Atria benar-benar puas, tawanya memenuhi ruangan mantan Grand Duke. Bahkan mantan Grand Duke yang tadinya berteriak khawatir melihat Albari menghantam dinding, justru malah ikut tertawa saat melihat dua gigi Albari benar-benar jatuh.
"Rasakan! Makanya jangan pernah menghinaku!" Atria mengulurkan lidahnya ke arah Albari untuk mengejek laki-laki itu.
"Nona, anda benar-benar kuat," puji Zosma---Mantan Grand Duke.
Atria mengalihkan tatapannya ke Zosma kemudian tersenyum bangga. "Terima kasih Tuan."
Atria kembali menatap Albari saat terdengar suara decihan dari laki-laki itu. Atria menatapnya dengan senyum meremehkan, sementara Albari menatapnya dengan marah.
"Astaga Albari! Ada apa denganmu!?" Seorang perempuan paruh baya berlari menghampiri Albari, dia mengusap darah dari mulut Albari dengan sapu tangan. Wajahnya terlihat sangat khawatir, bisa Atria tebak bahwa dia adalah mantan Grand Duchess atau ibu dari Albari.
Melihat wajah khawatir perempuan itu membuat Atria sedikit khawatir, bagaimana jika perempuan itu memarahi Atria karena telah menyakiti anaknya? Terus Atria dihukum mati? Tidak! Sangat berharap bahwa takdir seburuk itu tidak akan menghampirinya.
"Siapa yang melakukan hal ini padamu, Nak?" tanya Mimosa---Mantan Grand Duchess---pada Albari dengan nada khawatir. Padahal tadinya dia berniat menyambut anaknya yang baru saja pulang dari perang, tapi pelayan mengatakan padanya bahwa putranya datang ke ruang kerja suaminya sehingga dia segera menyusul ke sini. Namun, dia malah melihat anaknya menghantam dinding sampai muntah darah.
"Dia, dia yang melakukannya ibu. Dia anak haram ayah," jawab Albari sembari menatap Atria dengan tajam.
"A--apa?" Mimosa tertegun. Suaminya berselingkuh? Tubuh Mimosa limbung, kalau saja tidak ditangkap Albari tubuh Mimosa sudah jatuh ke lantai. Perempuan itu menoleh ke meja kerja suaminya, tepatnya pada gadis yang duduk disana. Gadis itu berambut hitam. Hati Mimosa seketika terasa hancur. Suami yang sangat dicintainya, ternyata mengkhianatinya.
"Tidak Mimosa! Dia hanya membual, aku tidak pernah mengkhianatimu." Zosma segera menghampiri sang istri, merebutnya dari sang anak. Dia memeluk sang istri dengan begitu erat. "Kumohon percaya padaku, aku tidak pernah berselingkuh darimu."
"Jangan percaya Ibu, jelas-jelas gadis itu anak haram Ay--"
"Cukup Tuan Grand Duke!" Atria sudah mulai merasa muak dengan Albari, dia berdiri kemudian melangkah mendekati mereka. "Berhenti menuduh tanpa bukti!"
Albari terkekeh. "Bukti? Apa rambut hitammu tidak cukup membuktikan bahwa kau memiliki darah Scheat?"
Atria mengernyit, jadi laki-laki itu menuduhnya hanya karena rambutnya berwarna hitam? Atria menggeleng tidak percaya. Seorang panglima, tapi begitu gegabah. Atria menghela napas.
"Tuan Grand Duke yang terhormat. Anda harus tau, rambut hitam saya berasal dari gen kedua orang tua saya dan ayah saya bukanlah ayah anda! Mungkin karena disini rambut hitam cukup langka, jadi anda menuduh saya hanya karena warna rambut kita sama. Namun, hanya karena warna rambut kita sama, anda tidak bisa menuduh saya sembarangan seperti ini!" ucap Atria tegas.
"Tapi hanya Keluarga Scheat yang memiliki warna rambut hitam di benua ini!" Albari berucap tidak kalah tegas.
"Di benua ini mungkin ya, tapi di benua tempat saya berasal rambut hitam adalah hal yang lumrah. Bahkan semua orang di neg--kerajaan tempat saya tinggal berambut hitam. Jadi tuduhan anda sangat tidak berdasar dan sangat salah!"
Ucapan Atria membuat mereka bertiga terkejut. Sebuah benua dengan orang-orang rambut hitam? Dimana benua itu? Dibenua barat ini hanya orang yang memiliki darah keluarga Scheat yang memiliki rambut hitam, sedangkan di benua timur juga hanya satu keluarga itupun masih memiliki hubungan darah dengan keluarga Scheat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally entered another world
FantasiMendaki gunung sampai puncak ❌ Mendaki gunung sampai dunia lain ✔ Gara-gara teman jahil yang mengganti petunjuk jalan, Atria malah sampai ke dunia lain. Begitu sampai disana malah bertemu makhluk sombong yang suka menghina, bahkan mengaku sebagai ma...