Sebelum baca, jangan lupa vote ya. Ini cerita bakal banyak manis-manisnya. Jadi, jangan tegang-tegang amat. Yuhhuuuuu.... Simpen juga cerita ini di library ya. Happy reading.
Gas, ramaikan, yoook!
❤️❤️❤️
Miyu mendorong pintu taksi online yang dia naiki. Sebuah ponsel terhimpit di antara bahu dan telinganya. Tangan lainnya sibuk membawa barang bawaan. Di tengah kerepotan itu, dia sempatkan berterima kasih kepada driver taksi online sebelum benar-benar keluar.
"Jangan lupa bintang lima ya, Mbak," ucap si driver sambil nyengir.
"Tenang, Mas. Saya kasih sepuluh ntar," jawab Miyu asal sebelum keluar.
Begitu keluar dari taksi, hawa panas kontan menyerang. Dia sedikit mendongakkan kepala melihat awan putih bergelantungan di langit kota yang terik. Panas gila!
Wanita 27 tahun itu bergegas menuju gedung kantor. Kulitnya bisa terbakar lama-lama di bawah sinar matahari langsung. Sementara itu, suara yang berasal dari ponsel pintarnya terus menyerocos. Menambah hawa makin panas.
"Buruan! Jangan malu-maluin. Kasih kesan pertama yang bagus buat manajer baru kita," ujar suara berisik di ujung telepon.
Sambil terus melangkah cepat Miyu membalas. "Iya, ini gue udah di bawah. Sabar, napa sih, El. Tuh manajer kan nggak ke mana-mana juga."
"Et, dah. Tapi nggak lucu kalau asistennya malah kagak ada pas dia muncul."
"Ya, kan gue lagi kerja menggantikan tugas dia. Gimana sih."
"Ah, udah. Cepetan ke sini, pokoknya. Gue bakal pastiin lo nggak nyesel jadi asmen kalau udah lihat dia."
Sambungan lalu mati sepihak. Miyu mengernyit dan melihat layar ponsel. Panggilan berakhir. "Astaga, nih anak nggak sopan banget main putus aja," omelnya.
Bersamaan dengan itu, wanita dengan potongan rambut wavy short hair itu memasuki lobi gedung berlantai 33, tempat kantornya berada. Dia berjalan cepat. Mengambil langkah panjang menuju tempat lift berada. Napasnya bahkan sedikit tersengal. Di tengah usahanya agar segera sampai ke lift, seseorang dengan santai mendahului langkahnya.
Miyu sampai harus melebarkan mata ketika melihat orang itu berjalan begitu teramat santai, tapi bisa mengalahkan dirinya yang seolah sudah mengerahkan semua tenaganya untuk bergerak. Seandainya saja dia memiliki kaki yang sedikit lebih panjang seperti itu. Hufft.
Wanita berwajah oval itu mencibir dan mengumpati kakinya sendiri yang pendek. Peduli setan! Yang penting dia bisa sampai ke tempat tujuan.
Miyu sampai di lantai 18 belas dengan napas yang sedikit terengah. Selepas keluar dari lift dia masih harus berjalan sepanjang koridor menuju lantai kantor marketing berada.
Tatapnya langsung bisa menangkap keberadaan Ela. Wanita manis bermata bulat itu memberinya kode bahwa pria yang sedang berdiri di antara para staf adalah manajer baru itu.
Miyu mengangguk paham. Dia lantas menarik napas dan berdeham sebentar. Dia tarik masing-masing sudut bibirnya ke atas, membentuk seulas senyum sebelum memasuki ruang kantor marketing.
"Selamat siang semuanya. Maaf, saya terlambat," sapa Miyu dengan nada riang.
Kontan semua menoleh mendengar ucapan salam ceria ciri khasnya. Kecuali manajer baru itu. Punggung yang terlihat kokoh itu masih membelakangi Miyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twenty Years (TERBIT E-book)
General FictionSetelah 20 tahun berpisah Miyura Nanda dipertemukan lagi dengan Aaraz Radhitya, teman masa kecil sekaligus cinta monyetnya yang tiba-tiba saja menghilang. Pertemuan itu mengejutkan Miyu lantaran Aaraz adalah manajer baru di tempatnya bekerja sekara...