2. Pertemuan

448 33 1
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote




































Malam ini adalah malam pertemuan Wira dengan Nata, sebenarnya Wira sangat malas untuk pergi. Tapi ia tak ingin membuat orang tuanya kecewa jadi Wira menuruti saja kemauan sang tuan besar dirumah ini, Wira ingin sekali tinggal saja di apartemen mewahnya, tapi lagi-lagi paksaan dari sang papo yang membuat Wira harus tinggal di rumah besar ini dengan orang tua dan pelayan.

Wira memakai jas warna hitamnya, tampak sekali ia begitu tampan malam in.Namun wajahnya tidak menampilkan rona bahagia sama sekali hanya wajah datar dan dingin lah ia tampakkan dan jangan lupakan tatapan tajamnya yang seperti bisa membunuh siapa aja yang menatapnya.

"Well,malam ini adalah malam yang sangat buruk"ujarnya saja yang datar.

"Wira ayo cepat papo gak mau telat cuma gara-gara kamu ya"Omelan sang papo yang berbeda di depan pintu kamar Wira.

"Ck dasar orang tua"gerutu Wira

"Sebentar po"ucapnya tanpa melihat sang papo yang sudah berkacak pinggang siap mengomeli Wira kembali.

"Ayok,jangan banyak bicara papo, takutnya lidah papo keseleo"ucap Wira
Membuat sang papo mendelik sebel"

kau memang tak bisa membuat hati papo senang sedikit saja"omel papo Zian pada Wira.

Wira mengangkat bahunya acuh, "papo mau apa tas, sepatu, mobil baru, rumah baru. Wira akan berikan, apa yang tidak membuat papo senang"ucap Wira senang

"hey anak sombong, apa kau memberikan itu semua pada kekasih jalangmu itu? "tanya sang papo merasa geram dengan tingkah Wira.

"iya mungkin"jawab Wira dengan acuh

"kau memberikan keperjakaanmu juga padanya"ucap sang papo dengan nada tinggi, membuat Wira mengepalkan tangannya kuat.

"tidak"

"awas saja kau jika menjadi penjahat kelamin, papo akan sunat lagi milik mu hingga habis"marah sang papo, membuat Wira bergedik ngeri membayangkan masa depannya di potong oleh sang papo.

"tidak, Wira tidak sebrengsek itu"ucap Wira tenang

"bagus"

"kau mau semobil dengan kami atau tidak"ucap sang papo yang sudah berada di pelukan suaminya

"aku menaiki mobilku saja"ucap Wira ia tidak mau semobil dengan orang tuanya, bisa-bisa Wira di ceramahi habis-habisan oleh keduanya.

"jangan berpikiran untuk kabur son"ucap sang papi tegas, membuat al mengela nafas kasarnya.

"tidak"

Akhirnya Wira menaiki mobilnya sendiri mengikuti mobil sang papi yang berada di depannya.

"well, Wira kau harus menyiapkan mental mu untuk bertemu anak laki-laki ingusan itu"ucap Wira meyakinkan hatinya sendiri. Ini pertemuan pertama mereka, jadi Wira harus bisa mengendalikan anak laki-laki itu. Seringai kejam tampak jelas tercetak di wajahnya.



🦊🦊🦊



Nata memutar tubuhnya bak seorang pangeran yang sangat bahagia, ia kembali bercermin untuk melihat menampilannya.

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang