nggak kenapa-kenapa kok Ra" balasnya.

"Tapi lo pucet banget, lo istirahat aja dulu sya"

Pandangan Chana mulai memburam, kepalanya sudah sangat pusing, tapi ia masih coba untuk bertahan.

☀️☀️☀️

Kelas Marve sedang menjalankan mapel olahraga di lapangan sekarang. Namun Pak Kasman, selaku guru olahraga nya mendadak izin karna ada suatu hal yang mendesak. Jadilah teman-teman Marve hanya menyenderkan badannya di bawah pohon untuk berteduh.

Cowok itu sibuk mendribble bola basket dengan pandangan kosong. Tak ada yang berani menegurnya, tentu saja mereka masih sayang dengan nyawanya.

"Gi, cewek lo dihukum noh bareng cewek nya Marve." ucap Yeri dengan sedikit teriak, gadis yang ditemui Chana tadi pagi.

"L-loh iya ada cewek gue. Eh kenapa ada si Chanasya juga, doi kenapa tuh? Tumben banget dia dihukum." ceplos Gian melihat kearah kekasihnya yang sedang hormat kearah tiang bendera, sambil bangkit dari duduknya.

Hans langsung berdiri tegap, matanya yang tadi mengantuk kini kembali segar. "Mana mana?" Ucapnya antusias.

Gadis itu tampak mengusap keringat nya yang menetes, sesekali menyipitkan matanya karna sinar matahari yang sangat terik, padahal masih pagi.

"Wah diem-diem Bos kita juga ikutan lihat Chana." Celetuk Hans membuat Marve menatapnya tajam.

"Ck, ck, Inget nyawa lo cuma satu" Ucap Gian mengingat kan, Hans yang mendengar itu hanya menyengir tanpa dosa.

Sementara disana, Chana sedang berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh. Kepalanya sangat pening, matanya yang sudah sangat buram.

Gadis itu memutuskan untuk duduk sejenak sambil memijat kepalanya yang sangat pusing.

"Sya, lo ngagak pa...."

Bruk!

Belum selesai Rara menyelesaikan ucapannya, Chana sudah dahulu jatuh pingsan.

Rara pun berteriak untuk meminta pertolongan.

"Woy Chana pingsan!" Pekik Hans heboh. Marve yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya pada gadis yang sudah tergeletak tak berdaya ditengah lapangan itu.

"Tolongin anjr! Gimana sih lo!" Balas Gian yang ikutan panik.

Gian dan Hans langsung berlari, meninggalkan Marve yang masih mematung, tidak lama dari itu Marve ikut berlari bahkan dengan sangat cepat.

Baru saja Marve ingin mengangkat tubuh gadis itu, gerakannya terhenti karna ada sebuah tangan yang menahannya.

"Biar gue aja."

MARVELOUS [ Markhyuck ] GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang