Hidup akan harus berjalan bagaimana pun keadaannya. Semua akan tetap berjalan pada jalan yang memang sudah ditentukan dari-Nya. Hal itulah yang selalu Naira tekankan kepada dirinya sendiri agar hidup yang dijalaninya sedikit ada warnanya tidak melulu hitam semua.
Berjanji kepada diri sendiri itu ternyata lebih berat dijalani daripada berjanji kepada sesama manusia. Memang sebuah janji yang selalu terikat itu tidak akan pernah mudah untuk dilewati sendirian. Naira seringkali mengingkari janji kepada dirinya sendiri karena Naira terlalu menyerah pada kehidupan yang dijalani sendiri. Semua berat jika dibayangkan dimana realitanya itu lebih sangat menyakitkan lagi. Banyak keraguan yang tersimpan didalam diri Naira kepada sesama manusia ataupun ke Tuhannya sehingga banyak hal yang tak pernah Naira kembali perjuangkan untuk menggapainya.
Terkadang Naira sering berfikir jika ada banyak hal yang Naira sendiri tak paham akan hal tersebut kenapa menimpa Naira. Berbagai rangkaian peristiwa yang menghampiri Naira dan tak pernah terbayangkan akan kehadirannya. Ditambah Naira juga tak pernah oaham akan keinginan Semesta terhadap kehidupannya. Jika diurutkan dari lahir hingga diumur Naira yang sekarang kenapa banyak sekali rasa sakit yang hadir kedalam hidup Naira tanpa ada jeda buatbsekedar bernafas saja. Hingga Naira tak tahu kata mana yang pantas untuk dirangkai guna menceritakan segala kehiduoan yang telah dilewatinya.
Rangkaian hidup yang terlalu rumit dan sulit untuk dijelaskan. Kadang Naira tak lupa mengucapkan banyak kata Terima kasih kepada dirinya sendiri yang masih yakin untuk bertahan hingga fase saat ini. Walau diiringi dengan banyak luka, airmata dan juga kata menyerah disertai banyak sekali keraguan terhadap Tuhan sudah cukup membuat Naira dalam menutupi dirinya sendiri dari segala hal yang tak lagi ingin Naira lalui.
Lucu saja kalau terus diingat tentang segala hal yang telah Naira lewati. Tentang segala hal yang telah terjadi dan tidak akan sanggup untuk dilupakan begitu saja. Katanya kan, hidup tanpa masa lalu itu seperti mati dan hidup dengan masa lalu bahagia siap-siap akan ada tangis air mata pada akhirnya serta hidup yang penuh luka dimasa lalu pun belum tentu menemukan sebuah bahagia dimasa yang akan datang.
Naira sekali lagi tak pernah menyesali segala hal yang pernah dilewati ataupun pernah singgah didalam hidup Naira dulu hingga sekarang. Baik buruknya ataupun senang yang pernah datang dalam hidup Naira adalah satu rangkain yang terbaik dari Tuhan untuk Naira. Walaupun Naira saat ini sudah lupa bagaimana definisi bahagia yang sebenarnya sangking banyaknya luka yang Naira rasakan sehingga semua bahagia seolah sirna tak tersisa. Bahkan Naira tak pernah bisa menjabarkan sebuah kata bahagia dalam level terendahnya apalagi jika ditanya level tertingginya sungguh Naira tak akan bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Kata manusia lain, dalam. Mencapai sebuah bahagia itu simpel dan mudah dalam pencapaiannya. Tapi, kenapa tak pernah mudah bagi seorang Naira apakan Tuhan menciptakan Naira dengan banyak perbedaan dari manusia lainnya. Atau nAira saja yang saat ini sudah bodo amat akan hidupnya sehingga tak pernah memahami segala hal kecil yang mampir dihidupnya bahkan bisa membuat Naira masih bertahan sampai difase saat ini. Lagi pula Naira sudha mencetak tebal didalam otaknya dimana Tuhan itu tak pernah berbuat adil atas hidupnya. Naira lupa Tuhan akan Tuhan itu sama dengan apa yang diprasangkakan oleh hambaNya.
Naira terlalu melupakan jika Tuhan itu sama dengan apa yang sedang Naira pikirkan. Mungkin itu juga yang sedang Naira jalani, dimana Naira selalu mendewakan rasa keraguannya atas segala hal yang Tuhan berikan kepada dirinya
Naira jarang sekali memandang baik atas segala takdir yang terjadi selain selalu menganggap semua itu sebagai satu keburukan yang selalu ditimpakan kedalam kehidupan Naira." Tuhan itu ternyata baik karena mengabulkan aap yang pernah menjadi sebuah harapan terbesar didalam hidup Saya yaitu bisa bertemu Kamu kembali. "
Nair aterlonjak kaget kalau lamunannya kembali terusik oleh orang. Naira melihat sekilas siapa laki-laki yang tiba saja sudah duduk disamping Naira tanpa meminta izin terlebih dahulu. Naira mengerutkan dahinya , guna melihat dan mengingat apakah Naira pernah berbicara atau mengenal laki-laki disampingnya itu. Sepertinya Naira tidak terlalunasing dengan wajah lelaki itu setelah sekian detik memerhatikan. Namun, Naira tak bisa mengingat laki-laki itu dengan baik.
YOU ARE READING
TAKDIR
Fanfiction"Nggak semua masalah yang sedang Kamu hadapi saat ini harus Kamu ceritakan kepada manusia,jika Kamu tidak sanggup buat bercerita.Tenangkan pikiranmu, nikmati rasa sakitnya dan perlahan Kamu akan berdamai dengannya. Selalu ada jalan buat yang berusah...