08.

7 1 0
                                    

Burung-burung berkicauan menyambut mentari pagi yang baru saja terbit. Cahaya mentari yang menghangatkan membuat seorang gadis menutup matanya untuk menikmati. Senyumnya mengembang sempurna. Rencana demi rencana telah tersusun secara rapi dalam kepalanya.

Pertama, Atria akan bekerja di kediaman Scheat sebagai prajurit.
Atria akan menjadi prajurit selama beberapa tahun untuk mengumpulkan uang demi kelangsungan hidupnya.
Kedua, dia akan menemui penyihir agung di Kerajaan Crater.

Setelah berhasil memahami abjad dan kata di dunia ini, Atria berhasil menemukan sebuah petunjuk. Saat berada dalam Kediaman Scheat, Atria meminta izin pada Albari untuk memasuki perpustakaan. Dia menghabiskan waktu seharian penuh untuk mencari petunjuk. Perpustakaan Keluarga Scheat sangatlah luas, begitu sulit bagi Atria untuk menemukan buku yang dia butuhkan.

Namun, saat langit mulai memerah Atria menemukan sebuah buku yang sudah sangat berdebu tergeletak sendirian disalah satu rak kosong diujung belakang perpustakaan. Keberadaan buku itu yang satu-satunya dalam rak itu membuat Atria tertarik untuk mendekat, hingga dia membaca judulnya yang membuat Atria cukup kaget. Karena judul buku itu tertulis dengan Bahasa Inggris, bahkan isinya pun menggunakan Bahasa Inggris.

Saat itu Atria sangat antusias dan terharu, walau buku itu tipis dia sangat yakin dia akan menemukan sesuatu dalam buku itu.  Apalagi buku itu yang tertulis dalam Bahasa Inggris membuat Atria yakin bahwa ada orang lain dari Bumi yang datang ke dunia ini selain dirinya. Atria antusias, siapa tau dia bisa bertemu dengan orang Bumi yang ada di dunia ini.

Namun, harapan Atria hancur seketika begitu Albari menegurnya saat itu.

"Kau bisa membaca buku itu?" tanya Albari, dia terlihat sangat terkejut melihat Atria yang duduk dijendela besar dalam perpustakaan sambil memangku buku milik leluhurnya.

"Tentu saja, karena buku ini ditulis dengan salah satu bahasa dari benua tempat saya tinggal," jawab Atria antusias.

"Benarkah? Berarti leluhurku berasal dari benua yang sama denganmu. Pantas saja benuamu tidak terdengar sampai Kerajaan ini, karena menurut cerita kakekku leluhurku berasal dari wilayah yang sangat jauh," ucap Albari yang ikut antusias.

"L--leluhur?"

"Iya, leluhurku lah yang menulis buku itu."

Atria tertegun, jika Grand Duke itu berkata leluhur berarti orang yang menulis buku ini kemungkinan besar sudar meninggal. Atria segera membuka buku dalam pangkuannya itu, dia belum sempat membukanya karena Albari terlebih dahulu menegurnya. Kata-kata sambutan dalam buku itu membuat Atria cukup terkejut karena ditulis dengan Bahasa Inggris kemudian dibawahnya diartikan dalam Bahasa Indonesia.

'Hai. Namaku Joko Warluyo, orang-orang di Kerajaan Corvus dan dunia ini mengenalku dengan nama Jovwar Scheat. Aku sengaja merubah namaku karena aku merasa namaku agak tidak sesuai dengan dunia ini, haha. Aku seorang mapala, aku masih ingat saat-saat terakhir aku mendaki di gunung X lalu tiba-tiba aku terpeleset dan malah sampai di dunia lain. Cukup lucu bukan?

Aku sengaja membuat buku ini agar kalian para generasi selanjutnya tahu bahwa ada alasan khusus kenapa kita dibawa ke dunia ini. Kata penyihir agung, akan selalu ada orang pilihan yang dipanggil dari Bumi untuk ke sini dengan alasan yang berbeda-beda setiap seratus tahun sekali.

Alasanku sendiri didatangkan dari Bumi ke sini adalah untuk membantu Kerajaan Corvus yang saat itu sedang dalam masalah. Kerajaan Corvus berada dalam ambang kehancuran, kelaparan dimana-mana. Rakyat Kerajaan Corvus yang hidup dengan tambang mulai resah saat hasil tambang mulai habis.

Sejak dulu rakyat kerajaan ini hanya mengandalkan tambang untuk menunjang kehidupan mereka padahal ada banyak tanah subuh di kerajaan ini. Karena itulah aku didatangkan dari Bumi. Aku ditunjuk untuk mengajari mereka bercocok tanam karena saat itu aku mahasiswa pertanian yang cukup cerdas. Entah darimana mereka mendapatkan informasi itu sampai mereka menunjukku.

Aku cukup beruntung karena setelah  luntang-lantung di dunia ini aku bertemu dengan penyihir agung. Dia memberitahukan tugas dan alasan aku berada didunia ini, dia juga mengatakan bahwa aku bisa saja kembali ke Bumi setelah tugasku selesai. Namun, setelah tugasku selesai aku tidak kembali.

Aku jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Sofia, dia hanya gadis desa bukan bangsawan, tapi dia begitu cantik dan anggun sehingga dia bisa mendampingiku yang saat itu mendapatkan gelar Grand Duke karena berhasil menyelamatkan kerajaan dari ambang kehancuran.

Awalnya aku cukup keberatan karena gelar itu yang menurutku terlalu tinggi, tapi karena beberapa hal akhirnya aku menerima gelar itu. Aku diberikan sebuah wilayah yang cukup subur untuk aku kelola, aku yang hanya mahasiswa pertanian cukup sulit memerintah sebuah wilayah, tapi Sofia istriku yang memiliki sedikit ilmu politik benar-benar membantu. Akhirnya kami belajar bersama-sama sampai kami bisa memimpin wilayah kami hingga menjadi wilayah yang makmur, bahkan kami dikaruniai seorang anak laki-laki.'

"Bisa kau katakan apa saja yang tertulis dibuku itu?"

Pertanyaan Albari membuat Atria tersentak. Gadis itu benar-benar terhanyut dalam bacaannya, sampai-sampai melupakan Albari yang masih duduk disampingnya.

"Kau terlihat sangat serius membaca buku itu, jadi aku penasaran apa yang tertulis didalamnya." Albari kembali berucap membuat Atria menatapnya dengan rumit.

Atria jadi bingung, harus menceritakan dengan jujur atau tidak tentang isi buku ini? Albari keturunan si penulis buku, bukankah seharusnya Albari tau apa yang ditulis dalam buku ini?

"Apa leluhur anda tidak menceritakan tentang isi buku ini sedikitpun?" tanya Atria.

"Tidak. Kakek mengatakan bahwa leluhurku enggan mengajari anak-anaknya bahasa tempat tinggalnya. Kakek merasa, leluhurku itu ingin merahasiakan isi buku itu sehingga tidak mengajarkan kami bahasanya. Aku sangat penasaran, maukah kau memberitahuku?"

Dari cerita Albari, Atria jadi paham bahwa Jovwar Scheat atau Joko Warluyo tidak ingin ada orang yang tau bahwa dia berasal dari dunia lain. Atria pun begitu, jadi Atria tidak akan memberitahukan sepenuhnya isi buku itu.

"Tidak ada yang istimewa dari isi buku ini Yang Mulia Grand Duke. Leluhur anda hanya menceritakan tentang kehidupannya sejak berada di kerajaan ini," jawab Atria, tapi sepertinya Albari tidak puas dengan jawaban Atria.

"Jika hanya kisah hidupnya, kenapa dia rahasiakan dari kami?"

Atria menunduk kemudian menutup buku itu, dia menelan salivanya. Bagaimana dia akan menjawab pertanyaan Albari? Otaknya mendadak lemot jika berada dalam situasi rumit seperti ini. Daripada membuat Albari curiga, Atria lebih memilih untuk kabur. Dia segera berdiri diikuti Albari yang memandangnya bingung.

"Maaf Yang Mulia Grand Duke, hari sudah semakin gelap. Perut saya sudah sangat bergemuruh, saya belum makan sejak siang. Jika menahan sebentar lagi saya rasa saya akan pingsan. Jadi saya mohon undur diri," ucap Atria sembari menunduk sopan.

Atria meniru perilaku beberapa pelayan saat mengobrol dengan Albari, biar bagaimanapun Albari ini adalah bangwasan tinggi sedangkan Atria hanya rakyat jelata. Jadi dia tetap harus menghormati lelaki didepannya itu. Albari menghela napas, jelas dia tau kalau Atria sengaja menghindar.

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Terima kasih Yang Mulia Grand Duke."

Saat itu mungkin Atria bisa menghindar, tapi kedepannya ... Atria tidak tau.

Bersambung ....

Tadinya part ini bakal langsung dipublish, tapi ternyata pas dibaca ulang eh, ternyata banyak typo 😭






Accidentally entered another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang