Kanigara Juni berpikir dia bisa hidup tenang dengan suami sepihaknya, aktor populer Dimas Lukman serta keenam kucing yang telah ia rawat seperti anak sendiri.
Namun ketika musuh besarnya mengumumkan pernikahan, bersamaan dengan Dimas Lukman yang di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Udah lama nggak ketemu Juni~
Di hari ketiga ini, gimana puasanya? Lancar? Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, ya 🙏
Part ini lebih panjang dari biasanya, jadi hope it can make up for the late update!
Jangan lupa spam komen! Vote juga~
Enjoy~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasanya, tidak pernah ada hari bersantai di AB Advertising. Baru juga Juni beres dengan satu campaign di antara tiga yang sedang mereka tangani, baru saja ia merebahkan punggung di bawah meja dan menimbang berapa energi yang harus terbuang untuk pergi ke pantry dan menyeduh teh versus seberapa besar keinginannya untuk minum, Mbak Kaluna sudah mengirim pesan di grup untuk berkumpul di ruang meeting. Dan jika Mbak Kaluna memanggil, itu hanya berarti tiga hal: kerja, kerja, kerja. Jika bukan untuk rapat internal mengenai proyek yang sudah menyentuh tenggat waktu, pastilah ini artinya pekerjaan baru.
"Moga nggak start up lagi," Jo mengeluh di sisinya. Bersisian, mereka berjalan menuju lift dalam langkah lambat, sengaja mengulur waktu.
Sembari merapikan tumpukan buku catatan yang nyaris merosot dari dekapan, Juni menoleh dan memberi gadis itu tatap pengertian. Ya kan? "Ribet banget emang," akunya.
"Dah budget pas-pasan, permintaan cerewet, eh di bulan pertama nggak profit mereka langsung minta ganti rugi. Gimana si?! Nggak tahu, apa, iklan tuh nggak bisa langsung profit di bulan pertama!"
Juni meringis. Memang, tidak semua perusahaan start up seperti itu, tapi kebanyakan cukup membuat mereka mengelus dada. Berharapnya mereka seperti agensi sebelah, RAMS Creative yang pilih-pilih klien, tidak menerima start up. Namun performa perusahaan yang menurun beberapa tahun belakangan, bahkan dengan hadirnya perusahaan advertising baru yang cukup menjadi saingan seperti ... cukup untuk melecut para pegaawai agar bekerja bagai kuda.
"Kasian nggak, sih? Business isn't easy."
Jo mengamini. "Bisnis emang nggak mudah, makanya kita masih di sini-sini aja, jadi budak korporat."
