6. Rengekan Nata

224 14 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote


















🦊🦊🦊

Malam ini bintang begitu bersinar terang menerangi malam dan menemani bulan yang hanya sendirian, Nata tersenyum saat menatap banyak bintang yang mengelilingi bulan dengan cahaya yang terang seperti ada banyak kebahagiaan di sana. Nata menoleh ke arah ranjang kamarnya dan juga Wira, pria itu sudah tertidur tanpa melihatnya masih terjaga di sini, sesulit itukah ia menggapai cinta sang suami?, mungkin iya dan mungkin saja tidak, Nata tak selemah itu, Nata adalah pria yang kuat jika kalian tau, walau ia bersikap manja yakinlah ia hanya ingin mengusir kesepiannya selama ini.

Nata menutup pintu balkon kamarnya ketika udara dingin terasa hingga sampai tulangnya, ia berjalan mendekati ranjang dan tersenyum menatap wajah polos Wira ketika sedang tertidur, ini udah dua bulan semenjak pernikahannya tetapi belum ada perubahan dari sifat Wira. sudah berapa kali Nata menyatakan cinta tetapi Wira selalu menolaknya, mungkin sudah 50 kalimat cinta ia ungkapkan kepada Wira, dan ada 51 kalimat lagi ungkapan cintanya, Nata tak akan menyerah begitu saja sebelum membuat al mencintainya dan jatuh sedalam- dalamnya terhadap Nata hingga pria itu tak bisa berpaling darinya.

Nata ikut berbaring di samping Wira, ia menarik tangan Wira agar memeluknya, dan berhasil lengan kekar Wira kini sudah berada di pinggangnya. Nata tersenyum saat bendengar dengkuran halus keluar dari bibir Wira, tangan Nata tak tinggal diam ia mengusap lembut bibir Nata.

"kapan bibir ini akan mengucapkan cinta untukku kak"lirih Nata

"hingga Nata nenemukan pengganti kakak? atau hingga Nata tiadakah?"

"jawab kak"

Ia tersenyum lirih, pria manja sepertinya mana mungkin akan di cintai oleh seorang JONATHAN PERWIRA ABRAHAM yang sempurna, pria yang selalu di inginkan oleh setiap wanita dan pria termasuk dirinya. Namun dalam cinta tak ada yang tak mungkin bukan?, dan yuki percaya Wira akan mencintainya seperti ia mencintai pria yang memeluknya ini.

Lelah dengan segala pemikiran yang sangat mengganggu kinerja otaknya, mata Nata mulai terpejam dan saling berpelukan erat dengan Wira.

🦊🦊🦊

Bunyi detingan sendok di meja makan,
dan sebuah rengekan dari gadis manja
membuat telinga Wira berdengung panas

kak Wira Nata mau kuliah titik rengek
Nata di sela-sela makannya.

"tidak bisa, kau harus di rumah.
Menghabiskan uangku saja. Pintar saja
tidak, "ucap Wira pedas

Nata mengerucutkan bibirnya merasa
tersinggung dengan ucapan Wira padanya, dia tidak bodoh dalam hal pelajaran bisa-bisa pria yang di depannya ini menghinanya seenak hidupnya saja, yang sialnya pria ini adalah suaminya sendiri.

"pokoknya Nata mau kuliah, kalo kakak
tidak mau membiayai Nata biar Nata
minta Daddy saja"santai Nata dengan
tangan menyendokkan makanan
secara kasar ke mulutnya karna merasa
kesal dengan sifat yang yang kelewat
kejam itu, gak tau apa ia kesepian di
sini jika Wira bekerja, tinggal berdua
tetapi merasa seperti tinggal sendiri.

"dasar pria keras kepala dengus Wira

"oke atau Nata adukan kakak ke
Papo karna kak Wira kemarin pergi
dengan wanita selain Nata"ucap Nata
tajam merasa cemburu saat melihat
Wira bergandengan dengan wanita lain
selain dirinya

"jangan ikut campur masalahku atau
kau tau akibatnya pria manja"tajam Wira
tak suka melihat kilatan marah di mata
Pria itu, ia tak suka pria itu marah
padanya, hanya Wira yang boleh marah
pada Wira itu.

"Nata mau kuliah"cicit Nata takut
melihat kilatan marah di wajah Wira,
seharusnya ia yang marah kenapa
malah Wira yang marah.

"kau terus merengek seperti anak
kecil ejek Wira

"Nata bukan anak kecil"protesnya tak
suka.

Wira memberi tatapan mengejek kearah
Nata, Wira benar-benar seperti menikahi
anak kecil lulusan SD dari pada seorang
Pria lulusan menengah atas

"jangan tatap Nata seperti itu, Nata
gak suka rengek Nata yang mulai bisa
mengatasi rasa takutnya terhadap Wira Wira hendak berdiri namun di tahan
oleh Nata matanya menyiratkan
permohonan, membuat rasa tak tega di
rasakan oleh Wira

"oke besok kamu udah bisa
kuliah"pasrah Wira, dari pada tak bisa
bekerja karena sakit telinga mendengar
rengekan pria manja di depannya ini
lebih baik Wira menyetujuinya

"yes, maksih kak"ucap Nata girang
memeluk Wira "i love you"ucap Nata mencium bibir Wira refleks membuat Nata salah tingkah sendiri dengan pipi yang sudah memerah, semerah tomat.

"Nata ke kamar dulu, hati-hati"ucap
Nata berlari meninggalkan Wira yang
masih mematung dengan ciuman
singkat Nata di bibirnya, Wira menyentuh
bibirnya sendiri.

"rasa apa ini? "gumamnya, jantungnya
seperti mau keluar dari tempatnya,
pengaruh apa yang di berikan pria itu
kepadanya hingga membuat darahnya
berdesir hebat seperti ini, tak mungkin
Wira mencintai pria manja seperti Nata,
Wira hanya mencintai pria kucingnya,
Pria bermata indah yang sudah mencuri hatinya.

Di kamar Nata sudah jingkrak-jingkrak tak jelas mengingat kelakuannya yang sangat agresif terhadap suaminya.

"apa yang gue lakuin"teriaknya
tertahan dengan menutup mulutnya
dengan bantal, ia malu setengah
mati dengan Wira makannya ia langsung
meninggalkan Wira begitu saja tadi

"tapi kalo di pikir-pikir agresif sama
suami sendiri itu sah dan wajib hukumnya dari pada sama suami orang kekeh Nata merasa lucu dengan ucapannya sendiri.

"ahhh dasar Nata pinter banget sih" Nata menyentuh bibirnya sendiri yang sudah lancang mencium bibir Wira tanpa izin

"oo gini rasanya ciuman ya?, deg-degan takut kepergok berbuat mesum hihihi"

"kak Wira Nata makin cinta deh'teriak
Nata tanpa sadar Wira yang mendengarnya geleng-geleng

kepala dan keluar dari apartemennya
begitu saja, tanpa sadar lengkungan
tipis terbit di bibirnya yang bahkan Wira
tak menyadarinya sama sekali.



🦊🦊🦊
See You Next

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang