Up Fest ⁰⁹

297 43 9
                                    

"Kok lo sama dia? " Ana mendelik ke arah Arka dan remaja lelaki tinggi yang berdiri di sebelah Arka juga.

Arka mengedikkan bahunya setengah, "ya bebas kan? " ucapnya acuh.

"....lagian lo juga kan sama Abyan nanti, ya gue ajak Danta juga lah daripada jadi nyamuk kalian? " lanjutnya.

"Tapikan, gu—, " ucapan Ana terpotong.

"Daripada lo nyari cewe imut spek bidadari gak dapet mulu, mending sama Abyan, " bisik Arka, tepat di sebelah telinga Ana langsung.

Gadis berambut pendek dengan sebagian helai rambut bagian depannya di ikat kebelakang itu mendelik tajam kearah Arka disebelah. Yang mana Arka tidak peduli, anak itu malah asik sendiri bersama Danta memakan camilan mereka sambil menonton ke arah panggung depan sana.

Ana yang kurang suka keramaian hanya diam saja. Pada kenyataan, malah dirinya yang menjadi nyamuk saat ini untuk kedua anak Adam disebelah nya itu.
Selagi menunggu band Abyan tampil, ia hanya diam saja di depan panggung sana bersama Arka dan Danta. Sebenarnya ia tadi di ajak Abyan untuk ikut ke belakang panggung bersama nya. Namun entahlah, Ana tidak mau, dan tentunya memilih bersama Arka.

"Kapan manggung nya anjir, udah jam 9 nih, " ucap Ana, agak lumayan geram. Karena memang sudah sangat lama rasanya mereka menunggu disana.

Arka menoleh, "sabar aja dah, mending lo keliling dulu aja sana jajan kek, gak laper lo dari tadi minum doang? " ucap Arka dengan mulutnya yang penuh dengan makanan aci telur.

"Jangan dulu ngomong kalo lagi makan, " ingat Danta, dan hanya di angguki oleh Arka.

"ITU ITU!! " teriak Arka tiba-tiba menunjuk ke arah panggung sana, sampai lupa dengan makanan yang tengah ia kunyah, hingga beberapa saat ia terbatuk keras karena makannya yang masuk tiba-tiba kedalam tenggorokannya.

"uhhhuk uuhhuk, "

"Lo kaga papa cuy?! " tanya Ana sambil mengelus pelan punggung Arka yang nampak naik turun.

Arka menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

"Kata urang juga apa, sakit nggak tenggorokan nya? " khawatir Danta.

Arka kembali menggeleng, dan meminum air dari botol yang Danta sodorkan.

Arka menghela nafasnya, "lo sana ke depan, biar keliatan sama si Abyan, haha, " celetuk Arka.

"Dih? " Ana menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.

"Ya kan lo cemceman nya ya, sana-sana, gue sama Danta disini, " Arka cepat mendorong tubuh bongsor gadis itu untuk menjauh darinya.

Tentunya dengan paksaan, ia menjauh dari Arka yang berada jauh dari area panggung dan menyerobot masuk barisan orang-orang sana. Dan bukan cuma alasan itu, Ana meninggalkan Arka juga karena ia tahu, Arka pasti ingin berduaan dengan Danta, Ana mengetahui jika Arka memiliki perasaan kepada lelaki jangkung pemain Voli itu.

Semakin malam bukannya semakin sepi. Tapi orang-orang semakin ramai memadat di area festival tiga hari tiga malam itu. Up Festival, yang lumayan besar di adakan di tengah kota, dengan setiap malam nya bergantian diisi dengan hiburan musisi lokal sana. Termasuk band nya Abyan, sekalian mewakilkan sekolah juga. Maka dari itu mereka menyanggupi itu, dan tentu itu bukan masalah bagi mereka. Malah mereka senang, untuk bahan promosi band mereka kedepannya juga pasti akan bagus.

Malam ini banyak kalangan muda, karena tentu penampilan dari hiburan yang disajikan malam ini sebagian besar musisi-musisi kesukaan anak muda sekarang. Apalagi ditambah besok hari Minggu, kesempatan menyenangkan untuk mereka tentunya.

Semua bersorak kala Anza memetik gitarnya sebagai pembuka berbarengan dengan suara berat khasnya ikut mengalun. Pesonanya begitu memikat, apalagi Irsad yang sangat lihai dan nyentrik memetik gitarnya. Sedikit tebar pesona, tentunya tidak haram bagi anak band bukan?
Namun tidak dengan Abyan, tangannya tetap memetik senar bass sesuai irama yang di ulangnya. Tidak terlalu banyak melakukan apa-apa, hanya tersenyum canggung dengan pandang nya yang fokus menatap gadis di tengah kerumunan sana tengah terdiam menatap dengan tatapan kosong dan sedikit menggoyangkan kepalanya menikmati alunan lagu. Selera Abyan tidak muluk-muluk, gadis itu untuk contoh nyatanya.
Tidak terlalu feminim, namun tetap memikat. Tidak terlalu banyak tingkah, namun sekali tersenyum membuatnya salah tingkah. Apa Abyan bisa mendapatkan gadis itu? Bisa, atau pun tidak bisa Abyan mutlak harus bisa. Ingatkan itu!

Fokusnya kembali, mengubah petikan bass nya, dan kembali bergabung dengan keramaian bersama teman-teman nya di atas panggung sana.

"Kita gini terus ya, sampe nanti lo ketemu pacar idaman lo itu, " Arka tersenyum lebar, menoleh ke arah Danta di sebelahnya yang tengah begitu menikmati sempol ayamnya, sambil menikmati musik dari panggung sana.

Begitu terdengar ditelinga nya, Danta spontan menoleh ikut menatap Arka lama, "yang gue mau udah ada di depan gue sekarang , " gumamnya pelan.

"HAH?! " Arka sedikit menaikan suaranya, karena gumaman Danta yang kurang jelas di telinganya. Sama sekali ia tidak terdengar malah hampir seperti berbisik.

Danta cepat menggelengkan kepalanya, lalu melanjutkan kembali memakan sempol ayam berlumuran saos pedasnya itu. Sama hal dengan Arka, yang ikut mengambil tusukan sempol yang Danta pegang.

"Widih, keren, " Ana menjabat tangan Abyan keras, memberi selamat.

Abyan jadi salah tingkah, cengar-cengir tidak jelas sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

Bara menepuk bahu samping Abyan pelan, "gak usah baper gitu, lo alay kalo salting, " ucapnya membuat Irsad dan Anza spontan terkekeh.

Berjalan beriringan, menjauh dari area panggung sana. Bagian penampilan untuk mereka sudah selesai, saatnya bergantian dengan penampilan yang lain. Santai dengan tas gitar di punggung Abyan, ia sangat nampak sumringah. Asik berbicara dengan Ana mengenai band.
Ternyata Ana mengetahui tentang banyak band, Abyan semakin tertarik dengan gadis itu. Entahlah saat ini dirinya sangat terasa alay, karena tiba-tiba jantungnya berdetak sangat kencang begitu saja.

Irsad menarik bahu Abyan, hingga hampir sang pemilik bahu terjungkal kebelakang, dan semuanya sontak berhenti, "sebelahnya Arka siapa? " ucap Irsad pelan, dengan menatap Arka dan lelaki tinggi di sampingnya begitu tajam.

"Pacarnya kali, " santai Abyan, mengedikkan bahunya setengah.

Irsad tiba-tiba memasang tampang lesunya, "tolong lah anjing, masa belum apa-apa udah keduluan, " ucapnya lemas.

"Miris, " celetuk Anza, dan berbalas dengan mendapatkan tamparan pelan dari Bara.

Ana menoleh menatap Irsad sebentar, "bukan pacarnya, santai aja, " jelasnya singkat.

Irsad mengembangkan senyumnya sumringah, "YES!! YESS!!! " ucapnya cepat, lalu berjalan mendahului ke empat orang itu segera menuju Arka yang tengah melambaikan tangannya kepada mereka yang akan menghampiri nya.

•••

Kepada JenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang