Chap 19

1.3K 36 0
                                    

Halo, jangan lupa votee dulu sebelum baca yaa ges, makasiii.

Ramein pake komen juga gpp kok😁.

Happy reading.

***

Senja memasuki kelasnya dengan wajah yang terlihat lemas. Matanya yang terlihat sayu. Susah untuk dia buka sepenuhnya,rasanya begitu berat baginya. Kadang dia ikut menguap kala rasa kantuk itu menyerang.

Senja berjalan menuju mejanya. Disana sudah ada Pravara dan Raeya yang sedang asik bercanda tawa. Senja duduk kemudian meletakan ranselnya diatas meja. Lantas dia pun langsung menjatuhkan kepalanya disana.

Pravara dan Raeya menatap cewek itu bingung."Nja? kenapa lo? lemes amat neng" kata Raeya karena Senja datang dengan keadaan seperti ini, gadis itu juga datang sedikit terlambat.

Senja menggeleng malas lalu kembali memejamkan matanya. Sumpah, dia sangat mengantuk. Matanya sangat susah untuk dia buka. Ini karena kejadian semalam.

Dalam hati, Senja mengumpati Elang. Cowok itu main ke rumahnya tidak ingat waktu.

"Kenapa? kasih tau gue, ga kasih tau gue tikam lo" ancam Pravara sadis. Tapi itu tidak membuat Senja takut tapi malah membuat Senja ingin tidur saja.

Raeya menyenggol lengan Pravara kencang, kemudian menatap cewek itu tajam."Gue juga! masa ke lo doang!"

Refleks Pravara menoyor kepala Raeya lebih kencang."Bicit lo, minta sama Senja buat kasih tau kita sana" ujar Pravara malas. Raeya berdecak kesal kemudian mendekat ke arah Senja yang nampak anteng dengan tidurnya.

"Nja, kenapa lo? ga biasanya lo dateng pake muka kek baju belum di gosok gitu" ucap Raeya yang mencoba untuk membujuk Senja agar mau bercerita pada mereka.

Namun wajah Senja yang terlihat sangat tenang ketika gadis itu sedang tidur membuat Raeya tidak tega untuk membangunkan temannya ini. Apa lagi tadi cewek itu terlihat menguap beberapa kali pasca memasuki kelas. Sepertinya Senja memang sedang mengantuk berat.

Akhirnya Raeya memutuskan untuk kembali ke kursinya membuat alis Pravara tertaut bingung."Kenapa lo?"

"Kasian Senja keliatan ngantuk. Ga tega gue banguninnya" Pravara dan Raeya pun memutuskan untuk menunggu Senja bangun saja dan mereka akan menagih ceritanya nanti.

Elang

"Berdiri yang benerr!"

"Itu kaki kamu lipet ke atas"

"Tangan kamunya pegang telinga"

"Ga usah ngedumel, bapak bisa baca pikiran kamu"

"Ck! pak saya cuma tidur sebentar loh, masa dihukum sih?" Senja protes tidak terima. Dirinya dihukum karena ketahuan tidur di kelas. Apa lagi dihukumnya harus berdiri ditengah lapangan dengan panasnya yang minta ampun ini.

"Sebentar mbah mu!? kamu lama tidurnya. Udah jangan banyak protes, mau saya tambah hukumannya?" ancaman Pak botak berhasil membuat Senja bungkam dan memilih untuk mengikuti saja. Dari pada dia terkena hukuman lagi nantinya.

"Inget, kamu bapak hukum sampe jam istirahat tiba, awas kalo kamu kabur" ucap Pak Botak seraya memperagakan tangan yang dia letakan di depan leher seolah berkata.

lo gue n!

Setelah kepergian pak botak, Senja hanya bisa mengumpat kesal ditambah cuaca panas yang kini terasa membakar kulitnya. Padahal hari belum terlalu siang. Tapi Senja merasa hari ini sangat panas.

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang