PART 22

0 0 0
                                    

Hari yang terasa pahit buat di jalani akan berjalan dengan lambat dan semuanya akan berat juga buat dijalani dengan baik-baik saja. Hal itu sekarang yang sedang Naira hadapi, dimana masalah yang sedang menghampirinya kali ini semakin bertambah. Seolah, Tuhan ingin menunjukkan kepada Naira jika tidak ada izin lagi bagi dirinya bertahan dengan Bayu apapun alasannya. Satu persatu masalah datang secara bersamaan dan berakhir menggantung belum menemukan penyelesaian sedikit pun.

Bayu memang sudah sadar sedari pingsannya tadi dan lagi-lagi Naira menjadi tersangka utama dipermasalahan kali ini, seolah Naira juga lah yang menyebabkan masalah yang ada semakin rumit. Karena keegoisan Naira yang ingin mengakhiri semuanya malah membuat Naira diambang sebuah kesulitan.

Bayu memilih mendiamkan Naira dari sadar hingga sekarang. Awalnya, Naira merasa bodo amat, namun ternyata Naira malah berfikir negatif dan pusing sendiri saat Bayu bersikap acuh dan tak kunjung mengajaknya bicara. Naira merasa ada sesuatu yang hilang kala mendapatkan sikap seperti itu dari Bayu, padahal Bayu belum genap 24 jam mendiamkan Naira.

Ditambah Laura yang juga ikut mendiamkan Naira gegara Laura masih merasa kecewa dengan sikap yang Naira ambil hingga membuat Bayu kembali terpuruk. Kehadiran Naira diruangan saat ini saja seolah tidak memiliki arti. Namun, saat Naira mempunyai niatan untuk pulang kerumah malah semuanya kompak diam tidak ada yang menyahuti ucapan Naira tersebut. Hingga, Naira dibuat bingung harus mengambil sikap yang mana, bertahan dengan tidak dianggap kehadirannya atau pulang saja walaupun tidak ada yang menjawab sama sekali.

Sungguh sehari saja ingin rasanya Naira hidup dengan tenang tanpa harus memikirkan hal-hal yang selalu bisa membuat otaknya berfikir keras. Namun, tidak juga mendapatkan hasil atau keputusan yang baik. Naira kan juga sekedar manusia biasa yang mana kerjaannya hanya bisa mengeluh capek dan inginnya menyerah saja daripada terus berjuang dimana semuanya sudah diketahui jika hasil akhirnya adalah sebuah kecewa.

Naira tahu sifat egois dan keras kepala yang Naira miliki memang selalu menimbulkan satu masalah. Namun, di masalah nya kali ini tidak ada opsi yang bisa Naira ambil, karena semua nya memiliki efek samping sama-sama menyakitkan. Karena juga kedua sifat buruk Naira tersebut membuat orang lain menjadikan Naira orang yang paling bersalah di setiap masalah.

Padahal kalau orang lain paham akan kesulitan yang Naira hadapi saat ini, mungkin Naira lah yang bisa disebut paling terluka di masalah kali ini. Naira sendiri harus menanggung semuanya sendirian tanpa ada satu orang pun yang bisa Naira jadikan tempat bercerita dengan baik dan menjadi orang yang bisa memberi saran akan segala keputusan yang Naira perbuat dimana baik buruknya dari keputusan tersebut. Semuanya semakin rumit kala situasi yang ada tidak bisa menjadi baik-baik saja hingga semunya menjadi serba salah.

Andai saja Naira bisa berteriak, mungkin Naira sudah berteriak sekencang mungkin dan mengatakan kemereka semua,jikalau Naira juga merasakan luka dan sakit yang sama seperti yang mereka rasakan. Dimana semua keputusan yang Naira ambil juga sudah Naira pikirkan dengan matang-matang. Bukannya Naira terlalu mendewakan keegoisan dirinya sendiri melainkan Naira juga tidak bisa memaksa bertahan pada apa yang bukan milik Naira ataupun pada sesuatu yang tidak diperuntukkan Naira.

Namun semua orang menutup mata tentang itu semua dan menyalahkan Naira atas segala hal yang terjadi. Namun, Naira paham jikalau orang tidak akan memahami Kita semua secara utuh kalu belum pernah merasakan berdiri di situasi yang saat ini sedang Naira pijaki. Hingga hal tersebutlah yang membuat Naira menahan dirinya agar tidak meledakkan emosinya kala orang lain mencaci Naira dengan segala ketidak tahunnya mereka.

Sore ini semua berkumpul didalam ruangan Bayu, saat ini juga Laura dan Seina sedang berusaha membujuk Bayu untuk makan, bahkan kedua perempuan itu berlomba untuk menyuapi Bayu. Keduanya mengiming-imingi Bayu dengan berbagai macam bentuk makanan dan berbagai macam rasa sudah tersedia semua. Namun, tidak ada satupun makanan yang Bayu lirik maupun makan padahal berbagai jenis makanan tersebut berada didepan mulutnya. Bayu menutup rapat mulut dan matanya kala Seina atau Laura menyodorkan makanan kehadapan wajahnya.

TAKDIRWhere stories live. Discover now