Happy Reading! Jangan lupa vote
🦊🦊🦊
Hujan mengguyur kota Jakarta saat ini,setelah kepulangan Nata seminggu yang lalu dari rumah sakit. Nata semakin manja sampai saat ini, lihatlah sekarang ia dengan nyamannya duduk di pangkuan Wira dengan memeluk perut lelaki itu dengan erat di mana Wira sedang bersandar di kepala ranjang.
Tangannya aktif membelai surai
coklat keemasan milik sang istri yang
merengek tak ingin di hentikan elusan lembut itu, seperti seorang anak yang sedang manja pada ayahnya.
Udara semakin terasa dingin sehingga Wira menarik selimut untuk menutupi tubuh Nata dan juga dirinya, Tangannya dengan hati-hati mengambil selimut agar sang istri tidak terganggu dengan aktivitasnya.
"Ih jangan banyak gerak"rengek Nata dengan nada manja yang super menggemaskan bagi siapa saja yang melihat dan untungnnya mereka di kamar yang artinya cuma ada mereka
berdua.
"ssstt. sebentar sayang kakak ambil selimut, kakak tidak mau istri kakak kedinginan dan juga baby," ucap Wira dengan nada lembut menghangatkan hati Nata.
"hmmmm, mau tidur di puk puk'manja Nata Wira terkekeh, ini kebiasaan sang istri yang sering ia lakukan yaitu penepuk pantat sang istri untuk mengiringi tidur nyenyaknya. Wira merebahkan kepala sang istri di lengannya persis seperti sedang menidurkan bayi, Tangannya mulai aktif menepuk lembut pantat Nata. Sebelum itu dengan gemas Wira mencium bibir sang istri tidak ada protes dari Nata pria itu seperti menerima dengan senang hati.
"bobok sayang" tangan Wira berpindah mengelus pelipis Nata dengan lembut, membuat mata teduh itu bertambah redup karena mengantuk, nyamannya sapuan manja dari Wira membuat Nata
sudah mendekur halus terlihat dari
hembusan nafasnya yang sudah teratur.
Wira mencium kening Nata cukup
lama, bibir basah itu memberikan
kehangatan yang cukup membuat Nata nyaman bahkan sangat nyaman.
Wira tersenyum kecil, mempunyai istri tapi serasa mempunyai anak tak
pernah terpikir oleh Wira sebelumnya.
Namun bukannya merasa risih
dengan tingkat kemanjaan Nata yang
meningkat drastis setelah kehamilan,
Wira malah merasa senang karena Nata masih Nata nya yang dulu saat mereka baru menikah walau sudah banyak kesakitan yang di berikan olehnya.
"terimakasih sayang lirih Wira menatap mata indah itu yang sedang terpejam di pangkuannya, jika begini Wira harus menahan gairahnya untuk tidak menyentuh sang istri saat ini juga di tambah cuaca dingin sehingga ia juga butuh kehangatan yang lebih. Wira menyesap teh yang berada di nakas sebelahnya dengan hati-hati, setelah itu ia kembali mengeratkan pelukannya memgelus perut yang sudah membesar
itu dengan sayang, tendangan di
perutnya membuat Nata meringis di
dalam di tidurnya.
"jangan berisik sayang, bunda masih
tidur, adek juga tidur di dalam
yaa, "perintah Wira dengan lembut.Kepalanya la sandarkan di kepala
ranjang kembali dengan tangan yang
masih aktif menepuk pandat Nata,
matanya mulai di serang rasa kantuk
yang mulai berat sehingga tanpa
sadar ia tertidur dengan posisi masih
memangku sang istri.
🦊🦊🦊
Aku mencari posisi yang nyaman untuk meletakkan wajahnya, walau sebenarnya ia sudah terbangun tetapi enggan membuka mata, telinga menempel di dada sebelah kiri sang suami mendengar suara jantung seirama dengannya yang ia yakini milik sang suami, elusan di dadanya membuat Wira menggeram tertahan, matanya mulai terbuka merasakan sensasi panas dingin yang ia rasakan. Sungguh istrinya mampu membuat gairahnya yang tertahan muncul kembali kepermukaan.
"sweety, sudah bangun, "ucap Wira dengan suara seraknya. Nata mengangguk dengan gumaman yang masih terdengar oleh Wira. Mata itu mulai melihat ke arah sang suami yang sudah menatapnya terlebih dahulu. Senyuman manis muncul begitu saja membuat sudut bibir Wira ikut terangkat menciptakan senyuman hangat untuk sang istri. Wira mengecup puncak kepala Nata. Mengelus pipi cabi istrinya.
"mau apa hmm?"
"mau ini"rengek Nata menunjuk pada bibir Wira. Wira tergelak dengan tawa yang sudah pecah membuat Nata cemberut, memang ada yang lucu? Tidakkan. Batin Nata protes
"Dengan senang hati aku beri sweety"lembut Wira. Entah siapa yang memulai bibir mereka sudah bertemu dengan lembutnya, keduanya memejamkan mata menikmati ciuman yang mereka ciptakan sendiri. Tanpa sadar, tangan mereka dengan asik melepas pakaian yang melekat pada tubuh mereka. Wira merebahkan tubuh Nata dengan lembut di kasur. Suara seraknya membuat Nata menelan ludahnya gugup, ini yang pertama kalinya sejak kejadian itu. Nata ingin lebih dari sentuhan yang sering di berikan Wira padanya, matanya menatap sayu Pada Wira yang menatapnya dengan gairah.
"aku menginginkanmu sweety, "suara serak Wira tanpa sadar Nata menganggukkan kepalanya, Wira tersenyum senang akhirnya ia dapat berbuka puasa setelah sekian lama berpuasa.
"pelan-pelan"lirih Nata
Wira menggangguk, la tau Nata masih ingat kejadian dulu. Sekarang Wira tak ingin mengecewakan Nata, bibirnya dengan cepat membungkam bibir sang istri. Suara desahan memenuhi kamar mereka, kebahagian telah menyelimuti keduanya. Sekarang mereka tau setelah ada badai pasti akan datang pelangi. Dan pelangi itu menghampiri mereka sekarang.
See you next
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan||Jeffta^ END
Fanfiction???????? Bagaimana jadinya seorang JONATHAN PERWIRA ABRAHAM Pria tampan berumur 30 tahun mempunyai sifat arogan kepada semua cowok kecuali sang papo/papi,harus menikah dengan seorang remaja laki-laki belia berumur 19 tahun yang baru saja menyelesai...