29. Ternyata

179 7 0
                                    

Happy Reading! Jangan lupa vote

































Langkah kecilnya selalu mengikuti

langkah tegas sang suami dari

belakang, kemana suaminya berjalan

makan kakinya juga melangkah ke

tempat yang sama dengan suaminya.

Intinya Nata tak ingin di tinggal sedikit pun oleh Wira, jika ke kamar mandi juga Nata harus ikut, dalam artian Wira harus berada dengan jarak dekat dengannya.

"Sayang kamu duduk aja dulu, aku cuma ingin mengambil sarapan buat kamu."perintah Wira dengan lembut.

Yang di perintah hanya mengerucutkan bibir tak suka.

"Mau ikut, titik! "ucapnya dengan nada ketus, membuat Wira tersenyum dengan kepala menggeleng tak habis pikir dengan tingkah Nata yang semakin
menggemaskan di matanya.

"Bunda capek loh nanti kalau ngikutin ayah terus, dedeknya juga mau istirahat sayang"

"Ayah gak peka banget sih, nih anak

kamu yang di dalam perut aku gak mau jauh-jauh dari kamu"

"Yang bener? Adek yang gak mau jauh dari ayah atau bundanya yang gak bisa jauh nih? "goda Wira

"dua-duanya ketus Nata dengan

semburat merah di pipinya.

"hahaha, yaudah sekarang duduk,

Bunda makan dulu."ucap Wira sambil mengelus perut besar.

"suapin sambil di pangku kakak"

"Sayang berat loh, yakin mau di
p

angku kakak. Gak kasihan nih sama

suami? "goda Wira

"ih, Nata bisa makan sendiri gak perlu
di suapin. Nata sadar kok Nata dengan gak secantik dulu, badan Nata Juga udah gendut kayak balon"ucap Nata berkaca- kaca. Niat hati hanya ingin bercanda, Wira di buat merasa bersalah dengan sang istri yang memang sangat sensitif.

"Gak gitu sayang, kakak bercanda. Sini kakak pangku dan suapin yah"

"Gak usah, kakak kerja aja. Gak usah

urusin Nata lagi, Nata bisa sendiri"

"kakak minta maaf sayang yah, kamu

seksi kok dengan perut besar kayak
gini. Apalagi anak kita yang ada di

dalam, kamu bunda yang seksi bisik Wira di telinga Nata, membuat Nata lagi-lagi tersenyum.

"suapin"manja Nata

"siap bunda"

Wira menyuapi Nata dengan perlahan, ia tersenyum melihat Nata yang berada di pangkuannya sedang mengunyah nasi yang ia suapkan.

Perjodohan||Jeffta^ END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang