27. Posesif

98 17 22
                                    

***

Rose telah kembali masuk ke sekolah. Tidak terbayang olehnya jika ia diberikan izin khusus dari Luzernberg selama masa kekacauan yang ia alami hampir dua minggu lebih. Selama itu pula ia tidak bisa menjalani kehidupan normalnya.

Dengan antusias, ia melewati gerbang Luzernberg lalu berhenti sejenak untuk menghirup udara pagi yang menyegarkan ini.

"Haaaaaah!"

"Senang sekali bisa kembali!"

"Ayo, Rosabelle. Kau kuat. Kakek bilang, semua orang jahat akan kalah oleh energi positif."

Ia mengenakan seragam berwarna kecokelatan dengan pin di saku kanannya. Tak lupa, tas berwarna merah yang ia kenakan secara menyamping. Rose mulai menginjakkan kaki di Koridor.

Ada beberapa murid yang telah datang sama seperti Rosabelle. Mereka tak saling mengenal, tetapi Rose senang memandangi mereka. Sudut bibirnya terus berkedut merasa bahagia bisa merasakan sekolah normal.

Perjalanan menuju kelasnya masih terbilang jauh. Bangunan kelas A terlihat mencolok tetapi juga sulit digapai dari pintu gerbang. Mereka memiliki area tersendiri secara khusus di antara gedung kepala sekolah dan gedung olahraga.

Ada beberapa orang yang mengenali Rosabelle karena namanya melambung sejak Rose sering bergabung dengan Ritz serta teman-temannya juga saat nama Rose dipanggil oleh kepala sekolah di hadapan semua murid. Saat itu mereka sadar bahwa Rose bukan murid kelas A biasa.

Dari jarak sekitar dua meter, Rose melihat dua orang berjalan dengan santai menuju ke arah yang sama dengannya. Punggung dan rambut itu, Rose mengenalinya.

Lelaki itu Ritz.

Bukan. Bukan itu yang ia permasalahkan. Gadis di sebelah Ritz, Rose tahu itu bukan Cate.

"Dania? Apakah itu Dania?" ocehnya sendirian.

Ia memelankan langkah kakinya, tak ingin cepat menyusul kedua orang yang asik mengobrol sepanjang koridor sekolah.

"Dia sekolah disini?"

Seketika antusias yang Rose miliki seperti terjun bebas ke sudut jurang terdalam. Wajahnya tertekuk, senyumnya pias.

Padahal, ia telah melupakan kejadian kemarin. Mengapa hari ini Ritz kembali menunjukkan kedekatannya dengan Dania? Kenapa juga Rose harus cemburu? Perasaan yang aneh.

Ia berjalan sambil menundukkan kepala tak menyadari bahwa Richard sudah berjalan di belakang Rosabelle.

Dugh!

Dahi Rose terbentur pada benda kenyal yang telah menyelamatkan dirinya dari benturan pilar yang keras. Itu adalah sebuah telapak tangan.

Dengan cepat Rose berbalik.

"Richard."

"Kau melamun. Kau bisa menyakiti dirimu sendiri."

"Maaf, aku-"

"Sudahlah!"

Pria itu menarik Rosabelle, mengarahkan badannya kepada jalan yang benar.

"Lanjutkan perjalananmu! Sebentar lagi bel berbunyi. Aku akan ke ruangan kepala sekolah dulu."

Pria itu menghilang dalam hitungan detik. Rosabelle tersenyum tipis sambil menggumamkan rasa terimakasihnya.

Sesampainya di kelas. Sorot mata Rose kembali menangkap Dania yang telah menduduki kursi yamg sama dengan Ritz.

EVANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang