20. Frustasi

147 9 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote























🦊🦊🦊







Tak pernah Wira merasa seperti ini, di
hantam batu besar tepat di hati saat
melihat Nata nya lebih memilih pria
lain di bandingkan dirinya. Ini semua
salahnya, ia yang sudah membungkus
pahitnya kata cemburu akibat perbuatannya sendiri.

Akibat di mana ego yang berperan dalam perasaannya yang mulai timbul di hati, ia tersenyum miris saat melihat Nata dengan telaten membersihkan luka di sudut bibir lelaki yang di beri pukulan Wira.

Ya,dia masih mengamati Nata dari jauh
mengamati setiap ekspresi khawatir
dari wanitanya, namun rasa khawatir
itu bukan untuknya melainkan untuk
David.

Bodohnya dirinya yang telah
menyia-nyiakan berlian berharga
seperti Nata, tangannya mengepal kuat
saat melihat tangan David menyentuh
perut Nata mengelusnya lembut, tidak
itu tidak benar. Seharusnya ia yang
mengelus perut itu untuk merasakan
kehadiran anaknya disana.

Miris, itulah dirinya menyesal pun tiada guna. Yang ia harus lakukan sekarang adalah berjuang bukan diam saja menyesali yang ada.

"agrhhh" ia menjambak rambutnya frustasi. Harus bagaimana lagi ia mengembalikan Nata untuknya, harus
bagaimana lagi ia meminta maaf agar Nata tak membencinya.

Wira melajukan mobilnya dengan
kencang, tak ingin melihat
pemandangan yang membuat hatinya
memanas, perih yang timbul di hatinya
membuat cairan bening itu meluncur
bebas begitu saja di rahang tegasnya.

"kamu milikku sayang"gumam Wira penuh tekad

Brak

Suara pintu mobil tertutup dengan
kencang di lakukan oleh sang pemilik,
ia memasuki apartemennya dengan
perasaan emosi yang siap meledak

Brak

Lagi dan lagi ia membanting semua
yang berada di depannya meluapkan
emosi yang tercipta dari dirinya
sendiri, dari penyesalan yang ia
rasakan. Nata miliknya, bukan milik
siapun hanya miliknya seorang.

Tubuh itu merosot saat ia berhasil
memecahkan cermin besar yang
berada di kamarnya.

Rasa perih yang timbul di tangannya
tak sebanding dengan rasa perih di
hatinya, Wira menatap kosong tangan
kirinya yang terluka dan mengeluarkan
banyak darah itu, ia terkekeh setelah
itu menangis kembali.

"NATAAAA, AGRHHH"

"astagfirullah Wira"jerit Papo Zian
histeris melihat penampilan anaknya
yang berantakan dan jangan lupakan
tangan kirinya yang terluka dan serpihan kaca yang berserakan.

"Papo ambil obat dulu panik papo Zian
"gak usah mah, ini gak sakit tapi hati
Wira yang sakit"ucap Wira lirih Papo Zian menghiraukan perkataan Wira ia tetap mengambil kotak obat yang terletak di dapur.

"tangan ini gak sakit lirihnya menatap
tangan yang masih mengeluarkan
darah tersebut. Papo Zian datang
dengan membawa kotak obat di
tangannya.

"kalo frustrasi jangan ngelakuin yang
bisa membahayakan diri sendiri,
berjuang kuncinya. Jangan seperti
orang gila"sindir papo Zian sambil
terus membalut tangan Wira dengan
perban.

"hmmm"

Helaan nafas terdengar dari Papo Zian yang melihat sifat Wira kembali dingin.

"Wira mau Nata papo, Wira mau gadis kucing  Wira kembali papo ucapnya memohon.

"berjuang Wira datang ke tempat
mertuamu meminta maaflah padanya"

"Wira takut dapat penolakan dari daddy
Bastian, Wira takut papo"ucapnya
frustrasi.

"kalau kamu benar-benar sayang
sama Nata lakuin apa yang Papo
bilang, gimana mau Nata kembali tapi
perjuangan kamu cuma segini, kalo
seperti itu terus papo yakin Nata cepat
di ambil orang" "enggak, Nata milik Wira sampai kapan pun. Nata istrinya Wira ibu dari anak Wira"

"perjuangin makannya"

"istirahat sana, biar Papo beresin semua ulah kamu ini. Bisanya cuma bikin berantakan aja'omel papo Zian
Wira hanya diam memikirkan perkataan
sang Papo yang memang benar
adanya, Papo nya benar ia harus
berjuang lebih lagi agar Nata segera
kembali padanya. Besok ia akan
kerumah mertuanya.

🦊🦊🦊

Hening, hanya suara kendaraan yang berlalu lalang tak ada percakapan di antara Nata dan David setelah kejadian tadi. Nata mengobati David dan David mengantarkan Nata pulang hanya saat Nata mengobati David lah mereka berbicara dan bercanda hingga David memegang perutnya karna tiba-tiba perut Nata kram.

Perasaan gamang mulai Nata rasakan, melihat wajah frustrasi Wira saat melihat Nata lebih memilih membantu David. Rasa rindu dan ingin mendekap tubuh kekar itu ingin Nata rasakan, kehangatan dekapan itu ingin Nata rasakan lagi dari Wira. Namun sakit hatinya masih menyelimuti sampai sekarang hingga ia tak mampu melihat Wira.

Nata tersentak saat David
memanggilnya"eh udah sampai ya
kak"ucap Nata kikuk

"jangan ngelamun terus gak baik buat kesehatan kamu dan baby, cepat masuk gih. Istirahat"ucap David dengan senyuman lembut khasnya jika sedang bersama Nata.

"hehe makasih ya kak kalau gitu Nata
masuk dulu"ucap Nata tersenyum

David mengangguk memperhatikan Nata yang keluar dari mobilnya dan masuk kerumahnya setelah itu baru David menjalankan mobilnya kembali pergi dari rumah Nata.

Nata memasuki kamarnya setelah ia
menyapa Daddy dan Bubu nya, tubuh
mungilnya ia jatuhkan di kasur dengan
lembut. Bayangan Wira selalu muncul
tiba-tiba saat ia hendak menutup
matanya

"kak Wira Nata kangen, seandainya semua ini gak terjadi pasti Nata masih bersama kak Wira sekarang"lirihnya

"Nata harus apa kak? Semua begitu sulit untuk Nata sekarang, mencintai kakak dan membenci kakak adalah dua hal yang sulit untuk Nata"

"Nata ingin bahagia kak, Nata mohon
beri Nata kebahagian dengan ada atau
tanpanya kakak di hidup Nata"

Mata itu mulai terpejam saat lelah ia mulai rasa kembali, berharap semua kejadian pahit yang menimpanya adalah mimpi buruk sehingga ketika bangun Nata merasa lega jika itu tak nyata.

Namun sayang semua yang terjadi adalah hal nyata yang harus ia hadapi.

Perpisahan?

Cinta?

Benci?

Jarak?

Permasalahan yang ia hadapi membuat yuki ingin berteriak bahwa ia tak mampu karena nyatanya ia hanya wanita biasa yang membutuhkan kelembutan dan kasih sayang. Bukan bentakan yang meleburkan hatinya.


🦊🦊🦊

See You Next

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang