21. Perjuangan 1

147 9 0
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote






















🦊🦊🦊

Pagi ini dengan tekad yang kuat Wira
mendatangi kediaman sang mertua
dengan tangan kiri yang masih di balut
dengan perban, ia tersenyum kala
tangan kanannya menenteng semua
box yang berisi kucing berwarna hitam.

Wira yakin Nata nya pasti menyukai
Kucing pemberiannya, mobil Wira sudah

melaju dengan kecepatan penuh
meninggalkan apartemennya menuju
rumah Nata.

Sesekali Wira melihat kucingnya yang
berada di bangku penumpang di
sebelahnya, sudut bibirnya terangkat
memikirkan pekikan kesenangan Nata
karna ia beri kucingbberwarna hitam
itu.

Hatinya sudah tak sabar untuk sampai
ke rumah sang mertua, jantungnya
berdegup kencang memikirkan
pertemuannya dengan Nata, apakah
Nata mau menerimanya kembali?
Apakah Nata nya akan membencinya
tanpa henti? Entahlah memikirkan itu
membuat kepala Wira berdenyut sakit.

Tak terasa mobil Wira sudah sampai di
depan rumah sang mertua, ia menarik
nafas sebelum keluar menemui Nata.

Menetralkan detak jantungnya yang menggila. Dengan keberanian yang sudah terkumpul Wira keluar dari mobilnya dengan menenteng box berisi kucing.

Tubuhnya mematung menatap pintu
utama rumah mertuanya, ia menelan
ludahnya gugup. Tangannya ragu untuk
mengetuk pintu rumah itu, keringat
dingin muncul di pelipisnya. Saat
tangan Wira hendak mengetuk, tiba-tiba
pintu itu sudah terbuka menampilkan
sesosok orang yang sangat ia segani
selama ini siapa lagi jika bukan Daddy
mertuanya, Bastian.

"pagi Dad"ucap Wira gugup melihat Daddy Bastian memandangnya tajam.

"ngapain kamu di sini"ucap Bastian

"eghh, mau ketemu Nata Dad"

"saya tidak mengizinkan, pergi dari
rumah saya sekarang juga"

"ta...pi Dad"

"PERGI"

"gak Dad, Wira mau ketemu Nata"

"apa perlu saya ingatkan jika kalian
akan bercerai, anak saya tidak perlu
lelaki seperti kamu"

"Nata, ini aku sayang"teriak Wira

"Kamu, pergi sekarang. Nata tidak
ingin bertemu dengan mu"

"ada apa ini" ucap Bubu Alby
mendengar suara ribut-ribut

"Bubu. Wira mau ketemu Nata Bub"ucap
Wira memohon Mama farah menatap Wira penuh rasa kecewa membuat Wira merasa bersalah, sungguh ia menyesal telah menyia-nyiakan Nata. Wira memang terlambat mengetahui perasaannya.

"kenapa? Pergilah Wira, biar Nata hidup
tenang tanpa kamu. Sudah cukup anak
Bubu kamu sakiti"ucap Bubu Alby
tenang Wira menatap Bubu Alby memohon"Wira mohon Bub, Wira sayang Nata.

Maafin Wira karna membuat Nata sakit, Nata janji mah gak akan ngulangin kesalahan untuk kedua kalinya"

Bubu Nata menghela nafas berat
bimbang antara mengizinkan atau
tidak, ia melihat mata sang suami yang
tampak tidak setuju. Namun sekali lagi
ia mengingat sifat Nata akhir-akhir ini
yang jadi pendiam walau masih terlihat
manja seperti biasa namun ia tahu itu
adalah cara Nata untuk membuatnya
merasa kasihan.

"Nata sedang tidur, ia merengek karna
merasa kram pada perutnya. Dia ada di
kamar atas"ucap Bubu Alby tenang

"Bub" tegur Daddy Bastian"mereka udah dewasa Dad, biarkan saja pah"ucap Bubu Alby menenangkan sang suami

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang