1. Kamu Berbeda, Rosabelle

639 119 12
                                    

"Terlalu banyak orang aneh yang mengaku sama denganku. Kakek ... aku takut."

-Rosabelle Davies

EVANDS

Musim gugur telah tiba, salah satu sekolah tertua di kota Eleusina, Luzernberg membuka kembali gerbangnya setelah satu minggu beristirahat akibat serangan badai selama lima hari berturut-turut.

Sekolah mewah yang dibangun di pertengahan kota Eleusina, dimana para anak bangsawan ikut serta mengenyam pendidikan di sekolah tersebut termasuk anak para raja. Sekolah misterius yang mengirimkan undangan khusus kepada murid terpilih lalu berada dalam pengawasan langsung dari biro kerajaan tertua, keluarga Evander.

Seorang anak perempuan berkulit putih pucat tengah memandang kagum kepada bangunan yang menjulang tinggi di depannya.

"Wah! Ini sekolah? Pemandangan langka yang tak bisa ku lihat di desa."

Di samping rasa kagumnya terhadap Luzernberg, ia juga merasa heran dengan dekorasi sekolah yang akan menjadi tempatnya melanjutkan pendidikan. Ia rasa, bangunan ini lebih cocok disebut sebagai gedung pemerintahan dibandingkan dengan sekolah.

Ia menghela napas pelan berusaha menetralisir rasa gugup yang tiba-tiba menderanya di hari pertama. Padahal, sesaat sebelum ia menginjakan kaki di depan gerbang sekolah, ia terlihat acuh tak acuh dan tidak merasakan hal-hal yang mengganggu perasaannya.

Oh, betapa tersiksanya ia!

Ia masih belum mengerti, mengapa harus dipindahkan ke sekolah mewah yang sangat tidak cocok untuknya? Kakinya makin terasa sulit digerakkan.

Dug! Dug! Dug!

Suara pantulan sebuah bola yang dijatuhkan ke atas tanah beberapa kali berhasil mengalihkan perhatiannya. Seorang murid dengan seragam yang berbeda berjalan ke arah gerbang seraya memantulkan sebuah bola basket. Seketika senyumnya mengembang. Ia teringat akan pesan dari kakeknya jika orang ramah akan dengan mudah memiliki teman.

"Hai," sapanya kepada murid laki-laki yang baru saja melewati dirinya.

Dengan percaya diri, ia mengulurkan tangan berharap pria itu mau menerima salam perkenalannya.

"Rosabelle," kata gadis tersebut menyebutkan namanya.

Namun, pria yang ia sapa hanya sekedar melirik uluran tangan Rosabelle dan berlalu meninggalkan gadis itu dalam keterdiamannya.

Rosabelle tidak melihatnya, pria itu mengeluarkan smirk tipis begitu wajahnya tidak bisa lagi terlihat olehnya.

"Apa-apaan itu?" batin Rosabelle terlihat jengkel.

***

Dengan terpaksa, Rose melanjutkan langkah sendirian mengitari sekolah yang luasnya melebihi bangunan taman kota. Ia kembali merasakan hawa dingin yang menubruk bagian belakang kepala, sama seperti dengan apa yang ia rasakan saat berdiri di depan pintu gerbang Luzernberg.

Kepalanya menunduk dan terus berjalan lurus. Entah mengapa Rose menjadi seperti seorang penakut di tempat asing ini.

"Nona?"

Rose tersentak dan berjalan mundur.

"Kau sangat pucat, apakah kau sedang sakit?" tanya seorang murid yang menggunakan seragam yang mirip sekali dengan murid yang Rosabelle temui di pintu gerbang. Hanya saja pria ini menggunakan sebuah pin dengan lambang singa di dada kirinya.

Rose menggeleng pelan.

"Tidak, aku baik-baik saja."

Pria itu terlihat menegakkan posisinya berdiri lalu mengulurkan tangan di hadapan Rosabelle.

EVANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang