14. Luluh

230 17 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote



































🦊🦊🦊

Sinar matahati menembus di sela-sela
gorden jendela kamar sepasang
suami istri itu, sang suami mengerang
karna silaunya sinar matahari dan
sakit kepalanya yang menyerang,
ia meringis kecil sambil membuka
matanya perlahan.

Matanya menerawang dan mencoba mengingat apa yang terjadi, semalam ia ke club dan akhirnya dia mabuk. Wira mengingat semuanya, ia berjenggit kaget ketika ia mengingat apa yang di lakukannyan semalam terhadap Nata. Kebenaran itu bertambahi kuat ketika ia melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun, pakaian yang berserakan di kamar mereka.

Wira menoleh ke arah Nata yang tampak masih tertidur, rasa bersalah menyusup di relung hatinya tak seharusnya ia memperlakukan Nata seperti ini, namun mengingat ketika Nata tertawa bahagia dengan lelaki lain membuat amarah itu kembali memuncak persetan dengan
kesakitan laki-laki di sampingnya ini, Wira hanya mengingatkan jika Nata sudah bersuami, namun apa bedanya ia

yang berpacaran dengan Laila?

Belum tentu juga itu pacarnya Nata.

Kenapa ia semarah ini? Seharusnya

ia senang bisa lepas dengan laki-laki

manja di sebelahnya dan ia berniat

akan mencari cinta pertamanya.

Menjadikan cinta pertamanya adalah

istri satu-satunya didalam hidupnya.

Entah dorongan dari mana Wira

mengusap kening Nata sangat lembut.

takut jika di perlakukan kasar Nata
akan hancur. Mata indah itu langsung

membuka matanya karna merasa

usapan lembut yang sangat nyaman.

Namun ketika siapa yang la lihat

tubuhnya kaku bak seorang mayat,

lelehan benda cair muncul dengan

derasnya di pelupuk mata laki-laki itu

tanpa bisa di bendung kembali, Wira menegang ketika tidak melihat pancaran kecerian dan cinta laki-laki itu untuknya tertutupi oleh rasa kecewa dan benci yang mendalam, Wira tercekat ucapannya tertahan di tenggorokan melihat tangis tanpa suara dari istrinya itu, Istri? Apakah Wira sudah menganggap Nata istrinya buka keponakannya lagi, semua rasa yang hadir di hatinya membuat Wira bingung dengan semuanya, marah ketika Nata dekat dengan lelaki lain, sakit ketika melihat Nata menangis dan bahagia ketika laki-laki itu manja padanya namun

semua itu tertutup oleh ego yang

menyelumutinya.

Diam membisu mungkin adalah hal

yang menyenangkan bagi dua insan

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang