31. Gerbang

97 15 5
                                    

"Berani sekali kau mendekatinya."

Emilio mengusap bibirnya yang berdarah lalu mendengus pelan. Bibirnya menyeringai saat melihat Ritz telah berdiri di hadapannya. Ini memang bukan kali pertama ia melihat calon pemimpin Eleusina tetapi ini adalah pertama kalinya mereka berhadapan dengan status sebagai musuh.

"Evander."

"Drew," bisik Dania merasa terkejut dengan apa yang terjadi.

Mengapa pria bodoh itu membawa Rosabelle ke Eusturia?

Dania menjadi orang pertama yang berhasil mengejar Ritz. Gadis itu memang pantas dijuluki jenius karena memiliki kemampuan tingkat tinggi, setara dengan guru di Luzernberg jika dibandingkan.

Ia berdesis pelan, Drew terlihat menyeringai menatap Dania yang kini memilih bersembunyi di balik punggung Ritz. Hal yang kemudian disalah artikan oleh Ritz.

Dengan cekatan, Ritz bergeser melindungi Dania dari tatapan Drew.

"Dia mengenalmu, Dania."

"Dia memang pernah menggangguku, Ritz," bisik Dania membuat raut seperti ketakutan.

"Sayang sekali kedua mata biru itu harus selalu terhubung. Apa kau tahu, Evander? Matanya kini sudah berubah menjadi merah. Dia kalah."

Rosabelle masih berusaha mengalahkan kesadaran lain dalam dirinya, dibantu oleh Rhealla yang dengan setia memanggil nama Rose agar gadis itu kembali padanya.

"Orang brengsek sepertimu akan hancur. Kau pengikut Isabelle?"

"Ah, Dania. Kenapa kau terlihat takut padaku?"

"Jangan menyentuhnya!" Ritz terlihat melindungi Dania dari sentuhan Emilio.

"Masih terlihat lemah seperti biasa, tapi aku berhasil, Dania."

Alis Dania mulai mengerut, ia masih berpegangan pada punggung Ritz. Ia tak mau terlihat menjadi orang yang mengenal Emilio secara akrab. Emilio juga pasti menyadari sandiwara yang tengah gadis itu jalani.

"Kalian akan mati, senjata Isabelle telah terbuka!"

"Tuanku akan segera datang."

Setelahnya, Emilio menghilang dari pengawasan Ritz juga Dave yang baru saja sampai ke tempat kejadian perkara.

"ROSE!"

Cate berlari membantu Rhealla yang kerepotan menyadarkan Rosabelle. Gadis itu terlihat kesakitan, pipinya memerah juga beberapa kepulan asap keluar dari kepalanya.

"Rose, aku mohon. Sadarlah!"

"Sakit, Rhe," lirihnya terlihat lemas.

Cate terus mengalirkan energi penyembuh kepada Rosabelle. Dengan harapan bahwa kekuatannya dapat mengurangi rasa sakit yang Rose derita.

Ritz mulai berjongkok, pria itu terlihat menunjukkan kasihnya kepada Rosabelle. Ia genggam tangan Rose dengan lembut sambil menunggu Cate yang sedang melakukan penyembuhan.

"Kenapa kalian bisa datang ke tempat ini?"

Rhealla yang hampir menangis menoleh kepada Ritz. Pria itu membutuhkan jawaban.

"Dia menyamar sebagai murid Luzernberg, kami tidak mengetahuinya, Ritz. Aku tidak tahu pria itu adalah monster."

"Kalian bisa saling mengenal."

"Dia sudah menandai Rose! Mereka sering bertemu di sekolah."

Ritz terdiam. Pria itu terlihat marah saat mengetahui bahwa salah satu anak buah Isabelle telah mendekati Rose-nya. Sejak kejadian penutupan gerbang di segala sudut Eleusina, Ritz memang terbilang pasif di sekolah.

EVANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang