Story of Us | Zhang Yixing [COMPLETED]

🧩 qī 🧩

Pemberkatan untuk Yixing dan Dilraba telah dilaksanakan sepuluh menit lalu. Pernikahan yang diselenggarakan secara sederhana dimana yang menghadiri hanyalah keluarga, kerabat dan sahabat terdekat berhasil berlangsung secara khidmat.

"Kamu kalo capek bisa masuk duluan, kok. Biar nanti saya yang ajak ngobrol tamu-tamunya." Yixing berbisik pada Dilraba yang terlihat lelah sekaligus mengantuk dalam posisi berdirinya.

Benar memang pernikahan diadakan secara sederhana. Namun, keluarga dan kerabat yang turut meramaikan karena tak ingin kehilangan momen membuat keduanya harus tertahan untuk menyapa semuanya.

Dilraba menggeleng. Meski pernikahan ini terselenggara tanpa consent darinya, namun perempuan itu telah berkomitmen akan menjalankan peran istri dan menantu dengan baik nantinya. Dan tentu saja, semua bermula sejak detik ini, setelah dirinya resmi menyandang gelar sebagai istri dari lelaki berlesung pipi di sampingnya.

"Gue oke, kok. Malah gue liat-liat, yang butuh istirahat disini tuh elo."

Yixing tersenyum, "Maaf. Semalam saya bergadang karena harus mengecek berkas investor sebelum diserahkan kepada sekretaris saya."

Yixing itu, meski jabatan direktur yang ia miliki sekarang masih uji coba, namun dirinya benar-benar mengerahkan semua kemampuannya. Bahkan jika pekerjaan itu masih sanggup diurus oleh sekretarisnya, ia tetap akan memeriksa langsung demi hasil yang sempurna. Dan oleh sebab itulah, gelar 'The perfect one' yang disematkan teman-temannya karena unsur canda ketika SMA berhasil membentuk dirinya menjadi sosok perfeksionis tanpa cela.

"Paham, kok. Mr. Sibuk!" ejek Dilraba.

Sayangnya, obrolan keduanya tak dapat berlangsung lama karena seruan salah satu teman Yixing yang melambai ke arah mereka―seolah ingin sepasang pengantin ini bergabung di meja yang sama― membuat keduanya mengangguk dan mendekat untuk menyapa.

🧩

Memilih untuk menginap di hotel karena tubuh keduanya sudah tak sanggup dipaksa lagi untuk bergerak kemana-mana setelah acara, Dilraba benar-benar dibuat menggeleng dengan kesibukan Yixing yang tiada habisnya.

Tadi, sebelum mandi, perempuan itu melihat Yixing sibuk bertelepon dengan seseorang. Kemudian sekarang, ketika dirinya bersiap untuk beristirahat, ia malah melihat Yixing yang fokus menatap layar gadget empatbelas inch masih dengan setelan yang sama.

Sadar tengah diperhatikan, Yixing mengalihkan pandangan untuk menatap sang istri dengan pandangan bertanya.

"Kenapa gak tidur?"

Huh?

Kening Dilraba mengernyit. "Lo sendiri, kenapa bukannya mandi tapi malah buka laptop padahal tadi ngeluhnya capek?"

Yixing tersenyum. "Yang ngeluh capek tadi 'kan kamu. You said you wanted the wedding party to be over quickly so you could take a rest."

Yang disahuti berdecak karena yang Yixing sampaikan barusan adalah kebenaran. Namun sebagai istri, tentu saja tak adil rasanya jika ia memilih beristirahat ketika suaminya masih sibuk dengan pekerjaan hingga tak sempat berganti pakaian.

"Gapapa, istirahat aja. Saya udah biasa kayak gini, kok. Don't worry."

Dih?! "Siapa yang khawatir emangnya?!"

Mendengar respon cepat dari Dilraba tak ayal membuat Yixing tertawa. "Iya, gak ada. You don't need to scream like that karena ini udah malam, Dila."

Dilraba mendengus, "Cowo freak!" serunya.

Memilih menaikkan selimut hingga menutupi kepalanya, Dilraba menyelesaikan agenda bertemu tatap dengan lelaki menyebalkan―yang kini adalah suaminya.

Tak terasa, satu jam terlewati berteman hening. Yixing yang selesai dengan pekerjaannya meregangkan tubuh sebentar sebelum kemudian mendekat ke sisi ranjang tempat istrinya berbaring. Menarik pelan selimut yang menutupi kepala Dilraba agar jalur pernapasannya lebih lega, tangan lelaki itu terulur untuk mengusap pelan kepala pujaan hatinya.

"Tidur yang nyenyak, Dila." bisiknya. "Maaf karena harus menyeret kamu ke dalam janji yang bahkan kamu gak ingat tentang apa itu."

Waduh, udah nikah aja!!

____

Anw,

Wishing all the best for my boys ❤️ EXOL believe on your promises, guys!

Regard,
LOEY's Queen