3. Malam Pertama

449 26 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote


















🦊🦊

Bintang, menghiasi malam dimana
sepasang anak adam itu sudah resmi
menjadi suami istri sejak pagi tadi, dan
mereka baru saja selesai mengadakan
acara resepsi yang sangat mewah
tersebut.

Sang istri tampak dengan
wajah berseri-seri kala mengingat
ia sudah jadi seorang istri dari pria
yang ia cinta entah sejak kapan itu,
berbeda dengan sang suami hanya

menampakkan wajah datar dan dinginnya tidak ada raut kebahagiaan di sana. Ia seperti menganggap tidak pernah terjadi pernikahan dengan anak laki-laki manja seperti Nata.

Sang suami menjatuhkan dirinya di
kasur apartemennya dengan santai
tanpa melirik ke arah sang istri yang
tampak cemburut karna di abaikan
olehnya.

"kak Wira geser sedikit dong Nata
juga mau tidur"ucap Nata dengan
menyentuh bahu Wira pelan.

"ck, ini kasur gue. Ganggu aja lo"ucap Wira tajam menatap Nata.

Mata Nata sudah berkaca-kaca mendengar suara dingin dan tajam dari Wira.

"terus Nata tidur dimana?, kita kan
suami istri. Seharusnya malam ini kita
ngelakuin malam pertama"ucap Nata lirih.

"tidur di sofa sana gue gak nafsu sama
lo, dan gak ada malam pertama
ngerti"tajam Wira. Namun bukan Nata
namanya kalo tidak membuat Wira tidak
bisa menuruti keinginanannya.

"Nata tidur sama kak Wira, atau Nata
bilang sama papo nih"ancam Nata
dengan senyum kemenangannya

"ck. Lo boleh tidur di sini, tapi ingat
jangan pernah nyentuh gue"dingin
Wira sambil menggeser tubuhnya ke
samping kiri.

Nata dengan senangnya langsung tidur
di samping Wira, ia menatap punggung
Wira yang membelakanginya. Ada
perasaan nyeri di hatinya kala Wira tidak
mengingatnya lagi. Memang kejadian
waktu itu sudah belasan tahun lalu saat
Nata masih kecil dan Wira sudah remaja.

Nata memejamkan matanya kala
mengingat kejadian itu.

"kak Wira"lirih Nata

"hmm"

"Nata gak bisa tidur"ucap Nata pelan
dengan lirih.

"apa urusannya sama gue sih?, gue
ngantuk datar Wira dengan mata yang
sengaja di pejamkan, sebenarnya ia
pun sama dengan Nata tak bisa tidur
karna gairah sudah menguasainya
sejak Nata berbaring di sampingnya,
bohong jika ia tidak tertarik dengan
Nata, bahkan tubuhnya sudah bereaksi
dengan hebat walau Nata sama sekali
tak menyentuh, bahkan laki laki yang
sering mendekatinya pun tak bisa
membuat Wira bergairah seperti ini,
sebenarnya pelet apa yang sudah di
berikan anak laki-laki manja ini kepadanya.

Nata diam hatinya terasa sakit, namun
ia harus kuat karna ia tau, dia tak
selemah itu. Dengan keberaniannya
Nata membalikkan tubuh Wira supaya
menghadap ke arahnya.

"apaan sih lepas gak? "sentak Wira dengan kasar kala tangan mungil Nata memeluk pinggang Wira dengan kuat

"gak mau, peluk Nata atau.."ucap Nata
manja.

"oke, dasar aduan"gerutu Wira tapi tetap
memeluk tubuh Nata, ada perasaan
nyaman ketika tubuh mungil itu masuk
kepelukannya membuat Wira tanpa sadar mengeratkan pelukannya "kak jangan kenceng-kenceng Nata gak
bisa nafas"erang Nata

"eh, maaf"ucap wira dengan malu, ia
melonggarkan pelukannya tetapi
masih terbilang erat. Kenapa dengan dirinya?, mengapa sangat nyaman sekali memeluk tubuh mungil ini?, mengapa ia tiba-tiba merasakan sesuatu itu kembali dalam dirinya?, sesuatu yang sudah lama menghilang darinya?, sesuatu itu pelukan dari cinta pertamanya yang sampai sekarang.

Wira tak tau keberadaannya sejak
kepindahannya dulu.

"Anak laki-laki kucingnya dimana kamu?"ucap batin Wira merindu

🦊🦊🦊

Wira melihat kearah Nata yang juga
masih menatapnya, Wira tidak bisa
mendeskripsikan sesuatu di mata
istrinya ini, seperti rindu yang
tidak bisa terungkapkan dengan
kata-kata. Wira berfikir mana mungkin
Nata adalah anak laki-laki kucingnya, tak
mungkin. Anak laki-laki nya adalah bukan

Anak laki-laki yang manja seperti Nata,
Anak laki-laki nya adalah anak laki-laki yang imut dan menggemaskan. Bukan seperti Nata yang menjengkelkan. "kak Wira "ucap Nata manja

"hmm"

"aku mencintaimu"

Deg

Wira menatap Nata tajam, bagaimana
bisa Anak Laki-laki manja ini mengungkapkan cinta sebegitu mudahnya, Wira tau semua remaja itu labil. Tapi mengapa jantungnya menggila kala Nata mengungkapkan kata cinta padanya, apakah ia mulai mencintai Nata?,tidak. Wira hanya mencintai satu orang Laki-laki yaitu seseorang yang menjadi cinta pertamanya, tidak ada yang bisa membuat Wira jatuh cinta, kecuali Anak laki-laki kucingnya. Wira akan membuat seseorang itu menderita karna berani mencintainya karna hatinya hanya untuk cinta pertamanya.

"dan gue gak cinta sama loe" ungkap Wira tajam Nata berusaha menampilkan senyuman manisnya di depan Wira, ia meyakini hatinya sekali lagi bahwa ia bukan Anak laki-laki yang pantang menyerah ketika cintanya di tolak, tidak masalah saat ini suaminya sendiri menolak cintanya,tapi cinta datang karna terbiasa bukan? Dan Nata meyakini itu, ia akan membuat Wira jatuh cinta padanya.

"Nata akan buat kak jatuh cinta sama
Nata"ucap Nata yakin

Wira tersenyum meremehkan kearah Nata dan gue tidak akan terpengaruh akan hal itu, lakukan saja karna sampai kapanpun gue tidak akan mencintaimu, kau dengar itu"ucap Wira remeh, menganggap semuanya akan
mudah jika ia mengacuhkan istrinya
ini.

"jangan remehkan aku kak Wira, aku akan buat kakak mencintaiku, izinkan Nata mengucapkan kata cinta hingga 101 kata, jika kakak gak juga mencintai Nata , Nata rela melepaskan kakak ucap Nata yakin ia bisa menaklukan Wira.

"oke, dan aku tekankan sekali lagi
sampai mulutmu berbusa juga aku
tidak akan pernah mencintai anak laki-laki manja seperti mu"ucap Wira menyeringai.

"Nata gak akan menyerah, masih
ada 100 ungkapkan cinta Nata untuk
kakak, Nata harap kakak tidak
akan menyesal ucap Nata dengan
senyumannya.

"tidak akan pernah remeh Wira , tapi
entah mengapa ada perasaan takut
kala Nata mengucapkan kara rela
melepaskannya, mengapa hatinya
menolak dengan keras kata itu, namun
egonya enggan mengakui semua itu.

"Nata cinta kakak" ungkap Nata sekali
lagi dengan ketabahan hatinya.

"salahnya gue gak cinta loe"ucap Wira dingin

"oke, Nata ngerti dan masih ada 99 ungkapan lagi"pasrah Nata

"elus kepala Nata seperti waktu itu, Nata
mau bobok manja Nata yang sudah
melupakan penolakan dari Wira yang
membuat hatinya sakit Tangan besar Wira tanpa sadar mengelus kepala Nata dengan lembut, entah mengapa Wira tidak bisa menolak keinginan Nata Entah mengapa ia seperti di kendalikan oleh anak laki-laki ini.

Tidak ada malam pertama, yang ada
hanya pelukan mesra keduanya,
entah siapa yang memulai pelukan itu
semakin erat dan terlihat intim kala
suara gemuruh hujan terdengar keras.









🦊🦊🦊

See You Next

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang