TLOM 28

30 4 1
                                    

Tandai Typo!
•Happy Reading•



"Maaf yang mulia, didepan ada dua remaja yang sedang mencari anda, laki-laki dan perempuan."

"Biarkan mereka masuk!" titah sang raja.

"Baik yang mulia," patuh prajurit itu.

Setelahnya, ia pamit dari hadapan sang raja. Saat ini raja Grithor tengah menjamu Gaurel, terbukti dengan berbagai macam hidangan di atas meja didepannya dan juga Gaurel.

"Nona, sepertinya saya kedatangan tamu, atau mungkin kita berdua kedatangan tamu," ucap raja Grithor tersenyum misterius.

"--mari nona, kita akan melihat siapa tamu yang berkunjung sore-sore begini."

Raja Grithor berdiri dari duduknya, ia tak lupa mengajak Gaurel untuk ikut bersamanya menemui sang tamu.

Sebenarnya, Gaurel kesal dengan sikap raja Grithor yang seperti itu, dia takut jika raja itu akan berbuat jahat padanya atau malah menggagalkan rencananya.

Tapi, tak urung ia juga mengikuti langkah kaki raja Grithor yang menuju Aula. Ia berhenti ketika raja Grithor duduk di singgasana nya.

"Ada apa dengan mu? Kenapa berdiri disana, kau tamu ku, duduklah!" ucap raja Grithor mempersilahkan Gaurel duduk.

Dengan perasaan aneh, Gaurel mulai mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang entah kursi siapa.

'raja yang adil dan bijaksana, tapi tidak seperti kenyataan yang kulihat!' batin Gaurel merasa aneh.

•••

"Nona, aku menemukan bukunya!" ucap Tadeus senang.

Laki-laki mini itu datang untuk menemui Alexa. Tapi, ia bahkan tak mendengar nafas gadis itu, kemana dia? Sibuk memikirkan kemana hilangnya Alexa, tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk dengan tak sabaran oleh seseorang.

Buru-buru Tadeus membuka pintu rumah.

"Siapa yang bertamu sore-sore begini? Dan mengetuk pintu dengan tidak sopan!" gerutunya sebelum pintu itu terbuka.

Setelah pintu itu terbuka, Tadeus dapat melihat seorang laki-laki muda dengan pakaian sekolah sihir yang hampir sama dengan pakaian Alexa, hanya berbeda warna.

"Siapa kau?" tanya Tadeus tidak ramah.

Pemuda itu menatap Tadeus bingung, Lalu ia bertanya. "Kau kurcaci?"

Pemuda itu Deigor, ia datang dan menyusul Alexa karena merasakan sesuatu yang tidak enak. Apalagi beberapa saat yang lalu, setelah Alexa pergi, ia melihat orang-orang menatapnya. Benar, orang-orang itu menatapnya dan detik itu juga ia yakin mantra pelindung yang Oriel gunakan telah di tarik kembali oleh sang pemiliknya entah apa yang Oriel rencanakan ia tak tahu.

"Tidak tidak, aku Tadeus seorang Griffin!" ucapannya terdengar marah.

"Oh baiklah, tapi ukuranmu tidak seperti yang lainnya?" tanya Deigor persis seperti pertanyaan Alexa beberapa waktu lalu.

"Kau adalah orang yang ke 1.000 kali bertanya seperti itu, tubuhku memang kecil karena pertumbuhanku tidak lancar," ucapannya menjelaskan.

Mendengar itu, Deigor memasang wajah sedikit terkejut.

"lalu apa mau mu datang ke rumahku?" Tadeus kemudian bertanya, masih dengan nada tidak suka.

"Tuan, apakah kau melihat wanita seumuran denganku, memakai baju seragam seperti ini?" tanya Deigor.

"Dia beberapa waktu lalu datang kesini," jawab Tadeus seadanya.

Wajah Deigor tersenyum mendengar jawaban Tadeus.

"Dimana dia sekarang?"

"Maaf tuan muda, dia tiba-tiba saja menghilang entah kemana, padahal aku baru saja menemukan petunjuk yang ia cari."

Wajah Deigor yang semula kecewa seketika menatap Tadeus dengan raut wajah yang sulit di artikan.

•••

Gentara, Edrick dan Evelyn menghentikan lari kudanya saat ketiganya berada di atas bukit yang tak jauh dari gerbang utama kerajaan Ertlands. Disana mereka bisa melihat jelas kerajaan utama negeri itu. Hanya menuruni bukit itu mereka sudah sampai di depan gerbang utama.

"Kita sudah sampai," beritahu Gentara.

"Ini bukan seperti kerajaan Ertlands, malah seperti markas kegelapan," komentar Evelyn.

"Mungkin begitu lebih tepatnya," balas Gentara.

"Lalu, bagaimana caranya kita masuk kedalam sana? Lihatlah, setiap sudut di jaga ketat oleh para Ghoul," Edrick membuka suara.

"Bagaimana dengan mantra teleportasi?" usul Evelyn.

"Mantra itu tidak akan bekerja disini, jika kita nekad menggunakan mantra nya, itu hanya akan membuat Medusa dengan muda menangkap kita,"

"Tapi sepertinya dari awal perjalanan, Medusa telah mengawasi kita ayah,"

"Benar, maka dari itu hanya ada satu cara agar kita bisa masuk kesana," ucap Gentara membuat Edrick dan Evelyn menoleh padanya.

•••

"Oriel, Dendrick!?" Gaurel berdiri dari duduknya ketika melihat kedua temannya masuk ke aula sebagai tamu sang raja.

"Gaurel? Sedang apa kau disini? Kau ma--"

"Oriel ini bukan saatnya untuk berdebat!" potong Dendrick.

Mendengar itu, Oriel mendengus kesal.

"Waw, mengejutkan! Ternyata tahananku dan tamuku saling mengenal rupanya," ucap raja Grithor seolah-olah terkejut.

"Salam yang mulia!" hormat keduanya.

"Baiklah, apa tujuan kalian datang kesini? Bertamu sore-sore begini?"

"Maaf ya mulia, kedatangan kami kesini hanya ingin memperbincangkan suatu hal penting padamu," Oriel langsung menjelaskan maksud kedatangannya.

"Tidak-tidak, tamu sebaiknya di jamu terlebih dahulu itu baru namanya menyambut tamu dengan baik," ucap raja Grithor dengan senyum khasnya.

"--pelayan! Layani tamu ku sebaik mungkin! Buat mereka merasa nyaman disini!" perintah raja Grithor.

Beberapa orang pelayan datang menghampiri Dendrick dan Oriel. Mereka berdua langsung digiring entah kemana. Hal itu membuat Oriel dan Dendrick mau tak mau mengikuti kemana para pelayan itu membawa mereka.

Gaurel yang melihat raja Grithor berjalan pergi segera menyusul sang raja.

"Raja, tunggu!"

Raja Grithor berhenti. Begitupun Gaurel.

"Aku tidak mengerti apa yang telah kau rencanakan. Tapi, dengar ini yang mulia! Aku tidak akan membiarkan kau menggagalkan semua rencana kami!" Gaurel berkata dengan sedikit tidak sopan.

Raja Grithor tersenyum lalu berbalik menghadap Gaurel dengan tangannya yang senantiasa berada di belakang punggung.

"Rencana? Aku bahkan tidak mengetahui rencana apa yang telah kalian lakukan. Nona, kau dan temanmu tidak bermaksud lain dengan kerajaan dan rakyat ku bukan?"

BERSAMBUNG....

The Lord of Mythology : Ten Key PassagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang