Happy Reading! Jangan lupa vote
🦊🦊🦊
Derap langkah kaki terdengar
memasuki apartemen, suasana begitu
hening saat Wira memasuki apartement
miliknya. Wira menghidupkan saklar
lampu ruangan tengah ia menjatuhkantubuhnya di sofa berwana hitam
itu melonggarkan dasi yang terasa
mencekik lehernya.Wira menyipitkan matanya kala melihat seseorang yang ia benci tidur di karpet dekat sofa yang ia duduki, melihat Nata meringkuk seperti bayi membuat Wira tersenyum tanpa sadar dan dalam persekian detik wajah itu kembali menampakkan aura datar dan dinginnya.
"ck, menyusahkan"gumam Wira menghampiri Nata "laki-laki bodoh ayo cepat bangun"ucap Wira dengan keras namun tak ada sautan dari Nata hanya suara erangan sedikit terganggu dengan suara keras Wira.
"kau benar menyusahkan Nata"ucap Wira, akhirnya ia menggendong Nata menuju kamar mereka yang sebenarnya Wira tak ingin tidur seranjak dengan laki-laki manja dan bodoh itu, jelas karna itu sangat menyiksa adik kecil Wira.
Wira adalah pria normal yang bisa terangsang jika melihat tubuh seksi Nata, Wira tau Nata tak seseksi wanita pria yang pernah ia kencani tapi entah mengapa ada aura yang berbeda dari Nata yang menariknya untuk terus mendekat dengannya,namun karna ego dan kebenciaannya rasa itu tertutupi.
"sungguh badanmu kecil tapi sangat berat decak Wira saat menurunkan Nata
ke kasur mereka.Gerah, itulah yang saat ini Wira rasakan
dengan cepat ia melepaskan sepatunya
dan memasuki kamar mandi untuk
menyegatkan tubuhnya yang terasa
lengket.Nata menggeliat kecil dalam tidurnya,
ia mulai membuka mata indahnya
perlahan saat ia tersadar jika ia ketiduran ketika menunggu Wira pulang kerja. Nata mengeryit bingung ketika ia sudah berada di dalam kamarnya, bukannya ia tadi di ruang tengah dengan suasana gelap karna Nata sengaja mematikan lampu ruangan itu agar Wira tidak marah padanya. sebenarnya Nata takut gelap hingga ia ketiduran. Demi Wira Nata rela melawan rasa takutnya akan gelap walau panas dingin mendera tubuhnya karna takut.Ceklek
Nata langsung melihat ke arah pintu
kamar mandi ketika bunyi pintu itu terbuka, ia menganga karna melihat Wira yang keluar dengan santai hanya memakai handuk yang melilit pinggangnya, ia menelan ludahnya gugup Saat Wira berjalan ke arah lemari."kak Wira sudah pulang?"ucap Nata
memberanikan diri"hmm"
"kak Wira udah makan?, mau Nata siapin makanan?"tanya Nata lembut
"Jangan pernah menyentuh dapur gue
lagi ngerti tajam Wira"Na..ta"
"STOP, gue capek harus mendengar
ocehan lo lagi"hardik Wira, Wira
merebahkan tubuhnya dengan kasar di
samping Nata. Nata tersenyum ke arah , ia tak pantang menyerah untuk mendapatkan cinta Wira, dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan ia berani memijat tangan Wira dengan tangan mungilnya."capek ya kak, Nata pijetin ya, enak loh
pijatan Naka"ucap Nata manja."minggir gue mau tidur"marah Wira
"kak Wira Nata kan bantu kurangin
capeknya kakak, Nata itu istri yang pengertian tau"cemberut Nata"ck"decak Wira frustasi membiarkan Wira memijatnya karna jika boleh jujur pijatan Nata sangat enak."lo mijetin gue atau apasih, sakit
semua nih badan gue"amuk Wira"Nata mijetin kakak kok, kenapa sih
Nata selalu salah di mata kakak, Nata
gak ada lagi baru nyesel gerutu Nata
yang masih terdengar oleh Wira"gue mau tidur jangan ganggu"dingin
Wira menghiraukan Nata hanya masih
diam mematung, ia tersenyum saat Wira membelakanginya, Nata menatap punggung Wira, ingin merengkuh punggung itu. Ia iri dengan guling yang di peluk Wira, tak wajar memang, tapi itu kebenarannya hatinya "selamat tidur suamiku"gumam Nata yang masih terdengar oleh Wira karna memang ia belum tidur Wira menunggu Nata berbaring juga di samping."i love you"
"itu ungkapan cinta Nata yang keberapa
ya kak?, hahaha kakak benar Nata bodoh karna mengungkapan cinta saat kakak sudah tidur, kakak tidak akan pernah menjawabnya, besok Naka ungkapin lagi kak"ucap Nata pelan takut menganggu Wira. Lalu ia mengambil buku yang berada di laci nakas di sampingnya, buka seperti diary itu ia buka dengan
perlahan, mencari lembaran kosong
untuk ia coret dengan goresan tinta
berwarna hitam. Dengan lincah tangan
mungilnya terus menulis, ungkapan isi
hatinya.Wira yang belum tidur penasaran dengan
apa yang di lakukan Nata, ingin sekali
membalikkan tubuhnya menjadi
menghadap Nata, namun ia urungkan ketika bunyi tutupan buku terdengar pelan dan Nata mulai bergerak untuk tidur di sampingnya. Tangan mungil itu dengan berani memeluk tubuhnya dengan posesif. "Nata sayang kakak"lirihnya memejamkan mata, di rasa Nata sudah tidur Wira membalikkan tubuhnya mengamati wajah Nata yang seperti tidak nyenyak dalam tidurnya, Wira tau Karena apa Nata seperti itu. Karna ia tau
Nata sudah terbiasa di peluk saat tidur."kau memang manja"gumam Wira
memeluk tubuh Nata dengan berani
lalu ikut memejamkan mata bersama
Nata.🦊🦊🦊
Sinar matahari menembus gorden
jendela kamar sepasang suami
istri itu, Wira mengerjapkan matanya
saat menyadari Nata tak berada di
sampingya, Wira yang acuh langsung
berjalan ke kamar mandi tanpa harus
mencari keberadaan Nata.Sedangkan di dapur tawa Nata tak
pernah berhenti saat sang mama tadi datang membawa kelinci
kesayangannya."ih hitam jangan lari dong kan Nata
capek nangkep hitam teriak Nata
mengejar kucingbkesayangannya.Hap
"kenak kamu hitam jangan bandel lagi, nanti kamu di goreng sama Dadi,nanti Nata sedih"ucap Nata
Wira mengamati Nata yang tampak gembira, menggendong seekor kucing berwarna hitam. Lama-lama Nata sangat mirip dengan cinta pertamanya, Wira menggelengkan kepalanya tak mungkin karna Wira yakin mereka adalah orang yang berbeda.
"ekhem,"
"kak Wira"ucap Nata senang saat melihat Wira sudah rapi dengan pakaian kerja yang di pilihkan Nata tadi saat ia terbangun Wira sudah melihat pakaiannya sudah rapi di sofa kamar mereka, enggan untuk memilih baju lain Wira terpaksa memakai baju pilihan Nata.
"ayo makan kak, tadi Bubu datang
bawa makanan buat kita. Sebenarnya
Nata mau masak sendiri tapi Bubu
ngelarang"cemberut Nata"hmm"
"kak Wira mau kemana? "teriak Nata saat Wira berjalan mengabaikannya
"kerja"
"makan dulu rengek Nata manja menarik Wira menuju meja makan
Wira tak menjawab tetapi langkahnya mengikuti Nata begitu saja, karna Wira yakin masakan Bubu mertuanya sangat enak ia tak perlu takut memakan masakan Bubu mertuanya.
"enakkan? "tanya Nata tersenyum
"ya"
"kucing itu?"
"punya Nata kak, nanti beliin kucing ya kak Nata mau yang warna abu-abu. Nata belum punya soalnya, beliin ya. Ya..ya"rengek Nata manja
Wira tak menjawab, ia langsung berdiri pergi meninggalkan Nata yang cemberut karna keinginannya tak di wujudkan oleh Wira.
"aaaaa kak Wira nyebelin"rengek Nata menghentakkan kakinya
"Bubu, mantu Bubu jahat"manyun
NataNata berdiri ingin mengejar Wira, namun mobil Wira terdengar sudah melaju.
Membuat Nata tambah cemberut, la mengambil Hitam yang berada di kandang kecil berada di ruang sofa, bermain dengan si Hitam mungkin bisa mengbalikan moodnya yang baik.
See You Next
🦊🦊🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan||Jeffta^ END
Fanfiction???????? Bagaimana jadinya seorang JONATHAN PERWIRA ABRAHAM Pria tampan berumur 30 tahun mempunyai sifat arogan kepada semua cowok kecuali sang papo/papi,harus menikah dengan seorang remaja laki-laki belia berumur 19 tahun yang baru saja menyelesai...