8. Pulang bareng David

189 15 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote
































🦊🦊🦊

Ini sudah jam 3 sore, itu berarti
jam kuliah Nata sudah berakhir hari
ini Dengan langkah ringan ia mulai
melangkah keluar gerbang fakultasnya.

Terik matahari masih menyengat

mukanya membuat Nata menyeka
keringat yang mulai keluar dari
keningnya. Ia mengeluarkan botol air
minum dari tasnya, membukanya dan
menengguknya dengan tidak sabar.

"lega"gumamnya tersenyum sambil
menaruh botol air mineral itu kembali ke tas berwarna coklatnya, namun sesekali bibir itu mengerucut lucu di kala la harus pulang sendiri tanpa di jemput oleh sang suami.

Mata bernetra coklat itu melirik jalan, berharap akan ada taxi yang lewat di depannya. Nata merasa tbuhnya sangat lelah hari ini, ia ingin cepat sampai rumah dan mengistirahatkan
tubuhnya di kasur tercinta.

Ia mendesah lelah saat tak ada satu pun
kendaraan umum yang lewat, Nata
melihat tangan kirinya yang melekat
jam mewahnya. Sudah setengah jam
ia menunggu namun tak ada juga taxi
atau kendaraan umum lainnya.

"Nata capek"desahnya manja
Sedangkan dari arah belakang ada yang melihat tingkah Nata yang menurutnya sangat menggemaskan, lalu ia mulai menjalakan motornya ke arah Nata.

Tin

Tin..

"aaaa bubu"teriak Nata tanpa sadar
karna terkejut dengan suara klakson motor yang tiba-tiba "kalo jalan lihat-lihat dong" omel Nata dengan suara lirih di akhir kalimat saat tau Siapa yang mengendarai motor tersebut, David sang pemilik motor hanya menatap Nata geli saat melihat wajah bengong Nata.

"mau pulang? "tanya David lembut

"emm lya kak"ucap Nata salah tingkah

"yuk bareng saya aja"ucap David

"gak usah kak, Nata takut ngerepotin"ucap Nata tak sejalan
dengan kata hatinya yang ingin David
mengantarkannya.

"gak pa-pa sekalian saya mau tau
rumah kamu"ucap David dengan
senyum yang membuat Nata bisa
meneteskan air liurnya.

"HAH"teriak Nata tanpa sadar
menggaruk lehernya yang tak gatal.

"hahaha kamu lucu banget, saya jadi suka"ucap spontan David, membuat
pipi Nata bersemu merah.

"ayo naik, tenang gak bayar kok"canda
David, Nata mengangguk kaku lalu ia menaiki motor David, dengan ragu-ragu ia memeluk pinggang David. David tersenyum saat tangan mungil itu memeluknya, Tanpa sadar ia memegang dadanya yang berdesir.

"saya gak pernah ngerasain ini sebelumnya batin David, lalu ia melajukan motor dengan kencang.

Masih di tempat yang sama, Wira
mengepalkan tangannya kuat. Melihat
drama yang berada di depannya, membuat hatinya memanas. Ia rela meninggalkan meeting penting hanya untuk menjemput pria manja itu, tapi yang ia dapat hanya membuat memanas hatinya.

"agrhhh sial"umpatnya kesal melajukan
mobilnya dengan kuat tanpa
memikirkan keselamatannya.

🦊🦊🦊

Motor David berhenti di apartemen
Wira, Nata dengan perlahan turun dari
motor David dan melepas helmnya
yang di bantu dengan David.

Nata tersenyum dengan manisnya dan
memberikan helm itu ke pemiliknya.

"makasih kak, David masuk dulu"ucap
Nata lembut.

"sama-sama, sampai jumpa lagi
Tata"ucap David

"Tata?"

"Iya tata, panggilan sayang saya
buat kamu"ucap David, membuat
Nata salah tingkah menggigit bibir
bawahnya membuat David gemas dan
tanpa sadar mengecup pipi Nata.

"saya pulang dulu"ucap David malu
karna dengan berani mencium pria
manis si depannya.

"iya kak daaaa"ucap Nata dengan
memberikan lambaian tangan
perpisahan.

Setelah kepergian David, Nata berjalan ke apartemennya dengan riang, sesekali tangannya meraba pipi yang di cium oleh David, Nata tak percaya dengan hal yang membuatnya malu seperti ini.

Brak

"DARI MANA SAJA KAU HAH"ucap Wira dengan nada tinggi dan membuka pintu dengan kasar, membuat Nata telonjak kaget.

"kak  Wira Nata kangen manja Nata dengan cengiran khasnya, tak takut dengan amarah Wira padanya

"lepas dasar jalang, siapa yang
mengantarkanmu pulang sinis Wira

"itu kakak kelas Nata, ganteng kan? "ucap Nata tanpa sadar menyulutkan
kembali amarah Wira padanya Wira mendorong Nata dengan kasar.

"tidur di luar jangan tidur di kamar
ku"ucap Wira dingin

"aaa kak Wira tega banget sama
Nata rengek Nata manja.

"saya tidak perduli, dan saya tidak
suka kamu seperti jalang seperti
ini"ucap Wira tajam ke arah Nata, mata
Nata sudah berkaca-kaca tak mampu
membalas semua hinaan Wira padanya.

Hatinya sudah sangat sakit untuk
membalasnya, Wira meninggalkan Nata
begitu saja, setelah itu tubuh Nata luruh
ke lantai dengan linangan air mata.

"Nata bukan jalang, kak Wira jahat hiks..hiks"ucap Nata lirih

Wira yang memang belum pergi, menghela nafas kasar. Lalu berjalan ke arah Nata, menggendong Nata di depan tanpa kata, Nata menangis sesegukan di dada bidang Wira.

"diam"dingin Wira

Nata menghentikan tangisnya kala Wira
menyuruhnya diam, ia takut Wira akan
marah lagi padanya. Wira membuka
pintu kamar dengan pelan, membawa
Nata yang berada di gendongannya ke
ranjang mereka. Lalu ia ikut berbaring
di samping Nata dengan memeluk
pinggang ramping Nata posesif, sedangkan Nata sudah tertidur saat
Wira menggendongnya menuju kamar
mereka, Wira tak tau dengan perasaanya
sekarang, ia sakit melihat Nata
menangis tadi.

Entah keberanian dari mana ia mengecup bibir Nata di akhiri dengan lumatan-lumatan kecil. Dan setelah itu ia ikut memejamkan mata bersama Nata.






🦊🦊🦊
See You Next

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang