Chap 13

1.4K 55 1
                                    

ELANG

---

"Hatchiii!"

Senja tidak bisa berhenti bersin. Sudah berulang kali gadis itu melakukan bersin berkali-kali. Hingga membuat wajahnya menjadi merah. Dengan mata sayu ditambah hidungnya yang ikut memerah.

Gadis itu menggeram kesal.Ini semua karena Elang. Cowok itu benar-benar bukan pacar yang perhatian. Semalam laki-laki itu membawa dia ke sebuah danau yang tidak jauh dari apartemen cowok itu.

Karena mereka pergi dimalam hari, dan Senja yang masih mengenakan seragam putih abunya apa lagi rok abu yang dia kenakan hanya sebatas lutut saja, itu harus menahan rasa dinginnya angin malam.

Senja pikir, Elang akan memberikan jaket yang dikenakan cowok itu padanya. Namun Senja harus membuang harapannya itu jauh-jauh. Sebab Elang memang tidak akan pernah memberikannya.

Katanya gini.

"Jaket gue yang kemarin aja, belum lo balikin"

Senja hanya bisa mendengus kesal."Punya cowok emang ga ada rasa perhatiannya sama sekali, ga peka juga lagi!"

Hari ini gadis itu izin untuk tidak pergi ke sekolah. Karena bersinnya ini, bisa mengganggu waktu belajarnya nanti.

Bulan sang bunda pun melarang keras dirinya untuk tidak pergi ke sekolah. Alhasil, Senja hanya bisa terbaring diatas tempat tidurnya tanpa melakukan apapun.

"Minum dulu obatnya kak" perintah Bulan yang baru saja memasuki kamar Senja.

Senja mengangguk pelan, dan dengan perlahan dia bangkit dari tidurnya.

Senja memakan satu tablet obat yang diberikan bundanya. kemudian meneguknya dengan air.

"Bun, aku pengen sekolah. Bosen kalo tiduran terus" keluh Senja pada Bulan.

Bulan menggeleng pelan, seraya mengusap surai panjang putrinya lembut."Siapa suruh kamu sakit kak, kamu banyakin istirahat aja biar cepet sembuh"

Senja cemberut mendengar penuturan bundanya."Siapa yang mau sakit kaya gini sih bun, Aku juga mau sehat tau"

Bulan terkekeh kecil."Ya udah kalo kamu mau sehat, banyakin istirahatnya kak. Jangan ngeluh gini ah, kapan mau sembuh coba" sahut Bulan.

"Ya udah aku mau tidur dulu bun, biar sembuhnya cepet" kata Senja kemudian siap membaringkan tubuhnya. Bulan tersenyum sembari menganggukan kepalanya.

Setelah membantu menarik selimut Senja sampai batas dadanya. Barulah Bulan beranjak dari kamar putrinya. Dan membiarkan Senja untuk istirahat.

Sebenarnya dia sangat khawatir juga melihat keadaan putrinya yang sangat memprihatinkan. Wajah nya terlihat pucat. Dan Bulan tidak tega dengan keadaannya.

Dia pun terkejut setelah mendapati Senja yang bersin-bersin karena tidak biasanya gadis itu terkena penyakit seperti itu.

Tadinya Bulan sempat ingin membawa Senja ke rumah sakit untuk diperiksa. Namun gadis itu menolak dan memilih untuk beristirahat dirumah saja.

Karena Bulan tidak bisa memaksa, wanita paruh baya itu pun memutuskan untuk mengalah saja. Dan membiarkan putrinya untuk beristirahat panjang dikamarnya.

Dan Bulan berharap, anak gadisnya itu cepat pulih kembali seperti biasanya.

Karena walapun Senja hanya sakit biasa. Ini bukan hal yang bisa disepelekan. Bulan tidak akan pernah mau membiarkan putrinya merasa sakit apapun itu penyakitnya.

elang

Senja terbangun ketika merasakan suhu tubuhnya yang terasa gerah. Gadis itu lalu terbangun dari tidurnya selama beberapa jam ini.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang