13. luka hati

268 13 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote




















🦊🦊🦊

Memantapkan hati untuk selalu
ceria adalah tekad Nata, ia percaya

setelah datangnya hujan maka akan

hadir pelangi, Langkah yang ringan

ia memasuki apartemennya dengan
menekan tombol angka supaya pintu

itu terbuka. Sunyi yang ia rasa ketika ia

mulai memasuki apartemen tersebut.

Padahal jam sudah menunjukkan

pukul 9 malam. Tangan mungil itu

meraba dinding untuk mencari

saklar agar apartemennya menjadi

terang kembali, setelah dapat ia

menghidupkannya, tubuh lelahnya la

sandarkan ke sandaran sofa, senyum

mengembang ketika ia mengingat

sejuknya rumah pohon yang di

beritahu oleh David, ah Nata akan ke

sana kembali jika ada waktu.

Beban yang la pikul terasa ringan saat ia

berteriak dengan kencangnya tadi
sampai-sampai suaranya menjadi

serak tapi tak apa Nata menyukainya.

Kantuk mulai menyerang matanya

saat mata itu hendak terpejam Nata di

kagetkan dengan suara gedoran pintu

yang sangat keras, takut ia rasakan jika

yang mengedor itu adalah maling atau

penjahat semacamnya.

la melangkah pelan mengendap-endap, tangannya gemetar saat memegang handle pintu.

DASAR LAKI-LAKI BODOH DARI MANA

SAJA KAU"racau Wira tak jelas

Hembusan nafas lega sesaat terdengar

dari hidung Nata, namun kelegaan

itu tergantikan dengan raut cemas

saat melihat penampilan Wira yang

acak-acakan. Kancing baju yang sudah

tak beraturan dan jangan lupakan bau

alkohol yang tercium di hidung Nata.

"kakak mabuk"ucap Nata lirih, in tak
percaya Wira akan seperti ini. Nata tak mengenali Wira yang begini Tubuh sempoyongan Wira mendekati Nata dengan perlahan refleks Nata memundurkan langkkahnya.

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang