17. Kalung Kucing

219 11 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote



























🦊🦊🦊

Dari semua yang sudah di lalui
inikah akhir dari segalanya? Akhir
dari cintanya? Dan akhir dari
kekagumannya terhadap pria yang
menjadi suaminya? Bukannya tak
mungkin ini akan terjadi karna dari
awal ia hanya sosok yang tak di anggap
sama sekali, bagai sesuatu yang tak
kasat mata itulah dirinya. Mungkinkah
kebahagiaan akan menghampiri
dirinya ketika semua kesakitan
melanda hatinya.

Tubuh itu gemetar menahan tangis
yang akan pecah, kenapa di saat ia tak
ingin menangis justru kristal bening itu
meluncur bebas meninggalkan isakan
yang sangat memilukan, ia memukul
dadanya berharap sesak di dadanya
akan segara hilang.

Bohong, jika ia berucap tak cinta lagi
pada sosok yang selama ini ia cintai
nyatanya cinta itu masih menetap
di hatinya bersamaan dengan benci
yang hadir karna keegoisan pria yang
menjadi suaminya tersebut

Elusan di puncak kepalanya
menyadarkan Nata dari semua pikiran yang bergelayut di otaknya, mata sembab dan hidung memerah kini sudah tampak kala ia melepas bantal yang menutupi wajanya. Senyum menenangkan ia dapat dari laki-laki paruh baya yang sudah melahirkannya.

"Bubu"peluknya manja pada sang
Bubu

"iya sayang, jangan menangis lagi ya,
mama sakit lihat Nata nangis"ucap
Bubu Alby lembut

"Na..ta, Nata cinta sama kak Bu, Nata sayang sama dia tapi kenapa kak Wira jahat sama Nata. Salah Nata apa Bu, apa karna Nata manja? Apa karna Nata kekanakan jadi kak Wira gak suka sama Nata"tanya Nata lirih

"sayang udah dong nangisnya, semua
sudah Nata pilih. Bubu berharap
pilihan  Nata yang terbaik, jujur Bubu
sempat syok waktu Nata meminta surat
perceraian pada Daddy seminggu yang
lalu, tapi Bubu juga gak mau Nata
sedih terus"ucap Bubu Alby lembut
Ya, Nata sudah meminta pada sang
Daddy mengurus surat peceraiannya.

Dan Wira seminggu yang lalu, kala ia masih bimbang dengan perasaannya antara bertahan atau pergi. Sang Daddy sempat menolak dengan tegas namun melihat wajah rapuh dan penjelasan dari Nata membuat sang Daddy akhirnya menyetujui. Kala itu jika Nata bertanya Wira mau menerima anaknya maka Nata akan bertahan walau sifat Wira yang kejam dengannya namun Wira menolak dengan tegas dan mengatakan kata terlaknat yang Nata benci, jadi Nata
memilih pergi. Surat perceraian itu
akan ia robek ketika Nata berharap
Wira akan menerimanya, tetapi Wira lebih memilih Nata memberikan surat yang sebenarnya tak ingin ia beri pada lelaki itu.

Bastian Daddy Nata menatap anaknya
sendu di depan kamar laki-laki itu,
ia kecewa pada dirinya tak bisa melindungi anak tersayangnya sehingga anaknya merasakan sakit hati yang luar biasa tak pernah ia melihat Nata sesedih ini. Ia kecewa pada anak sahabatnya yang tak bisa menjaga berlian berharganya. Bastian melangkah menuju sang istri dan anaknya yang tampak berpelukan itu.

"Nata nya Daddy yang ceria dan manja mana, kok jadi cengeng banget sih hmm, sini peluk Da,ddy dulu"ucap lembut Daddy Bastian, Nata melepaskan pelukan pada sang Bubu dan langsung menghambur ke pelukan sang Daddy menyandar nyaman di dada sang Daddy menghirup wangi yang selalu bisa menenangkan Nata.

"Nata, gak mau ketemu lagi sama kak
Wira. Nata benci kak Wira. dia jahat
sama Nata dan anak Nata hiks..hiks"
"iya Nata gak akan ketemu lagi sama
Wira, Daddy udah buang Wira ke laut biar di makan hiu sekalian"

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang