22. kucing

128 8 0
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote



























🦊🦊🦊

Pria yang masih meringkuk di
kasurnya karna kelelahan menangis
itu mulai mengerjapkan matanya.

Menatap dinding kamar yang terdapat
jam di sana, ia membelalakan
matanya di saat melihat jam sudah
menunjukkan pukul 5 sore. Sudah
berapa lama ia tertidur saat kepergian
Wira, dengan lesu ia bangun dari tidurnya tak sengaja matanya menatap box, ia memicingkan matanya ketika melihat kucing di dalam box tersebut.

"kucing"ucapnya senang langsung
menghampiri box yang berisi kucing
tersebut.

Nata mengeluarkan kucingnya dengan
senang, ia menggendongnya dan
mengelusnya dengan sayang. Nata
berfikir siapa yang memberi kucing
Hitam ini, apakah Wira? Jika benar itu
adalah Wira yang memberi kucing. Maka
berbungalah hati Nata. "kucing, kamu siapa yang bawa ke.sini sih? Apa kak Wira yang kasih kamu ke Nata? Kalo ia Nata senang banget karna kak Wira masih ingat kesukaan Nata"celoteh Nata dengan riang bagaikan anak kecil yang mendapat mainan.

"huh tapi sayang, Nata lagi sakit hati
sama dia. Dia itu jahat sama Nata, kak Wira gak cinta sama Nata. Kucing boleh gak Nata menyerah? Tapi Nata masih cinta sama kak Wira" ucap Nata menatap kucing hitam itu yang terdiam di pangkuannya.

"entahlah, di satu sisi Nata cinta kak
Wira tapi di sisi lain Nata benci dia karna
dia gak mau anak yang berada dalam
kandungan  Nata, seenggaknya dia
menerima anak ini walau dia gak cinta
Nata. Nata terima itu"ucapnya sendiri.

"Hitam kamu makan dulu ya, Nata mau
makan juga laper sih gak ada makan
dari tadi "ucap Nata tersenyum kecil walau bibirnya tampak pucat. Nata memasukkan kucing berwarna hitam itu di box kembali, ia membawa box tersebut ke bawah untuk memberi kucing itu makan. Dengan lembut Nata
memberi satu mangkok sereal khusus kucing. Dan setelah itu ia mengambil makanannya juga.

"sayang"

"Bubu"

Bubu Alby tersenyum menatap
Nata yang lahab memakan nasinya,

la memperhatikan Nata yang sedang
memasukan nasi ke dalam mulutnya.

"gimana cucu Bubu di dalam rewel
gak?"ucap Bubu Alby

"Nata tersenyum dengan tangan yang
sudah mengusap perut ratanya baby baik-baik aja Bub"

"Na"

"iya Bub"

"kamu masih cinta sama Wira?"tanya
Bubu alby hati-hati.

Nata menjatuhkan sendoknya perlahan
menatap Bubunya dengan sendu"gak
Bub"ucapnya ragu

Bubu alby menghela nafas berat
ia mengelus rambut Nata dengan
sayang"jangan paksa diri kamu untuk
membenci seseorang yang kamu cinta,
berdamailah dengan ego kamu sayang,
berdamailah dengan hatimu. Bubu tau
Nata sakit hati, tapi dalam hubungan
pasti ada permasalahan sayang"

"Nata ingin sekali berdamai menjadi
pasangan yang harmonis, tapi Nata
tau kak Wira gak pernah cinta Nata. Dia
mencintai wanita lain, pertemuan di
masalalu mungkin hanya takdir yang
berjalan, yang membuat Nata harus
terjebak dalam cinta yang semu"

"coba lihat ke dalam mata Wira, Bubu
menemukan cintanya untuk kamu
yang sangat besar, mungkin awalnya
Wira tidak mencintai kamu namun seiring kebersamaan kalian cinta itu muncul"

"Nata gak tau mah, jangan paksa Nata Bubu. Nata belum bisa. Ada banyak luka yang ia torehkan untuk Nata"

"baiklah sayang, Bubu akan
mendukung semua keputusan kamu"

"makasih Bub"

Dua orang pria yang mirip berbeda
generasi itu saling berpelukan
menyalurkan kasih sayang yang
sangat besat, terlebih sang Bubu yang
mengharapkan kebahagian untuk
anaknya.

🦊🦊🦊

Wira menatap Papi dan Papo nya dengan sendu, sudah berapa kali Wira bilang jika ia menyesal telah membuat Nata pergi darinya.

"papi kecewa sama kamu Wira, papi tidak ada mengajarkan kamu untuk kasar dengan laki-laki atau wanita. Tapi mengapa kamu lakuin itu hah"ucap Haikal penuh kecewa.

"Wira menyesal pi"

"kamu pikir dengan penyesalan semuanya akan kembali seperti semula, Papi malu sama Haikal. Malu karna tak bisa mendidik kamu dengan benar"

"Pi"peringat papo Zian

"biarkan saja Papo, biar dia tau rasanya bagaimana kecewa"

Wira mengepalkan tangannya kuat tak perduli dengan luka yang masih terasa perih di tangannya.

"bukannya buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, seperti Papi yang memperlakukan Papo dulu, bahkan Papi lebih bajingan dari pada Wira. Wira tau ini semua salah Wira tapi jangan membentak Wira, Wira tidak suka"

"KAMU"

"Wira permisi pah"ucapnya lelah harus berdebat dengan papinya jika bertemu, selalu saja begini

Haikal menatap Wira sendu, jantungnya seperti tertusuk membenarkan perkataan anaknya.

"ini karma yang pernah papa lakuin dulu ke Papi, maafin Papi Papo"ucap Haikal sendu menatap dalam pada manik mata sang istri yang sudah mengeluarkan air mata.

"jangan di ingat kembali Pi, Papo mohon"lirihnya

Haikal memeluk sang istri lembut, menyalurkan kasih sayang yang dulu tidak pernah beri pada sang istri, dia suami yang sangat bodoh.

🦊🦊🦊

Keesokkan paginya Nata berangkat kuliah di antar oleh sang Daddy seperti biasa, tak henti-hentinya ia berceloteh mengungkap betapa sang Daddy sangat ganteng di usianya yang sudah menginjak kepala lima, ia terus bercerita jika ingin mempunyai suami yang seperti Daddynya nya, penyayang pada anak-anaknya. Itulah harapan Nata terhadap Wira. Ayah dari anaknya, cuma itu keinginan Nata.

"Nata sayang Daddy"ucapnya manja

"Daddy lebih sayang Nata, karna Nata belahan jiwa daddy selain Bubu"ucap Bastian lembut mengecup kening Nata

Nata tersenyum merasa hangat pada hatinya masih bisa merasakan kasih sayang daddy dan bubunya nya.

"belajar yang rajin sayang, daddy ke kantor dulu nanti kalo sudah selesai kelasnya langsung hubungi daddy ya sayang"

"siap daddy sayang"

"kalau gitu Daddy pergi dulu, muach" "dadah Daddy"

Nata melambaikan tangannya ke arah mobil sang Daddy yang sudah melaju meninggalkan ia sendiri, ia tersenyum mulai berjalan memasuki kampusnya. namun tubuh itu tiba-tiba mematung kala mendapat pelukan dari seseorang yang ia kenal, seseorang yang sama yang memasuki kamarnya.

"aku rindu"lirihnya

Membuat hati Nata menghangat.tanpa sadar hatinya sudah menerima.

🦊🦊🦊

See You Next

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang