PDKT dimulai ⁰⁷

367 58 3
                                    

Malam terasa sangat dingin, di daerah Bandung bagian atas. Sudah sangat biasa, membuat semuanya terasa kebal dengan dinginnya area bagian Dago. Angin malam yang sayup-sayup terasa, dengan suara ranting pohon bergesekan membuat tenang. Dengan penerangan lampu kuning jalan di perumahan itu sangat menghilangkan kesan sepi dan seram meskipun hening.

Remaja lelaki dengan tubuh tinggi bongsor itu setia memangku gitar di pahanya. Dengan tangan kiri yang siap memetik senar gitar, dan tangan kanannya masih diam. Abyan, menatap setiap petikan tangan Ayu di sampingnya. Keduanya duduk bersantai di teras rumah sambil menikmati angin malam sepoi-sepoi terasanya.
Dengan telaten Abyan menuntun jari jemari Ayu agar semakin lancar memetik gitar sesuai kunci. Sangat menenangkan di lihat, Ayu yang fokus dan Abyan yang santai. Nampak benar-benar seperti seorang adik kakak yang rukun.

Hingga suara nyaring membuat konsentrasi mereka membuyar seketika, dan sontak menatap kedatang orang itu. Arka menutup kembali pintu pagarnya setelah memasuki pekarangan rumah tetangganya.

"Udahan ah, ada si Arka bau nolep, " Ayu berhenti dari fokusnya, meletakkan gitarnya di samping menatap Arka malas.

Arka mendelik membalas Ayu, "najis, " ketusnya.

"......kata Abah pulang, udah malem, " lanjutnya.

Ayu menghela nafasnya sebentar, "yaudah deh, aku juga ini teh udah ngantuk ya ges ya, " ucapnya dengan mengambil gitarnya dan bersiap segera untuk pulang.

"Malem A' Abiiii, besok lagi deh ya, " pamitnya.

Abyan hanya mengangguk dan tersenyum hangat menatap kepergian Ayu.

Dengan santai juga, Arka mengikuti Ayu yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkan nya. Namun suara berat memanggilnya, cukup membuat dirinya meremang sebentar dan diam.

"Bentar jangan dulu pulang, " Abyan segera mengenakan sandal rumahnya dan menghampiri Arka yang berada dekat di pagar rumah.

Arka membalikkan badannya malas, "ada apa ya mas manggil-manggil saya? " ucapnya lesu.

Abyan menggeleng, "gak jadi dah, " santainya.

"Tolol, " spontan keluar dari mulut Arka.

Dengan muka ketusnya ia segera berlari menuju rumahnya yang tepat di samping. Cepat ia mengunci pagar rumahnya, dan sedikit mendelik ke arah Abyan yang juga telah menatapnya jahil dari jarak sana.

"Besok berangkat pagi ya, adik, bareng gua " teriak Abyan.

Arka tak menjawab, dengan kesal hanya mengacungkan jari tengahnya ke arah Abyan di sana, dan segera masuk ke dalam rumahnya.

"JENGGALAAA~~~~~ , "

Dengan suara besarnya, Abyan berteriak tepat di depan pagar rumah Arka. Beberapa kali ia teriak, hingga nampak sepasang remaja berbeda seragam keluar beriringan dari pintu kayu rumah itu. Membuat Abyan tersenyum sumringah seketika menatap sepasang adik kakak itu.

Lagi-lagi, manusia itu memanggil nama Arka dengan panggilan itu. Membuat mood Arka jelek di pagi hari saja.

Ayu duduk di teras, menarik sepatunya dari rak sana dan segera memasangnya, "cieeee, sama A' Abi, A' Danta nya buat gue kalo gitu ya, " godanya.

"Apaan dah lo najis, " Arka selesai dengan sepatunya. Mengambil helm yang sudah tersedia di meja sana dan segera berjalan santai menghampiri motor Abyan sana.

Arka memakai helmnya santai, "itu tolong gitar ngalangin, gue duduk dimana dong bangsat, " ketus Arka, ia sudah di buat kesal pagi-pagi. Tahu gini ia naik angkot atau terima ajakan Danta tadi saja.

Kepada JenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang