ELANG
---
Sepulang sekolah, Senja memutuskan untuk mampir ke apartemennya Elang. Ia tidak bisa begini, Laki-laki itu membuat khawatirnya semakin bertambah besar.
Semasa disekolah pun, Senja juga sama sekali tidak bertemu dengan teman seperkumpulannya cowok itu. Biasanya keempat cowok itu sudah nangkring dipojokan kantin. Padahal Senja ingin menanyakan keberadaan Elang pada mereka.
Senja memilih menaiki ojek online yang sudah dia pesan. Tidak ada waktu lagi, karena hari juga semakin sore.
Akhirnya Senja sudah tiba didepan gedung apartemennya Elang. Tanpa basa-basi, dirinya segera memasuki gedung tersebut dan berjalan menaiki lift untuk sampai dilantai dimana kamar Elang berada.
ting
Pintu lift terbuka, Segera Senja berlari menuju kamar Elang. Tiba di depan pintu kamar cowok itu. Senja memencet tombol password yang sudah diberitahu oleh Elang.
Pintu terbuka, Senja tersenyum senang lantas langsung masuk ke dalam. Dan pandangan pertama yang dia lihat adalah, ruangan apartemennya yang nampak gelap.
"Elang?" kata Senja. Berusaha memanggil cowok itu. Apartemennya sangat sepi, membuat Senja berpikir bahwa Elang memang tidak ada diapartemennya.
Setelah menyalakan saklar, Senja berjalan menuju sofa diruang tamu. Gadis itu terduduk dengan lemah. Pandangannya mendongak ke atas, menatap Langit-langit kamar apartemennya Elang.
"Lo kemana Lang" gumamnya pelan. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Bahwa Senja teramat sangat mengkhawatirkan lelaki itu.
Kadang Elang selalu menghilang disaat situasinya cowok itu sedang tidak membaik. Senja yakin, Elang menghilang seperti ini, pasti ada sesuatu yang mengganggu cowok itu.
Senja menunduk, berusaha menahan rasa sesak di dadanya. Elang pergi tanpa meninggalkan jejak seperti ini, Menimbulkan rasa panik yang ada didalam dirinya.
Jujur, Dia juga tidak mau Elang meninggalkannya seperti ini. Menghilang tanpa jejak dan tidak memberikan kabar apapun pada dirinya.
Senja tidak sadar, bahwa bulir cairan bening yang sedari tadi ia tahan, Langsung tumpah begitu saja. Bahkan gadis itu sampai terisak pelan, rasa sesaknya begitu kuat hingga membuatnya seperti ini.
Sudah Senja bilang, ketika bersama Elang dirinya jadi sering menangis seperti ini. Ia pun tidak tahu kenapa.
Hingga tiba-tiba sepasang sepatu converse. Muncul Dihadapannya, yang spontan membuat Senja mendongak dan melihat siapa yang baru saja datang.
"Elang!?"
"Lo ngapa—" Dan di detik itu juga, Senja langsung berhambur masuk ke dalam pelukan Elang. Yang sontak membuat Elang hampir terhuyung ke belakang karena pelukan Senja yang kencang dan tiba-tiba. Untung saja dia masih bisa menahannya.
"Lo kenapa?" tanya Elang bingung.
Bukannya menjawab, Senja malah memukul dada cowok itu kuat."Lo cowok tolol tau ga!? lo ngilang Elang!. Lo kemana aja!?" Dirinya bahkan masih terisak. Elang mengerti kenapa Senja bisa seperti ini.
Dengan pelan, Elang memegang kedua pergelangan Senja. Membuat aksi pukul gadis itu berhenti.
"Ngapain nangis?" kata Elang kemudian mengusap bulir bening yang membasahi pipi pacarnya dengan jari jempolnya.
"Bego! gue kaya gini, gara-gara lo ngilang!. Mikir kek, disini gue khawatir sama lo Lang" ucapan Senja berubah menjadi lirih.
Elang merasa bersalah, karena menghilang dari Senja tanpa memberikan kabar apapun padanya. Tangan kekarnya kini bergerak menarik tubuh Senja untuk lebih dekat dengannya. Dan membawa Senja masuk ke dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG
RandomKehidupan seorang Elang yang akan dihiasi dengan Senja. *** "Kali ini gue egois, buat ga ngelepasin cewek tolol kaya lo" Berbicara kasar sudah menjadi bagian dari ciri khasnya. Nyatanya sifat itu sudah biasa dia tunjukan pada gadis yang sudah menjad...