1 | Pertemuan

14.1K 313 3
                                    

#davina POV

Aku Davina Alisa Abiyansyah, mahasiswa semester akhir fakultas Kedokteran dari salah satu universitas terkenal di Indonesia. Aku adalah anak yang mandiri terbukti sambil kuliah aku pun bekerja part time di salah satu cafe dekat kampus. Aku tak sungkan atau malu untuk itu walaupun aku dari keluarga yang berada namun bukan alasan buat aku mandiri.

"Davinaaaa bangun, anak gadis tapi untuk bangun aja kamu susah begini sih", teriakan bunda ku setiap pagi yang selalu kudengar

"iya bunda ku sayang aku bangun", ujarku setelah itu aku langsung mandi dan bersiap pergi ke cafe untuk bekerja part time karena hari ini kuliahku mulai jam 2 siang, untung pemilik cafenya adalah teman baikku jadi aku bisa mengatur waktu kerja ku sesuai jam kuliahku agar kuliahku pun tidak terganggu

"Hari ini udara begitu cerah sesuai dengan suasana hatiku mungkin ya hehe", kekeh davina

Sesampainya di cafe davina langsung berganti seragam dan bekerja sebagai kasir, hari ini pelangggan cukup ramai maklum lah karena cafe ini menyediakan menu yang bisa dibilang enak.

#bintang POV

Pagi ini aku tak sempat sarapan dirumah karena pagi-pagi sekali rumah sakit sudah meneleponku dan memberitahu bahwa banyak sekali pekerjaanku dirumah sakit. Alhasil saat ini aku sedang mengantri disalah satu cafe dekat rumah sakit untuk membeli sarapanku. Sesibuk apapun aku ga mau waktu sarapanku terlewat.

"selanjutnya, selamat pagi mau pesan apa pak ?" tanya kasir itu

"bapak kamu bilang? Setua itukah aku hm?" sinisku

"maaf, bapak mau pesan apa?" jawab kasir itu sedikit sinis

Ada yang berbeda dari kasir itu dia berbeda dari yang lainnya sejak awal aku melihatnya Devina nama yang ku baca pada name tagnya, aku tersenyum dan dalam batin berkata "aku harus mendapatkannya"

Setelah aku sebutkan pesanaku aku putuskan untuk memperhatikannnya saja dari jauh untuk awal aku rasa tak perlu tergea-gesa.

#Davina POV

"bapak kamu bilang? Setua itukah aku hm?"ujar pelanggan laki-laki itu

"maaf, bapak mau pesan apa?" jawab aku itu sedikit sinis. Sungguh dipagi secerah ini dia malah menghancurkan moodku. Harus aku lawan orang seperti ini biar tahu rasa.

Setelah dia menyebutkan pesanannya dia terus saja memperhatikanku. Risih juga sih tapibiar sajalah toh disini ramai jadi kalau dia berani macam-macam aku akan teriak hahaha.

Huh pelanggan hari ini sangat banyak tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 siang aku harus bersiap nih buat ke kampus.

Sesampainya dikampus aku langsung masuk ke kelas karena aku lebih suka datang ke kelas sebelum jam dimulai, seperti membiasakan diriku dengan atmosfir diruangan mungkin hahaha

"dev...devina...dev", teriak efelin sahabatku dari luar kelas

"apasih teriak teriak telinga aku masih normal kali efelin", jawabku sambil nyengir

"papa kamu dev...papa kamu kecelakaan, hp kamu dihubungi dari tadi ngga diangkat terus sih", jawab efelin panik

"ya allah...dimana papa aku sekarang?"

Aku panik sungguh, untungnya efelin bisa mengizinkan ku ke dosen untuk izin tidak kuliah hari ini. Setelah diberitahu efelin dimana papaku dirawat aku langsung pergi dengan perasaan kacau.

Sesampainya dirumah sakit aku shock melihat papaku, kepalanya terluka akibat benturan yang cukup keras dalam kecelaan lalu lintas itu kata-kata dokter yang aku dengar. Sementara bunda terus menangis disamping papa. Jujur aku juga ingin menangis tapi aku harus kuat karena cuma aku yang bisa ngasih bunda dan papa semangat saat ini.

Lima hari sudah papaku dirawat selama ini pula aku setiap hari selalu menemani papa dirumah sakit karena bunda jatuh sakit pada hari kedua.

"devina...devina", aku kaget papa sadar alhamdulilah semoga ini pertanda baik

"iya pah? Papah mau apa? Minum?", cerocosku

"dengerin papa...papa mau kamu menikah Cuma itu permintaan papa", jawab papa

"me...menikah? menikah dengan siapa pah bahkan pacarpun aku ga punya, papa jangan ngaco deh pokoknya papa saat ini fokus sembuh aja dulu ya", pintaku

"kamu ga usah khawatir papa udah jodohin kamu dengan salah satu anak teman papa, dia kerja juga dirumah sakit ini", pernyataan papa yang membuat aku tak tega

"iya pah devina ikut apa mau papa saja", ujarku pasrah aku ga mau ngebuat papa kecewa yang saat ini ada dibenak ku adalah kesembuhan papa

Setelah seminggu lebih papa diizinkan pulang oleh dokter dan setelah itu papa langsung mengundang keluarga temannya papa itu dan ternyta niatan papa itu serius dengan langsung mengadakan pertunangan. Bertemu saja aku belum pernah, entahlah....

"maaf ya devina anak om telat datangnya mungkin terjebak macet", ujar om alex teman papa

"iya gpp om", jawabku kecut

"assalamualaiku", seketika aku melihat siapa yang datang

"kamuuuuu????"



baca terus kelanjutannya jangan lupa comment biar aku tambah semangat nulis dan tulisan aku makin baik ^^

Bintang untuk DavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang