19. Xander Willey

189 65 9
                                    

"Putri tidur, bangunlah. Saatnya kau bangun untuk menyapa takdir."

***

Rhealla benar-benar bingung saat Ritz memonopoli sahabatnya dan membawa pergi Rose tanpa izin darinya. Dasar pria dingin dan congkak!

Apakah Ritz tidak menyadari keberadaan Rhealla?

Ia terdampar di sebuah taman yang sangat luas ini. Pintu selatan menara Evander membawanya ke tempat penuh warna dan gemericik air.

Ia menendang bebatuan yang dilewatinya dengan perasaan kesal.

"Hhh."

"pfft!"

Rhealla menoleh ke belakang dan mendapati Richard tengah menahan tawa di bawah sebuah pohon sejajar lurus dengan posisinya berdiri.

"Richard!" pekik Rhealla merasa terkejut sekaligus kesal.

"Kau berniat menakutiku?"

Richard menggeleng pelan. Pria itu bersandar pada batang pohon yang cukup besar. Menempatkan satu kakinya pada pohon untuk menyeimbangkan posisi berdiri.

"Apa yang membuatmu kesal, Rhealla? Sampai kau melampiaskan kekesalanmu pada bebatuan."

Pria itu berjalan mendekati Rhealla dengan santai. Rhealla kembali dilanda rasa gugup yang besar.

"Aku hanya iseng," jawabnya pelan.

"Kasian sekali, pasti menyakitkan," celetuk Richard yang telah berdiri berhadapan dengannya.

"Ck!"

Rhealla berdecak kesal.

Pria itu tengah mengasihani bebatuan yang berhasil Rhealla singkirkan dalam jarak pandangnya.

Apakah Richard menganggapnya sebagai tersangka hanya karena ia menyakiti sebuah batu? Tidak, ia bahkan menendang benda mati yang tidak akan merasakan apapun.

"Kau seperti menunduhku menyakiti benda mati."

Richard tersenyum miring, kemudian ia berjongkok di depan Rhealla membuat gadis itu tersentak kaget.

"Tidak, Rhealla." Richard melihat ke arah Rhealla dengan tatapan gemas.

"Aku takut kakimu terluka. Apakah itu baik-baik saja untukmu? Katakan, apa yang membuatmu kesal? Biar aku yang menghadapinya."

Pipi Rhealla sontak memanas dalam hitungan detik. Sejak kapan murid Luzernberg memiliki afeksi yang begitu kuat terhadap Richard saat ini?

"Rambutmu bersinar."

"A-apa?"

Rhealla sontak memeriksa rambutnya, melihat apa yang tengah Richard pandangi saat ini. Tak lama setelahnya, pria itu tertawa terbahak-bahak.

"Kau mengerjaiku!"

"Aku bercanda. Kau terlalu serius."

Rhealla mendengus pelan lalu ia melihat sesuatu yang melewati kakinya beberapa detik yang lalu.

"Eh?"

EVANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang