04.

894 81 7
                                    

Happy reading...

"Gue diputusin freya, anjing" keluh Hans lesu, lalu berjalan mendekat ke arah Gian yang tengah tertidur sambil memainkan ponselnya.

Hans memasang wajah sedih yang sangat menjijikan, membuat Gian kesal melihatnya. "Karma" ceplos Gian singkat.

"Gue gak ikut ikutan ya, perihal taruhan lo waktu itu. Jadi mohon maaf gue gak butuh tanggapan lo" sinis Hans mendengar perkataan temannya itu.

"Cewek lo banyak, anjing. Gausah sok sok an jadi cowok sadboy kalau wajah asli lo itu buaya ingusan" ledek Gian tanpa ekspresi.

"Asli ya Gi, kayaknya waktu nyokap lo hamil, dia ngidam makan cabe deh. Pedes banget tu mulut" ucap Hans.

Gian mendengus acuh, sudah terlalu sering dia mendengar temannya itu mengoceh.

"Kenapa lo bisa diputusin?" Tanya Marve menanggapi.

"Waktu gue ajak makan kemarin, dia ilfeel liat ingus gue keluar, sialan. Udah gitu gue liat doi jalan bareng cowok, mana jelek letoy lagi cowoknya" jawabnya membuat seisi markas tertawa.

Marve salah telah bertanya dengan temannya itu, ia mengulas senyum tipis, merasa lucu mendengar curhata Hans.

"Duh, marve ikut ikutan senyum tipis, enggak papa si cerita gue agak freak yang penting pak ketua terhibur, iya nggak?" Tanya Hans sambil mengedipkan matanya genit pada Marve.

Gian yang melihat tingkah menjijikan dari temannya itu, lantas menggeplak belakang kepala Hans, membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Anjing, sakit bego"

Marve memilih menyingkir, membiarkan Hans yang masih mengoceh. Cowok itu memilih berdiam diri sambil mengambil satu batang rokoknya.

"Apa yang udah lo lakuin sama Chana hari ini Marv?" Tanya Gian yang menyusul Marve, menghiraukan Hans yang masih galau.

"Lo gak usah ikut campur, cewek lo ribet" desis Marve dengan nada tidak suka.

"Gue tau hati lo berselimut dendam. Dari apa yang gue liat, Chana itu cewek baik baik. Bahkan gue ragu, orang selugu dia bisa bersekongkol sama musuh lo buat ngebunuh lucas malam itu. Dari penampilannya, status sosialnya, dan latar belakang keluarganya. Gue ragu kalau Chana orangnya" papar Gian membuat Marve berfikir.

Cowok itu menegakkan badannya, lalu menghisap batang nikotin yang ada dijarinya.

"Gi, udah berapa kali gue bilang jangan melihat orang dari cover luarnya aja. Lagipula ada name tag dia di tempat kejadian, dan lo liat sendiri di video cctv kalau dia langsung kabur kan?" Ucap Marve menolak pernyataan Gian.

Gian mengulas senyum lalu menepuk bahu Marve. "Cari bukti lain kalau dia benar benar Chana, marv. Jangan terprovokasi sama musuh lo. Dan jangan sampe lo nyesel udah ngelakuin ini di kemudian hari"

"Inget, lo punya adik perempuan. Jangan sampai karma lo malah kejadian di dia"

Marve mengingat wajah sang adik, tapi terhenti karna dering telfon yang berbunyi.

Abang Dery💕 memanggil...

Marve memasukan kembali ponsel itu, dan bergegas pergi.

"Gue cabut duluan."

•••

Chanasya sudah menyelesaikan pekerjaan yang di perintahkan pria itu, namun Marve malah pergi entah kemana dan mengunci nya dari luar ditambah ia melupakan letak keberadaan ponselnya.

MARVELOUS [ Markhyuck ] GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang