PART 03

3 0 0
                                    

Perjalanan panjang itu baru akan dimulai. Semuanya akan kembali pada setelan baru dimana semuanya akan kembali dijajaki mulai dari awal lagi. Entah harus dari mana dan mulai dari mana untuk memulai semua hal tersebut. Tidak ada planning ataupun sebuah harapan yang ingin diwujudkan karena kembali semua itu terjadi secara mendadak bukan.

Pagi ini Naira termenung di kamarnya sendiri. Sedari semalam Naira tak lagi bisa tidur karena otaknya terus memikirkan hal-hal yang entah kenapa bisa begitu saja muncul dibenakknya hingga memaksanya untuk berfikir keras. Sehingga sedari semalam yang Naira lakukan hanyalah mengemasi barang-batangnya dimana yang masih utuh tak tersentuh oleh Rina maupun Sheila. Barang-barang milik Naira masih utuh tertata rapi didalam kamarnya, padahal Naira juga tak pernah mengunci pintu kamarnya. Tadi malam juga Dodi meminjami Naira koper melihat barang-barang Naira yang begitu banyak dan tidak mungkin untuk ditinggal dirumah ini, pemilik rumah ini pun meminta rumah ini dikosongkan.

Mungkin nanti sebagian barang milik Naira yang tak lagi berguna akan Naira sumbangkan saja. Sayang untuk di buang lagian masihblayak juga untuk di pakai cuma saja tak pernah lagi Naira pakai. Karena ukurannya yang sudah kekecilan dan tak muat lagi untuk di pakai Naira.

Tadi, Dodi pamit keluar sebentar entah mau kemana Naira tak begitu banyak tanya juga. Dirumah ini sudah tak lagi menyediakan apa-apa semua telah lenyap bahkan bahan makanan pun juga habis tak bersisa. Karena perutnya sudah lapar dengan keterbatasa uang juga Naira ingin sekali keluar untuk membeli sarapan. Tapi, Naira berada diambang kebingungan, antara beli sekarang atau menunggu Dodi pulang karena takutnya jika Naira belikan sekarang Dodi sudah makan diluar, kan sayang uangnya yang menipis itu. Alhasil, Naira masih duduk didalam kamarnya karena Naira memilih menunggu Dodi pulang saja. Tak apalah Naira menunda laparnya lagian kan Naira sudah biasa juga jika menggabung sarapan bersama makan siang.

Naira memilih melanjutkan mengemas barang-barang nya yang ternyata masih banyak juga. Tidak pernah Naira sangka jika barang-barang yang terlihat sedikit itu kalau dikemas jadi banyak juga. Hampir 3 kardus mie, 1 koper yang lumayan besar juga ditambah madih ada 2 tas ransel yang sangat berat sekali karena kebanyakan diisi dengan buku-buku yang menurut Naira masih penting untuk dibawanya.

Naira merasa Tuhan baik karena tadi malam pemilik toko atau tepatnya bosnya bekerja tiba-tiba menghubungi Naira dan menawarkan tempat tinggal secara gratis. Ada sebuah gudang yang berada di belakang toko tempat Naira bekerja kosong dan bisa Naura tinggali bersama Dodi. Tak heran jika bosnya itu tahu tentang keadaan rumah Naira yang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Karena kebetulan istri dari bosnya itu tetangga dekat Dodi. Dan masalah rumah tangga Dodi dengan Rina sudahlah menyebar luas dan banyak yang tahu.

Rencananya juga siang nanti, Naira dan Dodi akan datang untuk melihat serta membersihkan gudang tersebut. Agar secepatnya bisa digunakan untuk tempat tinggal Naira dan Dodi. Untung saja Dodi setuju dan amu tinggal dirumah yang luasnya hanya seoetka itu, bahakan hanya ada satu kamar tidur dan kamar mandi saja. Tidak ada bagian lain selain ruangan yang tak bersekat. Namun, itu tak akan menjadi masalah yang besar buat keduanya yang terpenting adalah keduanya punya tempat untuk berteduh saja sudah cukup.

Hari ini juga Naira dapat free libur untuk mempersiapkan semuanya. Betapa beruntungnya Naira masih dikelilingi oleh orang-orang yang bersikap baik nan tulus kepada dirinya kala dirinya memang benar-benar butuh diberikan pertolongan. Sungguh Naira tak tahu lagi hal apa yang pantas untuk membalas kebaikan orang -orang yang menolongnya itu. Bosnya itu sungguh baik menolong hidup Naira yang memang terdengar sangat malang tersebut. Hour 8 tahun, Naira selalu diberi pertolongan oleh Bosnya. Mungkin hal ini juga yang tak pernah Naira sadari bahwa Tuhan masih berbaik hati memberi Naira pertolongan lewat orang yang ada disekitarnya ditengah ketidakmungkinan yang Naira rasakan.

TAKDIRWhere stories live. Discover now