26. Cemburu

157 56 20
                                    

***

Buih-buih yang meletup dari pegunungan yang menjadi batasan kekuasaan para monster selalu menghiasi kedatangan Dania menuju Lark Ness.

Wilayah yang kini dikuasai Anthony sebagai pemimpin dari penjahat paling keji yang tersisa. Hari ini, ia datang untuk menghadap langsung kepada orang yang dulu telah menyelamatkan dirinya dari pengasingan.

Satu-satunya orang yang memberikan dukungan penuh tetapi juga menyiksa Dania dalam kesakitan terdalamnya.

Gadis itu tumbuh seperti seorang putri dengan manner yang sangat baik dan Anthony sukai. Sama seperti Drew, Anthony menganggap Dania sebagai putrinya meski tidak sedarah. Gadis itu pandai mendapatkan perhatian Anthony.

"Selamat datang," ucap salah satu penjaga gerbang menuju menara tertinggi di Lark Ness.

Dania mengangguk, membalas salam dari penjaga. Semua penghuni tahu bahwa gadis ini adalah tangan kanan Anthony dan harus mendapatkan perlakuan khusus.

"Dimana Anthony?" tanya Dania kepada salah seorang pejabat yang menyambut Dania di pintu kedua setelah melewati gerbang.

"Dia sedang berkunjung."

"Lagi? Apakah para monster itu mulai mengamuk?"

"Ya, sejak kami merasakan hawa keberadaan putri Isabella, monster yang tertidur mulai berdatangan dan menghadap kepada Anthony, siap untuk berperang."

Dania menghela napas. Semua makhluk yang tinggal di wilayah ini memang memiliki sifat keras kepala dan tidak sabaran. Padahal, Anthony sendiri yang menyuruh Dania menjadi penyusup di Eleusina. Tetapi orang-orang di bawahnya memberikan perlawanan brutal hingga mereka meregang nyawa di depan Ritz.

Dasar makhluk bodoh! Mereka masih belum mengakui siapa itu Ritz Evander.

"Oh, siapa yang datang?"

Belum sempat masuk lebih dalam, Dania sudah dihadapkan dengan makhluk yang begitu menyukai sekaligus menyebalkan untuknya.

"Minggir, Drew!"

"Kenapa datang kesini? Rindu, ya? Padahal kau hanya perlu menyebut namaku saja."

"Untuk saat ini, bisakah kau menjauh dariku dulu?"

"Untuk apa? Kenapa aku harus melakukannya?"

"Karena kau mengganggu fokus misiku!"

"Ayolah, Dania. Kita ini partner."

Dania memilih untuk mengabaikan keberadaan Drew dan terus berjalan ke ruangan Anthony. Ia akan menunggu pria itu disana. Mereka harus membicarakan kelangsungan misi untuk menghancurkan jagat raya, terutama Eleusina.

***

"Ritz?"

Dania segera membuka pintu rumahnya begitu ia melihat Ritz datang mengunjungi Dania setelah sekian tahun lamanya.

Ia terlihat membenarkan penampilan kusutnya karena baru terbangun dari tidur siang. Pertama pakaian lalu mengarah pada rambutnya.

"Ada apa kau datang kemari? Tak biasanya, kau tahu?"

"Aku datang bersama Ken."

Dania termangu lalu melihat ke arah belakang Ritz dimana Ken muncul dengan senyum sumringahnya.

Jujur, rasa bersalah terhadap Ken masih begitu besar ia rasakan. Hal yang membuat Dania belum siap menampakan diri.

"Hai, Ken," sapa Dania mengubah raut wajahnya begitu cepat.

EVANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang