🧩 èr 🧩

158 21 4
                                    

Dilraba saat ini duduk termenung di dalam perpus dengan kondisi laptop menyala. Ia tak mampu berpikir jernih sebab yang mengisi kepalanya sekarang hanyalah hasil obrolan―yang menurutnya― tak masuk akal semalam.

"Perkenalkan, saya Yixing." lelaki bernama Yixing itu mengulurkan tangannya yang tak langsung disambut oleh Dilraba melainkan dibalas dengan tatapan bingung.

Mama yang gregetan segera menarik tangan sang anak untuk menyambut uluran tangan itu, "Kamu udah tau, namanya Dilraba."

Yixing mengangguk, "Hai, Dila." balasnya yang dibalas kekehan dari kedua orangtua Dilraba.

"Kalo gitu saya pamit Om, Tante. Ibu sama adek nungguin di rumah." selesai bersalaman, Yixing dan mobilnya melesat dari pekarangan rumah.

"Dia.. siapa?" Dilraba masih belum bisa mencerna situasi yang baru saja terjadi mulai mengajukan tanya.

"Yixing. Kamu tadi 'kan udah kenalan." balas papa.

"BUKAN!" serunya. "Maksudnya, dia siapa dan ngapain dia ke sini?"

Mama dan papa saling lirik, namun mama mengangkat bahu dan melangkah masuk. Meninggalkan papa yang kini diberi tatapan pensaran dari Dilraba.

"Pa?"

"Dia Yixing, temen kecil kamu." Dilraba mengangguk meski belum mengerti, "Dia dateng buat ngelamar kamu."

Dilraba menarik napas sebentar sebelum, "AAARGH!" teriakan frustasi miliknya menggema mengisi lorong perpustakaan dan berhasil membuatnya diberi delikan oleh para penghuni.

Memilih abai, Dilraba menjatuhkan kepalanya pada meja sambil mendesis pelan. "Gak ada pernyataan yang lebih gila dari ini, kah? Kayak dosen tiba-tiba acc naskah skripsi gue, misalnya?" keluhnya masih tak percaya.

Sibuk merutuki nasib, Dilraba tak menyadari ada yang mendekat ke arahnya jika saja orang itu tak menepuk bahunya.

"Kenapa?" sahutnya malas. Bahkan dirinya tak mau repot-repot menatap orang yang kini berdiri di sisinya.

Bukannya memperoleh jawaban, sekotak susu coklat malah mendarat di sebelah laptopnya. Dan belum sempat dirinya bertanya, orang tersebut berlalu begitu saja.

Dilraba menghembuskan napasnya pelan, "Apa lagi ini?" tangannya meraih susu coklat yang ternyata terdapat note di kotaknya.
_______________

semangat, dila! :)
_______________

Dilraba tertawa hambar. "Habis dapet kabar kalo gue dilamar, sekarang gue punya secret admirer juga? WOW!" tak ingin ambil pusing, ia menyeruput susu coklat tersebut dan kembali fokus dengan laptopnya.

Namun, lain halnya dengan orang yang tadi dititipkan kotak susu untuk diberikan pada Dilraba. "Udah ya, Mas. Aku gak mau dicap sebagai penguntitnya Kak Dila!" dengusnya pelan.

Iya, mengetahui bahwa sang kakak tingkat yang ia kagumi karena selalu aktif menyuarakan pendapatnya di tiap rapat organisasi akan segera menjadi bagian dari keluarganya membuat Zihao―adik Yixing― senang bukan kepalang. Namun, ia tak mau jika nantinya hal ini―kegiatan mengawasi Dilraba diam-diam sambil menyelipkan beberapa jajanan yang dilakukan olehnya atas permintaan sang kakak―  terjadi terus-terusan.

Yixing terkekeh, "Belum apa-apa udah protes kamu, tuh! Mas cuma minta tolong buat jagain Dila dari jauh, supaya kalo ada apa-apa, kamu bisa langsung kabarin Mas." tangannya terulur untuk mengusap pelan kepala sang adik.

Melihat sang adik cemberut, Yixing meraih dompet dari saku celananya. "Nih, buat jajan sama temen-temen kamu. Makasih, ya."

Melihat itu berhasil membuat Zihao melebarkan senyum. Dengan senang hati tangannya terulur guna menerima hadiah pemberian sang kakak. "Hehe, kalo gini sih, direpotin tiap hari juga gapapa, Mas!"

Mendengar kalimat sang adik barusan, Yixing hanya mampu menggelengkan kepalanya. "Ya udah kalo gitu, Mas pamit balik ke kantor. Kamu belajar yang bener, bikin bangga Ibu sama Mas."

Yang diajak bicara memberi gestur hormat dengan senyum lebarnya. "Siap, laksanakan!"

"Udah, sana balik. Nanti pulangnya jangan kemaleman, Ibu khawatir."

"Iya~" Zihao mendorong bahu kakaknya untuk segera pergi dari hadapannya. Sebab jika tidak, akan ada lebih banyak petuah yang ia terima.

Melihat sang kakak masuk ke dalam mobil dan menghilang dari pandangannya, Zihao membatin.

"Semangat mengejar cintanya Kak Dila, Mas!"

Tak ingin disangka gila karena tersenyum sendiri, Zihao berlari menuju kelas untuk menemui teman-temannya. Dengan langkah semangatnya, ia bersiap menyeru teman-temannya untuk makan siang sepuas mereka.

 Dengan langkah semangatnya, ia bersiap menyeru teman-temannya untuk makan siang sepuas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meet the cast:

Danantya Zihao Mahendra; sayang mas, sayang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danantya Zihao Mahendra; sayang mas, sayang ibu. Tapi Kak Dila soon to be his priority, hehe :)
.
.
Bring this boy to y'all cuz, why not? Haha!
_____

Anw, HAPPY 11th ANNIVERSARY, EXO!!!

We've been through a lot together, so let's make more memories in the future too!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

We've been through a lot together, so let's make more memories in the future too!!

Regard,
LOEY's Queen

Story of Us | Zhang Yixing [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang