Happy reading! Jangan lupa vote
🦊🦊🦊
Wira terus memuntahkan isi yang ada pada perutnya sedari tadi, wajahnya pucat, tubuhnya lemas. Memang ia sering seperti ini sejak kepergian Nata tapi ini yang paling parah karena ia tak berhenti muntah dari subuh. Rencana ingin menemui Nata la tunda dulu sampai badannya baikan. Wira menenggelamkan seluruh badannya di selimut miliknya hingga menyisahkan kepala saja, ia memandang nanar pada iphonenya yang belum mendapatkan balasan pesan dari Nata, ia mengatakan sejujurnya kepada Nata jika ia benar-benar sakit namun sudah satu jam berlalu pria yang masih berstatus istrinya itu tak kunjung membalas.
Wira membekap mulutnya ketika gejolak di perutnya mulai terasa kembali, dengan tubuh yang lemas ia berlari sekuat tenaga ke kamar mandi.
"uwekkk"
"uweekk"
Wira membersihkan mulutnya dengan air, ia sudah lemas sekali rasany tak sanggup melangkah kembali menuju kasurnya. Tetapi ia butuh istirahat dengan berpegangan pada tembok ia berjalan perlahan. Dengan keadaan sakit seperti ini ia sangat membutuhkan Nata berada di sampingnya untuk merawat dirinya yang sedang tak berdaya.
Saat ia sudah berhasil duduk di kasurnya, tiba-tiba Wira sangat menginginkan susu hangat, ia mendesah lelah saat keinginannya seperti tak bisa di cegah. Dengan perlahan ia bangkit menuju dapur untuk membuat susu hangat. Membayangkan susu hangat membuatnya tak sabaran ingin meminumnya.
Wira mengambil gelas dan susu putih yang berada di kulkas dengan susah payah ia membuatnya karena memang kondisi tubuhnya yang tak memungkinkan ia bergerak lama.
Setelah memasak air, Wira mulai menuangkan susu itu kedalam gelas beserta dengan air panas yang ia masak, ia tersenyum saat susu itu sudah jadi. Dengan perlahan ia meminum susu panas itu, namun belum sempat susu itu sampai di tenggorokan Wira sudah memuntahkannya terlebih dahulu. la bingung dengan dirinya mengapa tadi sangat menginginkan susu itu tapi sekarang mengapa ia memuntahkan susu itu kembali. Perutnya kosong sedari tadi ia belum mengisinya dengan makanan apa pun, setiap Wira ingin makan perutnya sudah mual mencium bau makanan tersebut.
Wira menjatuhkan dirinya di kursi makan, ia sudah tak sanggup berjalan ke kamar lagi.
"sayang aku butuh kamu"lirihnya serak tanpa ia sadari air matanya menetes tanpa penghalang, entah mengapa sekarang ia sangat cengeng terlebih lagi saat ini tak ada seorang pun yang mengetahui keadaanya. Tubuh yang panas semakin panas kala ia mulai tertidur di kursi dapur tanpa selimut yang menutupi tubuhnya.
🦊🦊🦊
Nata baru saja terbangun ketika ia mendengar suara iphonennya berbunyi pertanda pesan masuk namun ia malas untuk membuka pesan itu, matanya sangat mengantuk berat akibat semalam la menonton drakor kesukaannya.hobi menonton adalah kebiasaan baru Nata ketika hamil, ada perasaan senang ketika ia sudah menonton.
Nata merapatkan selimutnya kembali, melanjutkan tidurnya dengan nyaman. Hari ini ia tak masuk kuliah jadi bebas dong untuk tidur sepuasnya, pikir Nata dalam hati senang.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, matahari sudah meninggi di barengi dengan mata teduh pria itu terbuka dengan malasnya, ia merentangkan tangannya ketika ia merasa sangat puas tertidur hari ini. Tidur dan nonton adalah kesenangan Nata sekarang. Nata bersandar di kepala ranjang, entah mengapa ia sangat merindukan Wira bukannya pria itu selalu datang untuk meminta maaf kepadanya namun mengapa hari batang hidungnya pun tak muncul, ada rasa kecewa di hati Nata, mungkinkah Wira menyerah untuk mendapatkan maaf darinya. Tapi mengapa? Nata hanya mengetes rasa cinta Wira untuknya dan di hatinya juga masih ada rasa kecewa yang mendalam kepada Wira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan||Jeffta^ END
Fanfiction???????? Bagaimana jadinya seorang JONATHAN PERWIRA ABRAHAM Pria tampan berumur 30 tahun mempunyai sifat arogan kepada semua cowok kecuali sang papo/papi,harus menikah dengan seorang remaja laki-laki belia berumur 19 tahun yang baru saja menyelesai...