11. Kebangkitan

217 83 19
                                    

***

"Apakah ini nyata?"

"Siapa perempuan bernama Rosabelle itu? Bahkan, kepala sekolah mengingat namanya."

"Apakah dia keturunan bangsawan?"

"Tidak. Dia hanya berasal dari kota terpencil."

"Beruntunglah sekali ia bisa berjalan sejajar dengan Richard."

"Aku cemburu!"

Para murid yang masih merasakan keterkejutan atas pemanggilan salah seorang murid baru di Luzernberg tak henti mengoceh dan menebak-nebak tentang asal-usul Rosabelle.

Mr. Reichi tidak mungkin memilih murid biasa untuk berurusan dengan masalah sebesar ini di Luzernberg. Pasti ada alasan mengapa Rosabelle adalah murid terpilih dari ratusan murid yang bersekolah.

Di tempat ini, hanya Rhealla yang memahami mengapa Rosabelle menjadi tumpuan dan pusat perhatian orang-orang.

Ia telah mengenalnya sejak umur tujuh tahun. Keduanya pernah menjalani sebuah kehidupan yang indah bersama-sama. Rhealla sendiri mengetahui bahwa kakek Rosabelle bukanlah orang biasa.

Pria tua itu menjadi salah satu tumpuan hidup Eusturia. Ia dikenal sebagai penjaga perbatasan dan mengusir segala bentuk penyusup yang berusaha menghancurkan kota dengan sejuta keindahan yang dimilikinya.

Eusturia dan Rosabelle adalah dua hal kenangan yang tak pernah bisa Rhealla lupakan. Ia terduduk dengan kaki terlipat. Rhealla berusaha menutup kedua telinga, menutup semua komunikasi dengan teman-temannya. Dadanya bergemuruh saat tahu bahwa Rosabelle dan Richard berjalan bersisian.

Ah! Rasanya seperti ia yang tidak tahu diri, mengharapkan sesuatu yang takkan pernah bisa Rhealla capai. Rose terlalu sempurna untuk bersaing dengan orang biasa seperti Rhealla. Jika dijabarkan, Rose adalah seorang putri yang mungkin tengah Mr. Davies sembunyikan dari musuh.

Rhella tahu kekuatan besar yang sahabatnya itu miliki. Kekuatan yang selalu berhasil melindungi Rhealla dari segala macam kesulitan sewaktu kecil.

***

R

ose masih mengikuti para petinggi sekolah itu dalam keadaan bingung. Ia masih tidak mengerti mengapa dirinya ikut terseret kasus yang Rose sendiri tidak tahu seperti apa permulaannya.

Meski ia telah mendengar bisikan dari beberapa murid, Rose masih tidak dapat menyimpulkan apa-apa.

"Richard," panggil Rose sedikit pelan. Ia berusaha mensejajarkan langkahnya dengan ketua murid Luzernberg.

"Hm?"

Richard mengurangi sedikit kecepatan karena Rose tertinggal di belakang. Mereka tidak punya waktu yang cukup. Kasus ini telah merebak sampai pemukiman. Banyak wali murid yang akan menarik anak mereka, agar tidak bersekolah di Luzernberg.

Namun, Rose adalah pengecualian. Richard memberikan perhatian penuh kepadanya.

"Untuk apa aku ikut?"

Richard mengangkat bahu, menjawab Rose atas ketidaktahuannya.

"Kasus ini rumit, Rose."

"Benarkah?"

EVANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang