Patah hati memang sakit
Tapi setidaknya aku siap
Mempersiapkan diri untuk jatuh lebih baik
Daripada aku terhanyut parasa rasa yang tak mungkin terbalasPertemuan setelah 3 tahun kepergian Davina bagi Bintang adalah sebuah mimpi. Tapi saat ini mimpi itu nyata, benar-benar ada didepan matanya. Davina, perempuan yang selalu mengganggu pikirannya selama ini.
"Davina...Dav...", ujar Bintang dan seketika wanita yang memunggunginya itu berbalik. Dan ketika itu jantung Bintang rasanya berhenti berdetak seketika.
Setelah keterkejutan Bintang berlalu tanpa mereka berdua sadari-Bintang dan Davina- orang tua Bintang meninggalkan mereka berdua, untuk memberi waktu mereka berbicara.
"Hai", sapa Davina sedikit canggung sambil menunduk. Davina malu, padahal didalam hatinya ia sangat rindu. Rindu Bintang.
"Hai Davi, emm kapan sampai?", tanya Bintang tak kalah gugup.
"Tadi sore, Bintang maaf. Maaf sudah membuat kamu menunggu selama ini. Maaf", lirih Davina sembari menahan air mata dipelupuk matanya.
"Kamu gak perlu minta maaf. Aku bakalan terus nunggu kamu, kamu perlu tau itu", jelas Bintang dan langsung dijawab oleh Davina dengan sebuah pelukan.
Davina memeluk Bintang dengan erat sembari terus mengucap maaf. Davina berjanji dalam pada dirinya sendiri, ia tak akan lagi meninggalkan Bintang. Davina janji.
Rasa bersalah menggantung dalam perasaan Bintang. Entahlah, Bintang merasa bersalah akan Sabrina. Walau Sabrina tak mengatakan langsung perasaannya terhadap Bintang tapi terlihat dengan jelas bentuk perhatian dan sikap Sabrina kepada Bintang. Memang perasaan manusia tidak dapat yang menduga, begitu pun dengan Sabrina. Bintang memang tak salah tapi tetap saja Bintang takut ia melukai hati Sabrina.
Minggu-minggu setelah kembalinya Davina semuanya berjalan seperti biasa. Tapi tidak dengan kehidupan Sabrina. Sabrina memang tak banyak tau tentang kehidupa pribadi Bintang. Ia juga tak tahu dan tak mengerti perasaan apa yang selalu tumbuh dihatinya jika dekat dengan Bintang. Satu hal yang mulai ia sadari, seseorang dimasa lalu Bintang sudah kembali. Seseorang yang mempunyai tempat yang tak akan tergantikan dihati Bintang.
Sabrina sadar sebelum perasaannya terhanyut jauh ia harus berbenah. Menata hatinya seperti semula.
Seperti sore itu
Saat hujan mulai turun dengan derasnya, membuat hampir sebagian pekerja di kota kembang ini mengeluh karena dipastikan jalanan bertambah macet karena banjir. Sabrina salah satunya, ia lupa membawa payung. Dulu mungkin Bintang selalu mengantarnya. Tapi sekarang? Lima belas menit sebelum jam praktek selesai Bintang sudah pergi dengan terburu-buru. Sabrina sadar, bertemu kekasih yang sudah lama menghilang memang lebih penting bagi Bintang saat ini. Tapi, Sabrina juga tak memungkiri hatinya seperti tercubit sesuatu yang aneh.Ketika hujan sudah mulai mereda Sabrina bergegas melangkahkan kakinya menuju halte didepan klinik. Halte itu padat, selain karena penumpang yang menunggu bis kota banyak pula orang-orang yang sengaja berteduh dari rintik hujan yang mulai turun lagi.
Lima belas menit bis kota yang ditunggu datang, tapi langsung penuh. Sesak rasanya kalau harus memaksakan diri menaiki bus kota yang penuh seperti itu, akhirnya Sabrina memutuskan untuk menunggu bis berikutnya saja.
Tiiiit....Sabrina!!
Seru suara seorang perempuan dari dalam mobil. Sabrina mengedarkan pandangannya hingga ia menemukan sebuah mobil jazz putih dengan kaca disamping pengemudi yang dibuka. Itu Davina, batin Sabrina rasanya tambah dicubit.Setelah itu dengan sedikit paksaan akhirnya Sabrina mau ikut masuk ke dalam mobil yang dikemudikan Davina. Davina sendirian, untung lah tak ada Bintang.
"Sabrina, maaf ya aku jadi maksa kamu supaya aku anterin, abisnya aku ngerasa ga tega aja pegawai Bintang pulang sendirian ditengah hujan, apalagi ini udah mau maghrib", ucap Davina memecah keheningan
"Eh gapapa kok mbak, saya yang harusnya terimakasih sama mbak", jawab Sabrina canggung, suaranya seperti tercekit.
"Kamu udah makan belum? Aku belum makan nih, temenin aku makan ya...ya...ya... harus mau pokoknya hehe", ajak Davina yang sebenarnya seperti perintah di benak Sabrina
Awalnya Sabrina menyangka Davina akan membawanya makan ditempat mewah bergaya eropa, ya seperti anak orang kaya lainnya. Tapi tidak, Davina justru dengan santainya mengajak Sabrina makan di warung makan khas sunda yang lumayan terkenal berlokasi di jalan soetha itu.
"Sorry ya aku ga nanya kamu suka makanan khas sunda atau ngga, habisnya aku udah laper banget dan ngiler ngebayangin masakan sunda", ujar Davina sambil terkekeh
"Gapapa mbak", jawab Sabrina irit
"Btw jangan panggil mbak ah, kesannya aku udah tua banget. Panggil Davina aja ya", sambung Davina sambil tak lupa senyum manisnya
"Ngga enak mbak, saya panggil teteh saja kalau begitu", jawab Sabrina tenang
"Ok deh. Kamu udah lama kerja di klinik?", tanya Davina sambil melahap nasi berserta ayam bakarnya
Nah kan pasti Davina akan banyak bertanya mengenai Bintang kalau udah gini, batin Sabrina.
"Lumayan teh", jawab Sabrina
"Bintang baik gak sama karyawannya? Jangan dimasukkan hati ya kalau dia suka sedikit emosian", jelas Davina dengan wajah cerianya
"Ngga kok teh, dokter Bintang baik", jawab Sabrina
Untunglah setelah itu Davina tak banyak bertanya lagi. Paling hanya bertanya seputar keluarga Sabrina atau kuliah sabrina.
Malam itu Davina merasa menemukan sosok yanh menyenangkan untuk dijadikan sahabat pada diri Sabrina.
Malam itu Sabrina merasa Davina sangat baik. Sangat cocok dengan Bintang. Dan dia bertekat memang seharusnya dia benar-benar perasaannya yang mulai tumbuh untuk Bintang.
Perasaannya salah, bukan pada tempatnya. Dan sesuatu yang salah tak akan baik kedepannya, Sabrina sadar. Lebih baik ai mundur sebelum hal-hal yang tak baik datang dalam hidupnya.
-----------------------------------------------
Hallo semuanya 😊Lama tak update sekalinya update dikit banget hahaha *maapkeun
Memasuki bulan oktober ini author a.k.a penulis ini mulai sibuk-sibuknya kuliah. Uts didepan mata dan tugas yang menumpuk hahaha. Tapi tak apalah, cerita ini selalu dicicil kok disela-sela jam istirahat atau pas ngga sibuk di kosan *cieanakkost wkwkw
Jangan bosan baca ceritaku ini ya, semoga kalian suka. Dan kalau ada yang mau menambahkan seperti kritik atau saran jangan sungkan comment aja, pasti author a.k.a penulis jawab kok.
Jangan lupa juga buat selalu "VOTE & Comment"
Tinggalkan jejak ya setidaknya untuk memberi dukungan semangat 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang untuk Davina
RomanceDijodohkan dengan orang egois yang selalu membuat Devina jengkel adalah mimpi buruk dan demi ayahnya yang sakit Devina rela menjalaninya. Jangan lupa vote dan comment ya Cover by chloerophyta