Tolong tandai kalau ada typo!
° Happy reading °
Setelah selesai makan di kantin. Oriel dan Alexa pergi jalan-jalan ke lingkungan sekolah. Hitung-hitung mengenal lingkungan baru. Namun, lagi-lagi Oriel merasa risih dengan pakaian yang ia kenakan. Disaat semua orang memakai seragam yang sama, dirinya malah berbeda sendiri. Dalam keadaan begitu, dalam keadaan seperti itu seseorang menghampiri mereka.
"Oriel, kamu di panggil profesor Arion."
Oriel mengangguk. "Kebetulan, aku ingin bertemu dengan profesor."
"Kalau begitu, aku duluan ke asrama," pamit Alexa yang hanya di anggukki oleh Oriel.
Setelah kepergian Alexa, Oriel langsung pergi menuju ruangan profesor Arion. Beberapa saat kemudian, akhirnya gadis itu sampai di depan ruangan profesor Arion. Ia pun mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya terdengar suara sahutan dari dalam. Oriel perlahan membuka pintu ruangan itu. Lalu, segera masuk kedalam.
"Ada apa profesor memanggil saya?" tanyanya to the poin.
"Saya ingin berbicara padamu."
"Saya juga ingin berbicara dengan profesor,"
"Kalau begitu silahkan duduk!"
Oriel langsung duduk di kursi di depan profesor Arion.
"Profesor mau berbicara apa?"
"Apakah kamu tau tentang Kerajaan Ertlands? Dan dari mana asalmu? Kau mahluk apa?" tanya profesor Arion to the poin.
"Kerajaan Ertlands? Saya tidak tahu prof, saya berasal dari bumi, dan saya ini manusia bahkan saya sendiri tidak tahu kenapa saya dan teman saya bisa sampai kesini?"
Profesor Arion manggut-manggut. "Baiklah, saya hanya ingin menanyakan itu padamu, sekarang katakan apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Saya ingin pulang," ucap Oriel to the poin.
"Pulang?" ulang Profesor Arion.
Oriel mengangguk. "Sepertinya saya tidak bisa tinggal disini."
"Kenapa?"
"Prof, seragam saya saja sudah berbeda dari yang lain, itu artinya saya bukan bagian dari kalian, saya bukan seperti kalian, saya tidak punya kekuatan atau pun sihir. Jadi, tolong bawa saya pulang, saya sangat merindukan nenek di bumi, lagi pula nenek pasti sedang mencari kami sekarang."
"Kami tidak pernah salah memilih seorang untuk bersekolah di sekolah sihir. Setiap orang yang masuk kesini pasti mempunyai bakat khusus."
"Profesor salah, buktinya saya tidak punya sihir."
"Kalau kamu tidak mempunyai sihir, sangat mustahil kamu bisa sampai kesini."
"Tap---" ucapan Oriel terpotong ketika ada orang yang masuk.
"Maaf profesor, profesor Ardigana memanggil anda," ucap orang itu.
"Saya segera kesana."
"Kalau begitu saya permisi,"
Setelah mengucapkan nya, orang itu segera pergi dari sana.
"Saya harus pergi," pamit profesor Arion.
"Tapi prof, saya belum selesai berbicara." Protes Oriel.
Tak ada jawaban lagi dari profesor Arion, membuat Oriel mendengus kesal.
•••
Alexa berjalan sendiri menelusuri koridor menuju Asramanya, langkahnya terhenti ketika tanpa sengaja ia melihat sebuah perpustakaan.
Tanpa ragu Alexa mulai memasuki perpustakaan yang sangat luas itu, berbagai buku ada disana.
"Wah, besar sekali perpustakaan ini! Kalau seperti ini aku akan puas membaca disini," ucapnya kagum.
Alexa mulai menelusuri rak buku, memilih buku yang cocok untuk ia baca. Tak lama setelahnya, Alexa mengambil satu buku.
"Dasar-dasar ilmu sihir," monolognya membaca judul buku itu.
Aelxa membuka halaman pertama buku itu. "Cara mengendalikan element Petir, yang harus di lakukan adalah konsentrasi, ayunkan tongkatmu dan ucapkan fulgurrensmen."
Jdar!
Sebuah petir tiba-tiba saja datang karena mantra yang Alexa ucapan membuat sang empunya terkejut.
Alexa mengelus dadanya, "untung tidak mengenai ku," ucapnya bernafas lega.
"Tadi itu yang melakukan itu aku? Apa iya? Aku bisa sihir?" senyumnya Alexa mengembang.
Ia langsung berjalan menuju penjaga perpustakaan untuk meminjam buku tersebut.
"Buku ini pasti sangat berguna untukku," gumamnya.
Setelah berhasil meminjam buku itu, Alexa segera pergi menuju asrama. Ia sepertinya akan belajar sihir di kamar saja. Sesampainya di kamar, ia segera membuka buku yang baru ia pinjam dan mulai mempelajari beberapa mantra sihir.
Gadis itu cukup ahli dalam bidang sihir, buktinya baru beberapa kali mencoba ia sudah lumayan bisa walau terkadang sihirnya sedikit kacau.
Alexa membaca lagi buku itu, setelah dirasa bisa ia mulai mengarahkan tongkat sihirnya ke arah pintu dan mulai memfokuskan pikirannya, "Aquavenires!"
Byur!
Sejumlah air langsung menyiram tubuh Oriel yang baru saja datang dari arah luar. Alexa langsung terdiam begitupula Oriel.
"Alexa! Apa yang kau lakukan!?" pekik Oriel tak bersahabat.
"Ma-maaf kan aku, tadi aku kira tidak orang," sesal Alexa.
######
Di hutan yang gelap, tepatnya di dalam sebuah goa. Seorang wanita berdiri dengan tangan kanan yang memegang tongkat berkepala ular. Memiliki rambut ular, bola mata yang bisa berubah merah, bibir hitam, serta memakai jubah berwarna hitam.
"INI WAKTUNYA!"
"AKU AKAN KEMBALI! HHHH!"
Suara tawa menggelegar di setiap sudut goa. Bahkan semua kelelawar berterbangan karena terkejut.
•••
Kira-kira siapa sih orang itu? Ada yang tau?
Jangan lupa untuk follow akun aku tik tok dan ig bubble_bluew untuk mendapatkan informasi tentang cerita ini.
Gimana menurut kalian tentang chapter ini? Komen disini👉
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lord of Mythology : Ten Key Passages
FantastikSalve Grata TLOM legentibus! The lord of Mythology, sebuah kisah yang terinspirasi dari suatu hal, dengan mengambil unsur kerajaan, sihir, mitologis, petualangan, laga, penghianatan, pertemanan dan percintaan. Kisah yang akan membaw...