Hi~ lama nggak ketemu.
Aku lama menghilang dikarenakan beberapa hal, tumpukan kerjaan dan masalah kesehatan, huhu. Sedih nggak bisa nulis.
But now I'm back! Mungkin tulisannya agak aneh karena lama nggak nulis. But hope you enjoy. And please cheer on me! XD
Enjoy~
Arah pukul dua. Sepuluh meter dari tempat persembunyian. Sebuah restoran dan kafe makanan Korea yang cukup hits di kalangan anak muda. Itu adalah tujuan mereka, seperti yang diinstruksikan Keyhan. Dan tiba-tiba, Juni merasakan tangannya mulai tremor.
Jadi, ini rencananya; Mereka akan berpura-pura sebagai pasangan dan harus diberitakan tanpa membuat pengumuman. Mereka harus membuat diri mereka seakan-akan tertangkap wartawan tanpa sengaja.
"Nih, pakai." Di mobil, Keyhan memberikannya topi dan masker hitam setengah jam yang lalu. "Kalian bersikap biasa aja, jangan gugup. Ceritanya kalian lagi mau ngedate biasa, makan di resto. Seolah-olah kayak nggak mau ketahuan, tapi usahakan ketahuan. Kamu bisa buka masker bentar," katanya pada Seven. "Jangan lupa mesra-mesraan dikit. Pegang tangan atau apa."
Mesra bapak lo! Dalam hati, Juni ingin mengumpat, namun ia terlalu gugup sekarang sampai-sampai ujung-ujung jemarinya terasa dingin. Sekarang sudah waktunya.
"Ayo," Seven berbisik. Gesturnya mengajak Juni untuk keluar sekarang dan memulai pertunjukan palsu mereka.
Tetapi Juni bukan aktor seperti Seven. Di detik-detik terakhir, ia menciut. Bagaimana kalau ia gagal bersikap normal dan mulai kesurupan?!
Namun terlambat untuk kabur. Karena Seven sudah beranjak dari tempatnya dan mulai berjalan menuju restoran tersebut. Meninggalkan Juni tanpa pilihan lain selain mengikuti. Ia mempercepat langkah-langkahnya yang pendek hingga dapat berjalan bersisian dengan Seven.
Seven membuka pintu dan menahannya. Dan selama momen itu, Juni terkesima. Pertama, ini Seven Abrisam. Pria yang sama yang siap mengganyangnya detik setelah ia tanpa sengaja menjatuhkan action figures koleksi pria itu, yang sekarang menahan pintu untuknya seperti seorang gentleman. Kedua, ada lebih banyak orang dari yang Juni duga.
Juni mulai membayangkan skenario terburuk di kepala. Jika tahu mereka berkencan, orang-orang akan mengerubunginya. Lalu wartawan, banyak wartawan datang untuk meliput, membidikkan jutaan cahaya kamera ke arahnya hingga hidup Juni terkepung, tidak dapat kemana-mana. Setidaknya, itulah yang ia saksikan di film-film. Dari belasan meja, hanya tiga yang kosong dengan dengung percakapan dan denting alat makan memenuhi ruangan.
Gawat! Kalau mereka semua adalah fans Seven .... ia bisa mati di tempat!
Dengan kaki yang sudah menjelma menjadi agar-agar, Juni mengumpulkan segenap kekuatannya dan .... berbalik. Lebih baik kabur saja! Sayangnya, Seven lebih dulu mencengkeram tangannya, membuatnya tidak dapat kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MenU Project: Choosy Clumsy
RomanceKanigara Juni berpikir dia bisa hidup tenang dengan suami sepihaknya, aktor populer Dimas Lukman serta keenam kucing yang telah ia rawat seperti anak sendiri. Namun ketika musuh besarnya mengumumkan pernikahan, bersamaan dengan Dimas Lukman yang di...