"h-halo Jeno hehe, ini kopinya, kalau begitu aku pergi dulu ya permisi" Ucap Karina dengan grogi.
"Siapa yang suruh kamu keluar?" Ucap Jeno dengan nada rendahnya.
'kan, kan mati nih gue' Batin Karina dengan pasrah.
Karina langsung membalikkan badannya dan menghadap ke arah Jeno.
"Iya Jeno ada apa?" Tanya Karina.
"Gak usah pura-pura gak tau" Ucap Jeno kemudian memperlihatkan rekaman cctv, yang di mana itu adalah Karina sendiri yang berada di depan pintu Jeno.
'pake di perlihatkan lagi goblok, mampus gue' Batin Karina ketakutan, dan tidak berani melihat ke cctv maupun menatap Jeno.
"Apa yang kamu lakukan di luar, hm?" Tanya Jeno.
'pake nanya, orang sudah lihat di cctv juga' Batin Karina.
"Kok malah bertanya lagi?, Itu kan sudah ada di cctv" Ketus Karina, Ternyata Karina keceplosan, keceplosan kalimat kepanjangan.
"Sudah berani ya kam-"
"EH tidak hehe, jangan di pecat dong mwehehe" Ucap Karina dengan reflek memotong perkataan Jeno.
"Saya tidak akan memecat mu, kalau begitu silahkan kembali ke tempat kerja mu" Ucap Jeno.
"Oke!, Yey akhi-" Perkataan Karina terpotong segera menghentikan langkahnya, dan langsung membalikkan badannya.
"Oh iya, jangan lupa bersihkan toilet di lantai dari 1 sampai lantai atas" Sambung Jeno dengan senyum miringnya.
"Lah KOK GIT-"
"Kamu mau saya pecat hm?" Ucap Jeno dengan menatap ke arah wajah Karina.
"Eh tapi kok semua lantai ya? Mungkin kamu salah kata kali, palingan cuman lantai 1, kan?" Tanya Karina.
"Gak, cepat bersihkan dan ingat di gedung sini terdapat cctv di mana-mana. Kamu ini enak gajinya tinggi, atau saya potong jadi Rp.1.000?" Ketus Jeno.
"Yaudah deh" Akhirnya Karina menyetujui hukumannya itu, kemudian dia keluar dari ruangan Jeno dengan muka ramah senyuman yang indah. Tapi itu hanya terpaksa.
Karina sudah keluar dari ruangan Jeno dengan muka yang langsung berubah dari tadi yang senyum berubah menjadi datar.
Karina tidak ingin melampiaskan kemarahannya di depan ruangan kematian itu, melainkan melampiaskan di lift dengan batinnya, dia tidak mau di lihat oleh Jeno lagi, karena di lift pasti ada cctv-nya. Akhirnya Karina melampiaskan dengan batinnya sendiri.
'Agrjrgdh, kenapa sih harus jadi gini, mentang-mentang memang gaji aku tinggi, tapi gak gini juga masa bersihkan toilet dari lantai 1 sampai lantai atas, gak adil monyet dan babi. Argh, mati jo Jeno, kalau di dunia ini gak melarang membunuh gue bisa bunuh lu dari lalu, gue sampe potong-potong badan mu dari kepala sampai bagian Selatan mu, gue gak habis pikir, bisa gak sih gajinya di naikkan jadi 1 triliun' Batin Karina
/Heh! Baca ya, gue gak tau nol nya triliun itu berapa🤗
Setelah sudah melampiaskan, Karina langsung masuk ke toilet. Karina memang membersihkan toilet, walaupun memang di toilet tidak ada cctv, tapi Karina sambil marah-marah tidak jelas.
"ARGH MATI LU MONYET!" Teriak Karina dengan mengecilkan suaranya, kemudian membanting pel.
"PUSING GUE!!!, HUA gajinya memang tinggi, tapi kerjanya gak jelas goblok!, Ommaygattt! aku berkata kasar" Ucap Karina yang langsung memukul mulutnya karena telah berkata kasar.
"Ada suara jejak kaki, ada orng berarti EH" Ucap Karina yang tersadar kalau pelnya masih terletak di lantai, Karina langsung cepat-cepat mengambil pel itu.
Ada seorang Pria masuk ke toilet.
"Eh loh? HEH!, INI TOILET CEWEK!" Ucap Karina dengan keras.
"T-toilet cewek ya?, Oh tunggu aku keluar mengecek lagi" Ucap Pria itu, kemudian berjalan mundur untuk keluar melihat toilet yang mana toilet Pria.
"Maaf tapi ini memang benar toilet Pria, coba kamu cek" Ucap Pria itu.
"Y-yang bener?" Karina benar-benar malu kalau memang benar toilet Pria.
Saat Karina keluar toilet, ternyata memang benar toilet Pria. Tapi bukan kah dia menjadi pembersihan toilet?, Seharusnya bisa di toilet Pria dong.
'malu gue ARGH, tapi kalau aku bilang kalau aku tukang pembersih toilet, pasti bersihin di toilet Pria juga, tapi gue gak mau di bilang tukang pembersih' Batin Karina dan juga merasa malu akibat kejadian tadi.
'ARGH, pak yu lo Jeno' Batin Karina yang tentu masih kesal pada manusia kematian itu.
Skip setelah Karina membersihkan seluruh toilet di semua lantai Karina kembali ke ruangan Jeno dalam keadaan lelah.
"Permisi Jeno" Ucap Karina yang masuk ke ruangan Jeno tanpa mengetuk.
Terlihat jelas Karina lelah dan berantakan bulai dari ujung rambut sampai di roknya, Karina sudah sangat capek berkata saja suaranya gemetaran dan menatap Jeno dengan tatapan kosong.
Jeno yang mendengar Karina tidak mengetuk pintu terlebih dahulu segera membalikkan badannya ke arah Karina. Posisi Jeno memang dari sebelum Karina masuk posisinya membelakangi pintu dan dia menghadap ke jendela ruangannya.
"Kenapa kamu gak menge-" Ucap Jeno yang langsung menghentikan perkataannya setelah melihat Karina yang lelah.
"Capek? Yaudah duduk dulu"
"Beneran? Yaudah makasih Jeno"
"Jangan lupa bersihkan di semua ruangan setelah 5 menit beristirahat" Ucap Jeno. Karina yang mendengar itu kaget masa 5 menit istirahat dan di kasih pekerjaan yang seharusnya bukan dia kerjakan.
"LAH?!, KAN SAYA SUDAH BERSIHKAN TOILET KOK RUANGAN LAGI" Karina menggaskan perkataannya tanpa memotong dan tanpa keselek ludahnya sendiri. Dia tidak terima di perlakukan seperti itu.
"haha, gak saya bermain-main" Ucap Jeno yang tertawa kecil melihat tingkah Karina satu ini.
"Idih untung bos gue, kalau gak dari dulu aku berkata kasar sama kamu!" Ucap Karina yang memasang muka cemberut dan duduk.
Jeno terkekeh kecil melihat Karina.
"Kamu boleh pulang, besok saja kamu kerja, dan ya besok kerjanya lebih berat. Selamat tinggal" Ucap Jeno sambil meminum kopinya.
"HAH BER- eh" Karina tidak melanjutkan perkataannya melihat Jeno yang menatapnya dengan tajam.
"Iya permisi Jeno" Ucap Karina dengan senyum manis dan segera keluar dari ruangan mematikan itu.
Di luar ruangan Karina tetap menahan emosinya mengingat kalau ternyata ada cctv di area situ.
'gue bisa tahan emosi kok nanti di rumah baru ku hempaskan' Batin Karina dan langsung menghadap ke arah cctv dan membungkuk 90° seperti menghormati.
Jeno melihat tingkah laku Karina lewat cctv itu.
Entah kenapa Jeno malah tersenyum melihatnya.
⏳
Maaf lama up, lagi nonton ff lain soalnya.
Vote👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate About Love [Jeno x Karina]
De TodoTanpa Karina sadari Ibu Karina berutang kepada Anak CEO, Jeno. Bapak Jeno itu memberikan Mamanya saran agar utangnya lunas dengan cara Menikahi Anaknya, Jeno dan Karina. ----- ❌✖️❎✖️❌ - Terdapat kata-kata kasar - Tidak baku - Hal-hal yang negatif at...